pattonfanatic.com

Meski Jadi Penopang Ekspor, Industri Sawit Tidak Muncul dalam Debat Cawapres

Pekerja membawa buah sawit di perkebunan sawit Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (13/1/2024). Komoditas kelapa sawit merupakan salah satu kontributor yang menopang pertumbuhan ekonomi nasional, baik melalui perdagangan internasional maupun penyerapan tenaga kerja.
Lihat Foto

- Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyelenggarakan debat calon wakil presiden (cawapres) bertema “Pembangunan Berkelanjutan, Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, Energi, Pangan, Agraria, Masyarakat Adat dan Desa” di Jakarta Convention Center (JCC), Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Sayangnya, debat tersebut tidak menyinggung masalah sawit di Indonesia. Padahal, industri sawit merupakan salah satu penopang perekonomian Indonesia. Industri ini menyumbang devisa ekspor senilai 39,07 miliar dollar AS atau setara Rp 600 triliun.

Selain itu, beberapa rencana terkait komoditas strategis itu telah mencuat dalam berbagai diskusi publik. Misalnya, pembentukan badan setingkat menteri yang khusus menangani sawit secara komprehensif dan lestari.

Direktur Eksekutif Sawit Watch Achmad Surambo mengatakan, industri sawit membutuhkan kebijakan tentang model pengembangan kebun sawit yang komprehensif untuk mengatasi berbagai persoalan.

“Terdapat sekitar 20 juta jiwa yang terkait dengan sawit, baik pekerja langsung maupun tidak langsung, belum keluarganya,” kata Achmad Surambo dikutip dari pemberitaan Kompas.id, Rabu (24/1/2024).

Baca juga: Sektor Kontruksi dan Industri Sawit Topang Pertumbuhan Ekonomi Bangka Belitung

Achmad menilai, kebijakan tentang sawit adalah hal esensial bagi Indonesia. Selain melibatkan banyak pihak, industri ini mempertemukan berbagai kepentingan, mulai dari ekonomi, lingkungan hidup, sosial, keamanan, hingga politik luar negeri. ”

“Tidak jarang ada kekerasan yang terjadi karena sawit,” ujar Achmad.

Sementara itu, peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Nicky Fahrizal menilai bahwa debat keempat Pilpres 2024 masih didominasi oleh gimik atau sesuatu yang sengaja dibuat untuk menarik perhatian.

Hal tersebut membuat debat belum mengutamakan substansi. Akibatnya, sejumlah isu penting terkait ekonomi dan lingkungan hidup jauh dari pembahasan serius. Nicky pun menyayangkan terlewatnya topik-topik penting dalam debat tersebut.

”Perdebatan itu adu gagasan, bukan adu gimik,” kata Nicky.

Capaian industri sawit pada 2021. KOMPAS.ID/NINGSIAWATI. Capaian industri sawit pada 2021.

Seperti diketahui, industri sawit menjadi sebagai salah satu motor perekonomian karena mampu menyerap 16,2 juta pekerja langsung dan tidak langsung. Setidaknya terdapat 48 juta orang yang menggantungkan nasibnya pada industri ini.

Dari sisi ketahanan energi, kebijakan 35 persen bauran biodiesel sawit terhadap bahan bakar fosil membuat pemerintah menghemat devisa 2,64 miliar dollar AS atau Rp 38 triliun.

Sebagai produsen minyak sawit terbesar dunia dan menguasai 30 persen pasar minyak nabati internasional, industri sawit membutuhkan rencana kebijakan komprehensif dari ketiga pasangan calon presiden (capres) dan cawapres dalam Pemilu 2024.

Program calon terkait sawit

Meski tak dibahas pada debat yang diselenggarakan KPU, para pasangan capres dan cawapres sebenarnya memiliki konsep terkait perkebunan sawit. Oleh karena itu, dibutuhkan ruang diskusi alternatif untuk mengetahui program-program cawapres/cawapres secara komprehensif.

Salah satunya melalui acara Bincang Kompas ”Urun Rembuk Bersama Stakeholder Sawit Nasional” di Hotel Santika Slipi, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat.

Baca juga: Pengamat: Bursa CPO Bukan Solusi untuk Permasalahan Industri Sawit di RI

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat