Luhut Bakal Terbang ke China Nego Bunga Utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung
JAKARTA, - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan akan terbang ke China untuk negosiasi bunga pinjaman dengan China Development Bank (CDB). Pinjaman itu terkait pendanaan proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB).
Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (3/4/2023).
Tiko, sapaan akrabnya, mengatakan Luhut akan pergi bersama Direktur Utama (Dirut) KAI dan Dirut KCIC untuk menego agar bunga utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung hanya sebesar 2 persen.
Baca juga: Wamen BUMN Ungkap Alasan Operasional Kereta Cepat Jakarta-Bandung Molor jadi Agustus 2023
"(Utang CDB) Belum, minggu ini tim Pak Luhut, Dirut KAI, Dirut KCIC kan ke China untuk negosiasi final mengenai pricing, belum selesai, interest suku bunga. Kita lagi nawar 2 persen, tapi belum tahu dapatnya berapa," ungkapnya.
Sebelumnya, Tiko juga sempat mengungkapkan, Indonesia membutuhkan 550 juta dollar AS atau setara Rp 8,3 triliun (asumsi kurs Rp 15.000 per dollar AS) untuk menambal pembengkakan biaya Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Adapun anggaran proyek kereta modern tersebut bengkak menjadi sebesar Rp 18,2 triliun.
“Nanti porsi yang kita butuhkan sekitar 550 juta dollar AS, pinjamannya sedang kita ajukan ke China Development Bank (CDB)," kata Tiko saat ditemui di gedung DPR RI, Senin (13/2/2023).
Baca juga: Molor Lagi, Operasi Kereta Cepat Diundur Jadi Agustus 2023
Selain dari utang, nantinya anggaran proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan ditambal dari Penyertaan Modal Negara (PMN) tahun anggaran 2022 senilai Rp 3,2 triliun, di mana skema yang ditetapkan 75 persen cost overrun ditutupi dengan pinjaman.
Sementara itu, 25 persen dari total biaya yang bengkak berasal dari anggaran konsorsium Indonesia, yakni PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), dan konsorsium China Railway International Co. Ltd.
"Porsi ekuitas 25 persen itu memang (dari) PMN, tadinya memang tidak PMN, tadinya pakai uang WIKA dan KAI, karena Covid-19, KAI juga bermasalah, kita perkuat KAI-nya," jelas Tiko.
Baca juga: Progres Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Capai 86 Persen
Terkini Lainnya
- Ekosistem Digital Makin Canggih, Bank Mandiri dan KAI Hadirkan Pembayaran Nontunai
- Kemendag Catat Mayoritas Harga Komoditas Produk Pertambangan Naik Per Oktober 2024
- LRT Buka Suara Soal Gangguan Perjalanan di Stasiun Dukuh Atas
- Cara Sampoerna Membangun Ekonomi Berkelanjutan lewat Program Pendampingan UMKM
- Harga Beras di Tingkat Eceran Maupun Grosir Naik Ketika Harga Gabah Turun
- DesktopIP dan Maju Maritim Indonesia Luncurkan MDI, Dorong Digitalisasi Maritim Nasional
- Bos OJK Sebut Sektor Keuangan Stabil di Tengah Tren Pelonggaran Kebijakan Moneter
- PMI Kembali Alami Kontraksi, Menperin Singgung Kebijakan Pemerintah yang Belum Pro Industri Dalam Negeri
- Masuk Tahap Akhir, OJK Tetap Minta Jiwasraya Tangani Nasabah Penolak Restrukturisasi
- Perusahaan Gas Samator Resmikan Pabrik di KIT Batang
- GoTo Impact Foundation Gelar “GIF Innovation Day” untuk Dorong Lahirnya Inovasi Lokal
- Tumbuhkan Investasi, PGN Dukung Akselerasi Pemanfaatan Pipa Cisem Tahap II
- Apa Itu Prinsip 50/30/20 dalam Mengatur Keuangan?
- Nutrilon Royal Flagship Store di Raja Susu, Hadirkan Pengalaman Belanja Interaktif untuk Nutrisi Anak
- Dana Pensiun Tak Bisa Diambil Sebelum 10 Tahun, OJK: Manfaat Dicairkan Bulanan
- Jasa Marga Siapkan 4 Ruas dan Akses Fungsional Selama Mudik dan Balik Lebaran 2023
- OJK: Kredit Perbankan Tumbuh 10,64 Persen, Tembus Rp 6.375,3 Triliun
- Wamen BUMN: Hasil Audit Dana Pensiun BUMN akan Diumumkan Setelah Lebaran
- OJK: Pendapatan Premi Asuransi Jiwa Melandai, Asuransi Umum dan Reasuransi Melonjak
- Wamen BUMN Ungkap Alasan Operasional Kereta Cepat Jakarta-Bandung Molor jadi Agustus 2023