Moody's Pangkas Outlook Ekonomi AS Jadi Negatif, Apa Sebabnya?

NEW YORK, - Lembaga pemeringkatan Moody’s Investors Service menurunkan prospek peringkat pemerintah Amerika Serikat menjadi negatif dari stabil.
Penurunan outlook ekonomi AS ini merujuk pada meningkatnya risiko terhadap kekuatan fiskal negara tersebut.
“Dalam konteks suku bunga yang lebih tinggi, tanpa langkah-langkah kebijakan fiskal yang efektif untuk mengurangi pengeluaran pemerintah atau meningkatkan pendapatan,” kata Moody's dalam laporannya, dikutip dari CNBC, Senin (13/10/2023).
Baca juga: Imbal Hasil Treasury AS Cenderung Datar, Saham-saham Wall Street Rebound
PIXABAY/LEONHARD NIEDERWIMMER Ilustrasi pemandangan kota New York, Amerika Serikat (AS).
Selain itu, imbuh Moody's, situasi polarisasi politik yang berkelanjutan juga menjadi faktor penyebab diturunkannya outlook ekonomi AS.
“Polarisasi politik yang berkelanjutan di Kongres AS meningkatkan risiko bahwa pemerintahan berikutnya tidak akan mampu mencapai konsensus mengenai rencana fiskal untuk memperlambat penurunan keterjangkauan utang,” kata lembaga pemeringkat tersebut.
Ketika mempertahankan peringkat AS pada AAA, Moody's memperkirakan AS akan mempertahankan kekuatan ekonominya yang luar biasa.
Baca juga: Bos Bank Sentral AS: Perjalanan Turunkan Inflasi Masih Panjang...
"Kejutan pertumbuhan positif lebih lanjut dalam jangka menengah setidaknya bisa memperlambat penurunan keterjangkauan utang,” kata Moody's.
“Meskipun pernyataan Moody’s mempertahankan peringkat AAA Amerika Serikat, kami tidak setuju dengan pergeseran ke pandangan negatif,” jelas Wakil Menteri Keuangan AS Wally Adeyemo dalam sebuah pernyataan.
Terkini Lainnya
- Pengusaha Laundry dari Srengseng ke Palmerah demi Beli Elpiji 3 Kg, Cari Lokasi Agen dari Mulut ke Mulut
- Solusi Krisis Elpiji 3kg: Perkuat Pengawasan Harga dan Manfaatkan Teknologi
- Peluang dan Ancaman BRICS terhadap Ekspor Indonesia
- Tingkatkan Kualitas SDM Lebih Baik dan Merata, PKSS Perluas Layanan ke Wilayah Timur
- Asosiasi Asuransi Jiwa Bangun Gedung untuk Dukung Literasi Keuangan
- BI Cabut dan Tarik Uang Rupiah Khusus For The Children of The World
- Kapulaga: Rempah Bernilai Tinggi untuk Kesehatan dan Ekspor
- Imbas Revisi UU Penyelenggara Haji, BP Haji Akan Bekerja dengan Dana Hanya Rp 43 Miliar
- Pemangkasan Anggaran Pemerintah: Tantangan, Peluang, dan Inovasi dalam Birokrasi
- Bahlil Pastikan Larangan Pengecer Jual Elpiji 3 Kg Bukan Perintah Prabowo, Sudah Dirancang sejak 2023
- Penjualan Batu Bara Bukit Asam (PTBA) Cetak Rekor, Tembus 42,9 Juta Ton di 2024
- China Selidiki Google atas Dugaan Monopoli, Tambah 2 Perusahaan AS ke Daftar Hitam
- UU BUMN yang Baru Beri Kesempatan Lebih Luas untuk Disabilitas dan Perempuan, Seperti Apa?
- Balas AS, China Bakal Terapkan Tambahan Tarif Impor 15 Persen Per 10 Februari 2025
- Gandeng India, Asosiasi Manajer Investasi Indonesia Perkuat Reksa Dana
- Bank Ina Optimalkan Infrastruktur untuk Layani Nasabah Utama
- [POPULER MONEY] Lowongan Kerja Pegadaian | Marak Seruan Boikot Aqua
- Lupa Nomor Telkomsel Anda? Ini Cara Ceknya
- Danone Buka Suara Tanggapi Marak Seruan Boikot Aqua
- Cara Registrasi Paylater BCA Secara Online Lewat HP