Asosiasi: Hasil Panen Kratom Lebih Besar dibandingkan Karet...
JAKARTA, - Asosiasi Perkumpulan Pengusaha Kratom Indonesia (Pekrindo) mengungkap potensi keuntungan dari menanam kratom di Tanah Air.
Ketua Umum Pekrindo Yosef memaparkan, berdasarkan hitung-hitungannya, potensi keuntungan atau hasil panen kratom jauh lebih besar dibandingkan hasil panen karet dan sawit.
“Karet itu satu hektarnya Rp 1,5 juta per bulan per hektar, kemudian sawit kurang lebih Rp 4,5 juta per hektar per bulan. Sementara kratom itu Rp 25 juta per hektar per bulan,” ujarnya dalam audiensi bersama dengan komisi IV DPR RI di Jakarta, Senin (4/12/2023).
Baca juga: Kemendag dan Badan Karantina Silang Pendapat Soal Ekspor Kratom
Sementara biaya modal investasi kratom, lanjut Yosef, juga jauh lebih murah dibandingkan biaya investasi karet dan sawit.
Untuk sawit memakan biaya modal investasi sampai panen mencapai Rp 60 juta. Kemudian karet membutuhkan modal investasi sebesar Rp 22 juta. Sementara kratom hanya membutuhkan modal investasi sebesar Rp 15 juta.
Di sisi lain dia menuturkan, tumbuhan kratom merupakan tumbuhan yang tidak memerlukan perlakuan khusus seperti sawit untuk dipupuk rutin. Selain itu tidak membutuhkan proses replanting layaknya sawit yang wajib dilakukan 25 tahun sekali.
Namun dia mengeluhkan regulasi kratom yang masih belum jelas membuat perputaran ekonomi petani dan pengusaha kratom di Tanah Air terganggu.
Hal ini pun membuat Komisi IV DPR RI memberikan perhatian khusus pada aktivitas produksi kratom di Indonesia menyusul adanya pernyataan dari BNN yang menyatakan kratom merupakan tumbuhan yang mengandung narkoba.
“Kenapa kratom itu jadi perhatian khusus untuk DPR, kratom itu sudah puluhan tahun menjadi obat tradisional di sejumlah daerah karena itu memang tanaman hutan. Bahkan KLHK pernah punya program penghijauan termasuk untuk mengatasi banjir dengan menanam kratom sebelum terjadi penolakan. Penolakan sebenarnya terjadi dari BNN,” ujar Anggota Komisi IV dari Fraksi PKB Johan.
“Ini jadi potensi, jangan harta Indonesia sendiri dihanguskan oleh kita sendiri,” sambung dia.
Baca juga: Mendag soal Ekspor Kratom: Yang Penting Petani Senang
Terkini Lainnya
- Peringati Hari HAM, APRIL Group Tingkatkan Akses Kesehatan dan Pendidikan Anak-anak di Riau
- ATM Bersama Potongan Berapa?
- Bapanas: Perintah Presiden Prabowo, Petani-Nelayan Jangan Sampai Menderita karena Produk Tak Terserap
- Watsons Tebar Promo 12.12, Ada Diskon hingga 70 Persen dan Voucher Rp 120.000
- Waspada Penipuan dengan Modus Jual Murah Emas Antam
- Asosiasi Logistik Dukung Kenaikan UMP 2025: Bisa Sejahterakan Pekerja
- Mengenal Opsen Pajak Kendaraan Bermotor dan Perhitungannya
- Usai Merger dengan XL Axiata, Saham FREN akan "Delisting" dari Bursa
- Penuhi Aturan "Free Float", Bank JTrust Bakal Rights Issue Tahun Depan
- Semarakkan Harbolnas 12.12, Telkom Beri Diskon Biaya Berlangganan Indibiz untuk UKM
- Kian Panjangnya Rentetan BPR "Gulung Tikar" pada 2024
- Bandara Dhoho Kediri Siap Layani Penerbangan Umrah pada Kuartal I 2025
- Apakah Tarik Tunai di ATM Bersama Kena Biaya?
- Berapa Biaya Tarik Tunai di ATM Bersama?
- Mentan Amran Pastikan Pupuk Subsidi Tersedia dari Sabang sampai Merauke mulai 1 Januari 2025
- Mengenal Opsen Pajak Kendaraan Bermotor dan Perhitungannya
- OJK Minta Sektor Jasa Keuangan Monitor Potensi Risiko di Tengah Gejolak Global
- Dampingi Jokowi, Sri Mulyani Serahkan DIPA dan TKD APBN 2024 secara Digital
- Komitmen Dukung Literasi, Elnusa Petrofin Berpartisipasi dalam Workshop dan Pelatihan Jurnalistik
- KAI Siapkan 6,11 Juta Kursi Selama Nataru, Ini 10 KA Terfavorit
- Soal Aturan Penurunan Bunga Pinjol, OJK: Ditunggu Masyarakat