Imbas Agresi Militer Israel, Ratusan Ribu Masyarakat Palestina Jatuh Miskin
- Agresi militer yang dilakukan Israel ke Jalur Gaza dan Tepi Barat telah berdampak signifikan terhadap kondisi perekonomian Palestina.
Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan, agresi yang telah berlangsung selama lebih dari 1 bulan itu akan memaksa ratusan ribu masyarakat Palestina masuk ke jurang kemiskinan.
Berdasarkan laporan Program Pembangunan PBB (UNDP) dan Dewan Ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia Barat (ESCWA), tingkat kemiskinan di Palestina telah melonjak 20 persen sejak Oktober lalu.
Baca juga: Marak Aksi Boikot Produk Pro Israel, YLKI: Itu Hak Konsumen
Pada saat bersamaan, produk domestik bruto (PDB) yang digunakan untuk menghitung perekonomian suatu negara menyusut 4,2 persen.
"Imbas ekonomi ini melampaui konflik Suriah dan Ukraina, atau perang Israel dengan Palestina sebelumnya," tulis laporan tersebut, dikutip dari AlJazeera, Jumat (17/11/2023).
Dampak dari perang Israel dengan Hamas akan memberikan luka yang lebih dalam bagi perekonomian Palestina jika berlangsung lebih lama lagi.
Baca juga: Israel Sudah Tambah Utang Rp 121 Triliun sejak Deklarasikan Perang dengan Hamas
Apabila perang berlanjut hingga Desember 2023, PBB memproyeksi, PDB Palestina yang semula mencapai 20,4 miliar dollar AS atau setara Rp 316,2 triliun, akan turun 1,7 miliar dollar AS atau 8,4 persen.
Jika perang berlangsung hingga 3 bulan, maka PDB Palestina diprediksi turun lebih dalam, yakni sebesar 12 persen atau turun 2,5 miliar dollar AS, dan menyebabkan 660.000 masyarakat masuk ke jurang kemiskinan.
Baca juga: Starbucks Klarifikasi Rumor Alirkan Duit Keuntungannya ke Israel
Asisten Sekretaris Jenderal UNDP Abdallah Al-Dardari mengatakan, penyusutan PDB sebesar 12 persen dalam kurun waktu 3 bulan akan menjadi suatu hal yang masif, mengingat hal ini belum pernah terjadi sebelumnya.
"Sebagai pembanding, PDB Suriah pernah turun 1 persen setiap bulannya ketika berada dalam konflik, dan PDB Ukraina baru turun 30 persen ketika perang berlangsung selama 1,5 tahun, atau penurunan rata-rata 1,6 persen per bulan," tutur dia.
Baca juga: Pernyataan Lengkap Danone, Starbucks, McD, dan Coca-Cola usai Diboikot Gara-gara Dituding Pro Israel
Sebagai informasi, jauh sebelum Israel mendeklarasikan perang dengan Hamas, wilayah Tepi Barat dan Gaza Palestina sudah tergolong wilayah dengan pendapatan menengah ke bawah, di mana pemasukan penduduk miskin sebesar 6 dollar AS per hari.
Pada awal tahun ini, Gaza sudah berjuang dengan angka pengangguran yang mencapai 46 persen, sementara tingkat pengangguran di Tepi Barat mencapai 13 persen.
"Ketika perang mencapai satu bulan, sebanyak 61 persen lapangan kerja di Gaza setara dengan 182.000 pekerjaan diperkirakan telah hilang. Di Tepi Barat, sekitar 24 persen atau setara dengan 208.000 lapangan pekerjaan juga hilang," tulis laporan PBB.
Baca juga: Pengusaha Ritel: Aksi Boikot Produk yang Diduga Pro Israel Bisa Berujung PHK
Terkini Lainnya
- Panduan Gadai BPKB Motor dan Mobil di Pegadaian
- Pertamina Siapkan Ekosistem Bioetanol untuk Transisi Energi
- Apa Itu Stock Split: Pengertian dan Manfaatnya Bagi Investor
- Ekosistem Digital Makin Canggih, Bank Mandiri dan KAI Hadirkan Pembayaran Nontunai
- Kemendag Catat Mayoritas Harga Komoditas Produk Pertambangan Naik Per Oktober 2024
- LRT Buka Suara Soal Gangguan Perjalanan di Stasiun Dukuh Atas
- Cara Sampoerna Membangun Ekonomi Berkelanjutan lewat Program Pendampingan UMKM
- Harga Beras di Tingkat Eceran Maupun Grosir Naik Ketika Harga Gabah Turun
- DesktopIP dan Maju Maritim Indonesia Luncurkan MDI, Dorong Digitalisasi Maritim Nasional
- Bos OJK Sebut Sektor Keuangan Stabil di Tengah Tren Pelonggaran Kebijakan Moneter
- PMI Kembali Alami Kontraksi, Menperin Singgung Kebijakan Pemerintah yang Belum Pro Industri Dalam Negeri
- Masuk Tahap Akhir, OJK Tetap Minta Jiwasraya Tangani Nasabah Penolak Restrukturisasi
- Perusahaan Gas Samator Resmikan Pabrik di KIT Batang
- GoTo Impact Foundation Gelar “GIF Innovation Day” untuk Dorong Lahirnya Inovasi Lokal
- Tumbuhkan Investasi, PGN Dukung Akselerasi Pemanfaatan Pipa Cisem Tahap II
- Bulog Curhat Kesulitan Impor Beras, Sudah Kontrak tapi Dibatalkan
- Rupiah Diprediksi Tak Akan Tembus Rp 16.000 Per Dollar AS
- Akhiri Pekan, IHSG dan Rupiah Menguat
- Jokowi Bertemu Richard Adkerson di AS, Menteri ESDM Pastikan Izin Tambang Freeport Diperpanjang hingga 2061
- Imbal Hasil Lelang Sukuk Negara pada 21 November 2023