Sri Mulyani Ungkap Estimasi Dana Jumbo Proyek "Green Building" di RI
JAKARTA, - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan, upaya pemerintah mendorong pembangunan gedung berorientasi pada aspek berkelanjutan (green building) menghadapi tantangan pembiayaan. Diperlukan pendanaan yang besar untuk mendukung pembangunan gedung ramah lingkungan.
Sri Mulyani mengatakan, data International Finance Corporation (IFC) menyebutkan, kebutuhan pendanaan pembangunan gedung berkelanjutan di kawasan Asia-Pasifik dalam kurun waktu 10 tahun ke depan mencapai 17,8 triliun dollar AS.
Sementara itu, Indonesia disebut membutuhkan investasi sekitar 200 miliar dollar AS. Nilai tersebut setara sekitar Rp 3.060 triliun (asumsi kurs Rp 15.300 per dollar AS).
Baca juga: 7 Kuartal Ekonomi Indonesia di Atas 5 Persen, Sri Mulyani: Ini Tidak Mudah
"Dengan kata lain, pemerintah perlu bekerja sangat keras untuk meningkatkan opsi pembiayaan guna mendukung proyek gedung berorientasi berkelanjutan di Indonesia," ujar dia dalam Seminar on Energy Efficient Mortgage Development throughout ASEAN, Selasa (22/8/2023).
Bendahara negara menekankan, permasalahan pembiayaan untuk membangun gedung ramah lingkungan perlu segera diselesaikan. Sebab, pembangunan gedung hijau tidak hanya penting untuk merespons isu lingkungan tapi juga perekonomian suatu negara.
"Pembiayaan inovatif dan gedung berkelanjutan sangat penting untuk mentransformasi perekonomian kita," katanya.
Baca juga: Suku Bunga Tinggi, Sri Mulyani: Tidak Semua Negara Bisa Tahan
Menurutnya, permasalahan pembiayaan itu salah satunya dapat diatasi melalui kebijakan fiskal. Pemerintah dapat memanfaatkan anggaran belanjanya untuk menyediakan insentif berupa subsidi untuk mendorong kebutuhan dan permintaan gedung berkelanjutan.
"Instrumen fiskal kita, baik dalam bentuk subsidi atau insentif bisa menjadi instrumen sangat penting yang dapat menciptakan katalis bagi transformasi ini," ucap Sri Mulyani.
Baca juga: Sebut Anggaran MPR Terbatas, Bamsoet Colek Sri Mulyani
Terkini Lainnya
- Cara Cek Jumlah Peserta SKD CPNS 2024 untuk Setiap Formasi di SSCASN
- Mengapa Perlu Pajak Minimum Global 15 Persen?
- Gelar Hackathon, Dirut Sucofindo: Teknologi adalah "Problem Solver"
- [POPULER MONEY] Daftar Kantor Cabang BRI yang Buka Sabtu Minggu | Sri Mulyani Bantah Daya Beli Masyarakat Turun
- Apakah KIS Bisa Digunakan Dimana Saja?
- Cara Mudah Transfer Livin’ by Mandiri ke DANA
- Mengenal Apa Itu Short Selling, Proses, dan Risikonya
- Daftar Emiten yang Bakal Bagi-bagi Dividen pada Oktober 2024
- Pelabuhan Patimban Diklaim Bisa Bantu Atasi Macet Jakarta
- BSI Buka Layanan "Weekend Banking" di 470 Outlet Selama Oktober 2024
- Tak Hanya Toko Kelontong, SRC Juga Bina Ribuan Toko Grosir Jadi Mitra
- Persiapan Munas IX, Kadin Ingatkan Semua Proses Harus Sesuai Aturan
- Catat, Ini Tarif Listrik per kWh Selama Oktober 2024
- Konflik Timur Tengah Memanas, Pengamat Sebut Impor Pangan Bisa Jadi Solusi Redam Kenaikan Harga Pangan
- GASPOL | 10 Tahun Jokowi, Jalan Tol Jadi Primadona: Prabowo Akan Lanjutkan?
- Mengapa Perlu Pajak Minimum Global 15 Persen?
- Pengusaha: Solusi Polusi Tak Hanya WFH, Pabrik-Hotel Mana Bisa WFH...
- Taspen Kelola Dana Pensiun ASN, Diinvestasikan di Mana Saja?
- Erick Thohir Mau Merger Maskapai BUMN, Dirut Garuda Indonesia: Masih Proses Diskusi
- IHSG dan Rupiah Berakhir di Zona Hijau
- Bank BTPN: Pengguna Jenius Tumbuh 19 Persen secara Tahunan