Resesi Jepang Tak Berdampak pada Pendanaan Proyek MRT Jakarta
JAKARTA, - PT MRT Jakarta (Perseroda) memastikan perekonomian Jepang yang masuk ke dalam resesi tidak berdampak pada pendanaan proyek MRT Jakarta.
Direktur Utama MRT Jakarta Tuhiyat mengatakan, pendanaan dari Jepang tetap akan berjalan lantaran sudah dianggarkan pemerintah Jepang sebelum resesi terjadi.
"Karena anggaran di pemerintah Jepang kan sudah berlangsung, beda kan anggarannya antara Indonesia dengan China," ujarnya saat ditemui setelah acara Forum Jurnalis MRT Jakarta di Wisma Nusantara, Jakarta, Selasa (20/2/2024).
"Ya, tidak berpengaruh insya Allah," tambahnya.
Baca juga: Mulai November 2024, Kartu MTT MRT Jakarta Tidak Bisa Digunakan Lagi
Mengutip laman resmi MRT Jakarta, proyek MRT Jakarta Fase 1 yang sudah beroperasi sejak 2019 dan Fase 2 yang sedang dikerjakan saat ini, didukung oleh dana pinjaman dari pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA).
Teranyar, Jepang juga mendanai proyek MRT Jakarta East-West Tahap 1 Fase 1. Hal ini ditandai oleh penandatanganan risalah pembahasan penilaian (Minutes of Discussion/MoD of Appraisal Mission) antara pemerintah dengan JICA pada 11 November 2023.
Tuhiyat menyebut, pendanaan Jepang pada proyek East-West Tahap 1 Fase 1 (Tomang-Medan Satria) ini juga dipastikan lancar.
Baca juga: Kembangkan Jaringan Gas di Kawasan Transit MRT, PGN dan PT MRT Jakarta Berkolaborasi
Saat ini pihak MRT Jakarta tinggal menunggu kontrak pinjaman ditandatangani oleh JICA. Barulah kemudian pinjaman itu akan efektif sekitar 3 bulan setelah penandatanganan kontrak pinjaman.
"Posisinya sekarang sudah fixed, MoD-nya sudah di-sign. Kemudian kita tinggal menunggu sign JICA loan kontraknya ya, di bulan April kira-kira," ungkapnya.
Sayangnya dari keseluruhan proyek MRT Jakarta East-West ini hanya Fase 1 Tahap 1 saja yang dipastikan mendapat pinjaman dari Jepang. Sementara East-West Fase 1 Tahap 2, Fase 2 Timur, dan Fase 2 Barat masih kosong.
Baca juga: Fokus Bangun Jalur Baru, Dirut MRT Jakarta Belum Berencana Naikkan Tarif
"Sesuai dengan keputusan dari Kemenhub dan Pemprov DKI Jakarta tentunya, untuk East-West line wilayah Jakarta Stage 1 Phase 1 Medan Satria-Tomang 24,5 km fixed didanai JICA co-financing dengan ADB," tuturnya.
Sebagai informasi, Jepang resmi mengalami resesi ekonomi secara teknis, ditandai dengan kontraksi pertumbuhan ekonomi secara dua kuartal berturut-turut.
Dilansir dari CNBC, produk dometik bruto (PDB) Jepang turun 0,4 persen secara tahunan pada kuartal IV-2023. Pada kuartal sebelumnya, PDB Negeri Sakura juga terkontraksi, yakni sebesar 2,9 persen, sehingga secara teknis perekonomian negara tersebut mengalami resesi.
Baca juga: Intip Pengerjaan Proyek MRT Jakarta Fase 2A Monas
Terkini Lainnya
- VKTR Operasikan 20 Bus Listrik dengan TKDN 40 Persen untuk TransJakarta
- Adopsi Teknologi Blockchain UMKM
- Pertamina International Shipping Buka Peluang Bisnis Muatan "Green Cargo" Pada 2025
- Saham DGWG Naik 15,65 Persen pada Hari Pertama Melantai di Bursa
- BRI Raup Rp 1,6 Triliun dari Transaksi AgenBRILink Sepanjang 2024
- Pelindo Layani 1,9 Juta Penumpang dan 130.000 Kendaraan Selama Libur Nataru
- Saham OBAT Melonjak di Hari Pertama IPO, Raup Rp 59,5 Miliar
- Bakal Berlaku Semester II, Kenapa Cukai Minuman Berpemanis Diterapkan?
- 3 Manfaat Asuransi Jiwa yang Jarang Diketahui Orang
- Mayoritas Harga Pangan Dilaporkan Turun, Cabai Rawit Merah Rp 72.690 per Kg
- Emiten Milik Aguan CBDK Resmi IPO, Saham Langsung ARA
- Simak Daftar Kurs Rupiah di 5 Bank Besar di Indonesia
- Peserta Lolos CPNS 2024 Wajib Isi Daftar Riwayat Hidup, Ini Caranya
- IHSG dan Rupiah Lesu di Pembukaan Awal Pekan
- Cek Harga Emas Antam 13 Januari 2025
- Penyaluran Beras SPHP Masih Belum Merata di Ritel Modern
- Cara Bayar Tiket Kereta Api via BNI Mobile Banking
- Cara Mudah Setor Tunai di ATM BRI, BCA, BNI, dan Mandiri
- Bapanas: Potensi Panen Raya Bulan Maret Capai 3,5 Juta Ton
- OJK Cabut Izin Usaha BPR Bank Purworejo