Ini Upaya Super Indo jika Harga Daging dan Telur Mahal akibat Larangan Ekspor Gandum India
JAKARTA, - Pemerintah India resmi mengeluarkan larangan ekspor gandum lantaran terimbas gelombang panas yang membuat produksi gandum di India tersendat.
Para ekonom pun menilai hal ini bisa membuat komoditas pangan, seperti daging, mi, dan telur, mengalami kenaikan harga.
Vice President of Buying & Indirect Procurement Super Indo Donny Ardianta Passa mengatakan, sebagai ritel di Indonesia, pihaknya tetap mengantisipasi bilamana hal itu terjadi.
Oleh sebab itu, pihaknya akan terus menggenjot kerja sama dengan para mitra supplier Super Indo untuk komoditas tersebut.
Baca juga: India Larang Ekspor Gandum, Bagaimana Nasib RI?
"Hal ini memang harus diantisipasi meskipun ini permasalahan global. Salah satunya dengan terus bekerja sama dengan mitra supplier kami dalam mendapatkan suplai," ujarnya saat ditemui pada acara Halalbihalal Super Indo, Rabu (18/5/2022).
"Pemerintah pasti tidak akan tinggal diam lantaran permasalahan pangan ini adalah permasalahan global pasti ada program itu dari pemerintah. Namun, dari sisi perusahaan,- kami tetap mengantisipasinya sehingga suplai dari supplier aman sekalipun demand-nya tinggi," sambungnya.
Sebelumnya diketahui, Direktur Center of Economic and Law Studies Bhima Yudhistira menilai, larangan ekspor gandum akan berdampak pada harga gandum di internasional yang sebelumnya telah naik 58,8 persen dalam setahun terakhir.
Baca juga: India Larang Ekspor Gandum, Ekonom : Bisa Bikin Harga Daging dan Telur Naik
Apalagi, inflasi yang mulai naik juga dikhawatirkan akan menambah garis kemiskinan. Karena itu, imbas inflasi pangan akan menekan daya beli masyarakat.
“Contohnya tepung terigu, mi instan sangat butuh gandum dan Indonesia tidak bisa produksi gandum. Banyak industri makanan dan minuman skala kecil yang harus putar otak untuk bertahan di tengah naiknya biaya produksi,” kata Bhima.
Bhima juga mengatakan, pelarangan ekspor gandum dinilai bisa mengancam pasokan global yang sebelumnya telah turun akibat invasi Rusia.
Hal tersebut tentu akan berimbas pada keberlanjutan usaha yang membutuhkan gandum. Karenanya, pengusaha harus segera mencari sumber alternatif gandum.
Ia menjelaskan, pakan ternak yang sebagian menggunakan campuran gandum juga berpotensi akan menyebabkan harga daging dan telur naik.
Oleh karena itu, Bhima berharap agar pemerintah mempersiapkan strategi untuk mitigasi berlanjutnya ekspor gandum India.
Baca juga: Setelah RI Larang Ekspor CPO, Giliran India Kini Larang Ekspor Gandum
Terkini Lainnya
- Bangun Jalan Desa 366.000 Km, Jokowi: Masih Kurang, Harusnya 2-3 Kalinya...
- Akuisisi NET TV Oleh MD Entertainment Ditargetkan Selesai Akhir Oktober 2024
- Kala Pemerintah Berencana Turunkan PPh Badan dan Naikkan PPN
- Soal Pembangunan IKN, Jokowi: Butuh Waktu dan Proses untuk Membangun Ibu Kota Besar
- Pupuk Kaltim Salurkan Bantuan Infrastruktur hingga Kesehatan untuk Korban Bencana Papua Nugini
- Paxel Kantongi Sertifikasi Halal Logistik
- Dituding AS Ada Kerja Paksa di Industri Nikel Indonesia, Bahlil: Hanya "Black Campaign"
- 5 Penyedia Dompet Digital Kena Tegur karena Fasilitasi Judi "Online", Transaksi Paling Tinggi Rp 5,4 triliun
- BUMN Danareksa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya
- Kawal Penyelesaian 8 Koperasi Bermasalah, Kemenkop-UKM: KSP Indosurya dkk Baru Bayar Rp 3,4 T dari Total Tagihan Rp 26 T
- 360Kredi: Gaya Hidup "FOMO" Membawa Ketergantungan terhadap Utang Tidak Produktif
- Kemenkop-UKM Bubarkan 82.000 Koperasi Bermasalah sejak 2014
- Prepaid Artinya Apa dan Bagaimana Cara Kerjanya?
- Kenali 4 Modus Penipuan Mengatasnamakan Ditjen Pajak
- Mengenal Listrik Prabayar dan Bedanya dengan Pascabayar
- Lebaran 2022 Jadi Angin Segar untuk Pertumbuhan Bisnis Super Indo
- Harga Melambung, Berapa Potensi Tambahan Subsidi Energi di 2022?
- [POPULER MONEY] Profil Lin Che Wei | Jabatan Lin Che Wei di Kemenko Perekonomian | MLFF Bakal Gantikan e-Toll
- Erick Thohir: BUMN Akan Buka 2.300 Lowongan Magang
- Atasi Wabah PMK, Kementan Kirim Obat-obatan Senilai Rp 534,29 Juta ke Beberapa Wilayah