AirNav Upayakan Penghapusan Utang Maskapai yang Berhenti Beroperasi
BOGOR, - Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (LPPNPI) atau AirNav Indonesia tengah berupaya menghapus utang maskapai-maskapai yang sudah tidak beroperasi.
Direktur Utama Airnav Indonesia Polana B. Pramesti mengatakan, penghapusan utang ini dilakukan lantaran maskapai-maskapai yang sudah bangkrut atau tidak beroperasi sudah tidak mungkin lagi melunasi utang mereka ke AirNav Indonesia.
Namun dia bilang, penghapusan utang ini tidak mudah karena harus melalui proses yang cukup panjang.
Baca juga: AirNav Indonesia Layani 33.191 Penerbangan Selama Libur Natal 2023
"Itu akan diupayakan di tahun 2024 untuk melakukan penghapusan utang, sehingga utangnya bisa berkurang dan kewajiban," ujarnya saat media gathering di Upper Clift Sentul, Bogor, Jawa Barat, Kamis (28/12/2023).
Dia menyebutkan beberapa maskapai-maskapai yang utangnya akan dihapus. Di antaranya ialah Xpress Air yang berhenti beroperasi sejak 2021 dan Batavia Air yang berhenti sejak 2013.
"Beberapa airlines yang sudah pailit, sudah tutup, misalnya Xpress Air, Batavia Air, ada beberapa airlines yang sudah tidak mungkin kita tagih, itu akan dilakukan proses untuk penghapusan utang," ucapnya.
Baca juga: Bandara Husein Mulai Layani Penerbangan Bandung-Jakarta dan Bandung-Pangandaran dengan Susi Air
Mengutip Kontan.co.id, total piutang perusahaan sebesar Rp 1,52 triliun dari sejumlah maskapai nasional maupun internasional selama 2018 sampai kuartal II-2023.
Porsi dari total piutang tersebut sebanyak 76 persen maskapai domestik dan 24 persen maskapai asing.
Besaran piutang AirNav Indonesia tercatat terus mengalami peningkatan. Misalnya pada 2018 hanya sebesar Rp 819 miliar, kemudian pada 2019 meningkat menjadi Rp 912 miliar, dan pada akhirnya pada kuartal III-2023 melonjak mencapai Rp 1,52 triliun.
Baca juga: INACA Prediksi Jumlah Penumpang Pesawat 2023 Tak Capai Target
Adapun sejumlah maskapai domestik yang masih memiliki tunggakan kepada AirNav antara lain Garuda Indonesia, Citilink, Sriwijaya Air, Batik Air, Super Air Jet hingga Susi Air.
Sementara itu, terdapat 16 maskapai asing yang juga memiliki tunggakan kepada AirNav namun sudah tidak lagi beroperasi, misalnya saja Indonesia Air Asia Extra, Sky Aviation, Air Born Indonesia hingga Tiger Air.
Baca juga: Candaan Bom di Pesawat, Iseng Berujung Fatal
Terkini Lainnya
- Gappri Khawatir Kenaikan Harga Jual Eceran SKT Berdampak ke Industri Hasil Tembakau
- Strategi DBS Indonesia Jaga Pertumbuhan Kredit Konsumer di Tengah Pelemahan Daya Beli Masyarakat
- Bank Mandiri Mantapkan Komitmen Ekonomi Berkelanjutan pada COP 29 di Azerbaijan
- Targetkan Harga Tiket Pesawat Turun, Wamenhub: Kado Natal dan Tahun Baru
- Bank Mandiri Taspen Luncurkan Program Usaha Toko Frozen Mantap
- DBS Indonesia Manfaatkan Momen Lonjakan Paylater untuk Dongkrak Kredit Konsumsi
- Ini Daftar Barang yang Terdampak dan Tidak Terdampak PPN 12 Persen
- Tingkatkan Keamanan Data BUMN, Erick Thohir Gandeng Amazon Web Services
- Menuju Satu Dekade Memberi Manfaat, Pemerintah Terus Dorong KUR untuk Usaha Produktif
- Pembebasan Bea Masuk Susu Impor Dikeluhkan Peternak, Ini Kata Dirjen Bea Cukai
- Bidik Nasabah Menengah ke Atas, BTN Hadirkan Kartu Debit BTN Prospera
- Soal Kereta Otonom IKN, DJKA Kemenhub: Kita Tunggu Sampai Akhir Tahun
- CEO Nvidia Jensen Huang: Anda Tidak Akan Kehilangan Pekerjaan karena AI, tapi...
- Berapa Biaya Administrasi Bank BCA per Bulan?
- Kementan Ajukan Perpres Wajibkan Industri Serap Produksi Susu Peternak Lokal, Mentan: Mensesneg Setuju
- CEO Nvidia Jensen Huang: Anda Tidak Akan Kehilangan Pekerjaan karena AI, tapi...
- CEO Nvidia ke Jakarta, Prabowo "Video Call" dari Peru
- Sektor Logistik Diprediksi Menggeliat pada 2024, Berkat Pemilu hingga E-commerce
- Usai Penemuan Cadangan Gas Bumi Jumbo di Andaman, SKK Migas Targetkan 2028-2029 Sudah Produksi
- Bubarkan 7 BUMN, Pemerintah Janji Hak Karyawan Dipenuhi lewat Penjualan Aset
- Tanggapi Ledakan Tungku Smelter, Menko Airlangga Sebut "Zero Accident" Jadi Target
- Halo BCA Serap Lulusan Terbaik Sekolah Difabel Kemensos