Bayang-bayang Kenaikan Inflasi yang Kembali Muncul
JAKARTA, - Potensi kenaikan tingkat inflasi menjadi salah satu risiko yang bakal dihadapi perekonomian Indonesia dalam beberapa waktu ke depan. Hal ini berpotensi menggerus daya beli masyarakat.
Chief Economist Citi Indonesia Helmi Arman mengatakan, saat ini tingkat inflasi Tanah Air sudah mulai terlihat kembali meningkat. Kenaikan utamanya dipicu oleh komoditas kelompok pangan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat inflasi pada periode Oktober 2023 sebesar 2,56 persen secara tahunan (year on year/yoy). Angka ini lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya sebesar 2,28 persen secara yoy.
Baca juga: Cegah Inflasi, Probolinggo Pasok 30 Ton Bawang Merah ke Maluku Tengah
Kenaikan inflasi itu utamanya dipicu oleh kelompok makananan, minuman, dan tembakau. Kelompok ini mencatat inflasi sebesar 5,41 persen pada Oktober, lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 4,17 persen.
"Ada risiko (perekonomian Indonesia) ke depan yang perlu diwaspadai adalah meningkatnya kembali inflasi," kata Helmi, dalam konferensi pers, di Jakarta, Senin (13/11/2023).
"Ini bisa menggerus daya beli terutama di level akar rumput," sambungnya.
Lebih lanjut Helmi, kenaikan inflasi kelompok pangan berpotensi berlanjut. Pasalnya, salah satu kontributor utama kelompok pangan, beras, tengah berada dalam tren kenaikan.
"Dan ini diakibatkan suplai akibat El Nino," ujarnya.
Potensi kenaikan inflasi itu kemudian berpotensi berimbas terhadap daya beli masyarakat dan pada akhirnya konsumsi rumah tangga. Padahal, konsumsi rumah tangga merupakan komponen perekonomian Indonesia saat ini.
Akan tetapi, Helmi bilang, pada kuartal terakhir tahun ini dan kuartal pertama tahun depan, konsumsi nasional bakal mendapat sentimen positif dari fenomena pemilu. Rangkaian kampanye bisa mengerek belanja nasional.
"Ini kita harapkan bisa meng-offset dampak negatif dari kenaikan inflasi akibat El Nino," ucapnya.
Baca juga: Bos Bank Sentral AS: Perjalanan Turunkan Inflasi Masih Panjang...
Terkini Lainnya
- Bahlil Minta ExxonMobil Kerek Produksi Minyak Cepu Jadi 150.000 Barrel Per Hari
- Akhiri Kuartal Ketiga, Wall Street Kembali Cetak Rekor
- Harga Cabai Turun, September 2024 Diprediksi Deflasi Lagi
- BPOM: Kosmetik Ilegal Paling Banyak Datang dari China
- Menhub: Tol Laut Tekan Harga Barang Pokok di Wilayah 3TP hingga 30 Persen
- Marlin Natuna: Proyek Modifikasi Kapal Tanker Jadi Penyimpanan dan Pembongkaran Migas Pertama di RI
- Cara Mudah Bayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Secara Online
- Kerja Sama BRI dan PELNI: Mudahkan Reservasi Tiket Kapal Laut
- Panduan Cek Kode SWIFT Bank Mandiri untuk Transaksi Internasional
- Jasa Marga Catat Aset Rp 133 Triliun di Semester I-2024
- Saat Bersama YDBA, UMKM Naik Kelas dan Tembus Kemandirian...
- Balada Kelas Menengah yang Susah Kaya, Terjepit, dan Makin Tergerus
- Gelar Investor Daily Summit, Bos BNI: Dorong Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan
- PPKGBK Akan Kelola JCC Secara Mandiri, Disiapkan Jadi Pusat MICE Dunia
- Bank Mandiri Kucurkan Fasilitas Pinjaman Rp 19,24 Triliun kepada Anak Usaha PTBA
- Prediksi Bahana Sekuritas soal Arah IHSG Tahun Depan
- Cara Setor dan Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM dengan myBCA
- Amar Bank Cetak Laba Bersih Rp 162,1 Miliar sampai Kuartal III-2023
- Soal Tarif Dinamis LRT Jabodebek, Pengamat: Selama Operasional Belum Normal Tak Perlu Diterapkan
- Anak Usaha Pertamina Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Persyaratannya