LinkAja Catat Pendapatan Operasional Tumbuh 30 Persen
JAKARTA, - Layanan dompet digital LinkAja mencatat pendapatan operasional (revenue growth) tumbuh sebesar 30 persen pada tahun 2022.
Pada periode yang sama, beban operasional (operational expense) turun sebesar 50 persen. Namun, demikian LinkAja tidak memerinci berapa total pendapatan dan beban operasional tersebut.
Direktur Keuangan dan Strategi LinkAja Reza Ari Wibowo mengatakan, pada tahun 2022 perusahaan masih berfokus pada kolaborasi dengan BUMN, terutama dengan ekosistem Telkomsel, Pertamina, dan Himpunan Bank Negara (Himbara).
Baca juga: Cara Top Up LinkAja via BSI Mobile dan BSI Net dengan Mudah
Untuk ekosistem Telkomsel, LinkAja telah mendigitalisasi rantai pasok tradisional Telkomsel pada sekitar 300.000 retailer dengan kenaikan pendapatan mencapai hampir 90 persen. Ke depan, digitalisasi ekosistem tradisional Telkomsel ini akan berlanjut ke tingkat distributor.
Di ekosistem Pertamina, LinkAja semakin memperkuat posisinya di aplikasi MyPertamina. Hal ini disertai dengan pertumbuhan pendapatan eksponensial sebesar 1.600 persen.
Di samping itu, terkait kontribusi pada layanan Himbara, LinkAja juga memperlihatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 80 persen.
Baca juga: Ingat, Mulai Besok Naik KRL Tak Bisa Pakai LinkAja
"Saat ini industri teknologi dunia sedang mengalamai perubahan paradigma dari yang tadinya growth at-all-cost menjadi path to profitability dan sustainability. Di LinkAja, kami sudah melakukan perubahan menuju profitabilitas dan keberlanjutan secara bertahap semenjak 2021 dengan membaca arah pergerakan industri," ujar dia dalam siaran pers, Kamis (16/2/2023).
Untuk menuju profitabilitas Link Aja juga mencatat rasio pendapatan terhadap biaya promosi bisa ditekan dari 1,3 kali menjadi 0,1 kali.
"Hal ini mengindikasikan penurunan ketergantungan pendapatan operasional perusahaan terhadap insentif jangka pendek seperti cashback," imbuh dia.
Baca juga: Cara Daftar Pasang Baru IndiHome melalui Aplikasi LinkAja
Ke depan, Reza membidik proyeksi pertumbuhan pendapatan sebesar lebih dari 80 persen dengan penurunan beban operasional sebesar 35 persen dibandingkan tahun 2022.
Salah satu strategi yang dilakukan adalah LinkAja bakal menggandeng beberapa perusahaan di bawah Kementerian BUMN untuk menjadi penyedia layanan disbursement insentif.
"Dengan demikian, LinkAja mampu mendapatkan userbase besar yang bersifat captive tanpa biaya akuisisi dan retensi," tutup dia.
Baca juga: Setop Layanan Pembayaran KRL dan Transjakarta, LinkAja Fokus ke Bisnis Model Dua Sisi
Terkini Lainnya
- Dorong Kebiasaan Menabung, UOB Gelar Program Savings Week
- Istana Sebut Prabowo Belum Bahas Pembentukan Kementerian Penerimaan Negara
- Perjanjian ICA-CEPA Selesai, Mendag Budi Sebut Akses Masuk Sawit ke Kanada Lebih Mudah
- Rayakan HUT Ke-34, JNE Bawa Semangat Melesat Sat Set
- Soal Kementerian Penerimaan Negara, Kemenko Perekonomian: Itu Domainnya Kemenkeu
- Elnusa Pastikan Pasokan Elpiji Lancar Jelang Natal dan Tahun Baru
- ICA-CEPA dengan Kanada Rampung secara Substantif, Ini Keuntungannya bagi RI
- AirAsia Akan Turunkan Harga Tiket Pesawat 10 Persen
- 3 Pekerjaan "Entry-Level" dengan Potensi Penghasilan 100.000 Dollar AS
- Soal Proyek Gasifikasi Batu Bara Pengganti LPG, PTBA Tunggu Penugasan Pemerintah
- Menteri KP Targetkan Ikan Nila Karawang Jadi Sumber Protein Makan Bergizi Gratis
- Banggar DPR Setujui Tambahan Anggaran Rp 5 Triliun untuk 7 Kemenko
- PMI Manufaktur Kontraksi 5 Bulan Berturut-turut, Kemenperin: Kami Tidak Heran...
- Emisi Gas Rumah Kaca Industri Terus Naik, Menperin: Penggunaan Energi Penyumbang Terbanyak
- Mentan Hentikan Sementara Impor Daging Domba, Ini Alasannya
- Istana Sebut Prabowo Belum Bahas Pembentukan Kementerian Penerimaan Negara
- Jadi Ketua PSSI, Ini Janji-janji Erick Thohir untuk Benahi Sepak Bola Indonesia
- Perbaiki Rasio Solvabilitas, OJK Tetap Minta Kresna Life Tambah Modal
- BEI Suspensi Saham Waskita, Karena Tunda Pembayaran Obligasi
- KAI: Tiket Kereta Masa Angkutan Lebaran 2023 Bisa Dibeli Mulai 26 Februari
- Simak, Ini Cara Daftar SNBP 2023