Ditawari Naik Gaji atau Promosi Jabatan, Pilih Mana?
- Saat ditawari promosi jabatan atau naik gaji, pasti kamu akan bingung memilih di antaranya. Mana yang lebih baik.
Dalam hal ini berarti, promosi jabatan tanpa kenaikan gaji. Pun sebaliknya, naik gaji tanpa kenaikan pangkat.
Situasi tersebut bisa saja terjadi. Promosi jabatan membuat kamu semakin dekat dengan jenjang karier yang diimpikan. Namun di sisi lain, tak munafik semua orang butuh uang.
Apalagi dengan semakin tinggi jabatan, makin berat pula tanggung jawabnya. Tugas bertambah, tetapi gaji tetap rasa ‘bawahan.’
Antara promosi jabatan atau naik gaji, mana yang bagus untuk keberlangsungan karier jangka panjang? Berikut penjelasannya, seperti dikutip dari Cermati.com.
Baca juga: Tak Perlu Jadi Kutu Loncat untuk Naik Gaji, Begini Tipsnya
Ingat Lagi Tujuan Karier Kamu
Saat dilanda dilema menyangkut persoalan di atas, kamu harus kembali mengingat tujuan kariermu. Apakah bekerja hanya untuk mencari uang atau justru ingin mengejar ‘pangkat.’
Misalnya, dalam lima tahun ke depan, tujuan kariermu ingin menjadi direktur di perusahaan. Itu artinya, fokus kamu pada kenaikan jabatan.
Target dua tahun pertama bekerja diangkat jadi Asisten Manajer, lalu naik menjadi manajer di tahun ketiga. Tahun keempat atau kelima, loncat menjadi direktur.
Begitulah gambaran tujuan kariermu. Kamu merasa tertantang bila dipercaya sebagai atasan.
Sementara yang bekerja hanya untuk mendapatkan uang, tidak akan terlalu ambisius dengan ‘pangkat.’ Tak apa bertahun-tahun kerja hanya menjadi staf. Yang penting gaji naik setiap tahun.
Baca juga: Tiga Kesalahan yang Harus Dihindari Saat Minta Naik Gaji
Jadi, sudah jelas bila tujuan kamu ingin menapaki karier yang lebih tinggi, kamu dapat memilih promosi jabatan. Bila kamu memiliki performa kerja bagus, mampu mencapai target perusahaan, pasti perusahaan akan menaikkan gajimu.
Atau dengan jabatan baru tersebut, kamu dapat mengembangkan karier lebih jauh sehingga gaji pun akan mengikuti dengan sendirinya. Namun bila jabatan bukanlah prioritas utama, jatuhkan pilihan menerima kenaikan gaji.
Tak masalah, sebab tujuan karier setiap orang berbeda. Tetap yakin pada kemampuan diri sendiri dan setiap pilihan yang diambil.
Baca juga: INFOGRAFIK: Naik Gaji Belum Tentu Bikin Bahagia
Terkini Lainnya
- Gelar BIK 2024, Bos OJK: Perluas Literasi Inklusi di Luar Jawa
- Cara Cek Jumlah Peserta SKD CPNS 2024 untuk Setiap Formasi di SSCASN
- Mengapa Perlu Pajak Minimum Global 15 Persen?
- Gelar Hackathon, Dirut Sucofindo: Teknologi adalah "Problem Solver"
- [POPULER MONEY] Daftar Kantor Cabang BRI yang Buka Sabtu Minggu | Sri Mulyani Bantah Daya Beli Masyarakat Turun
- Apakah KIS Bisa Digunakan Dimana Saja?
- Cara Mudah Transfer Livin’ by Mandiri ke DANA
- Mengenal Apa Itu Short Selling, Proses, dan Risikonya
- Daftar Emiten yang Bakal Bagi-bagi Dividen pada Oktober 2024
- Pelabuhan Patimban Diklaim Bisa Bantu Atasi Macet Jakarta
- BSI Buka Layanan "Weekend Banking" di 470 Outlet Selama Oktober 2024
- Tak Hanya Toko Kelontong, SRC Juga Bina Ribuan Toko Grosir Jadi Mitra
- Persiapan Munas IX, Kadin Ingatkan Semua Proses Harus Sesuai Aturan
- Catat, Ini Tarif Listrik per kWh Selama Oktober 2024
- Konflik Timur Tengah Memanas, Pengamat Sebut Impor Pangan Bisa Jadi Solusi Redam Kenaikan Harga Pangan
- Mengapa Perlu Pajak Minimum Global 15 Persen?
- Bagaimana Cara Menabung yang Baik dan Benar?
- Minyak Goreng Mahal, Apa Gunanya HET Pemerintah Jika Tak Dipatuhi?
- Simak Aturan Mogok Kerja, Pahami Prosedur Mogok Kerja yang Sah
- Di Balik Mahalnya Minyak Goreng, Asalnya dari Sawit yang Ditanam di Tanah Negara
- Apa Itu Distribusi: Pengertian, Jenis, Tujuannya bagi Kegiatan Ekonomi