JK Soroti Utang Pemerintah yang Terus Bertambah, Kemenkeu: Masih Terkendali..
JAKARTA, - Wakil Presiden ke -10 dan ke-12 Jusuf Kalla menyoroti posisi utang pemerintah yang terus bertambah. Hal ini dinilai sebagai salah satu tantangan yang akan dihadapi pemerintahan mendatang.
Berdasarkan data dokumen APBN KiTa, posisi utang pemerintah memang tercatat terus meningkat. Sampai dengan akhir Januari lalu, nilai utang pemerintah mencapai Rp 8.253,09 triliun, meningkat sekitar Rp 108 triliun dari bulan sebelumnya.
Walaupun terus meningkat, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menilai, posisi utang pemerintah sebenarnya masih terkendali. Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu Deni Surjantoro mengatakan, terjaganya utang pemerintah tercermin dari angka rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB).
Ia menyebutkan, rasio utang pemerintah terhadap PDB sebesar 38,75 persen sampai dengan akhir Januari lalu. Angka itu masih lebih rendah dari ketentuan Undang-Undang Keuangan Negara, yakni sebesar 60 persen.
"Hingga saat ini, posisi utang masih tergolong terkendali," ujar dia, kepada , dikutip Selasa (12/3/2024).
Baca juga: Bayar Utang Pemerintah, Cadangan Devisa RI Turun Jadi 144 Miliar Dollar AS
Lebih lanjut Deni bilang, terjaganya utang pemerintah juga terefleksikan dari profil jatuh tempo yang diklaim terkendali. Tercatat rata-rata tertimbang jatuh tempo utang pemerintah berada di kisaran 8 tahun.
"Serta risiko tingkat bunga, risiko kurs, dan profil jatuh tempo yang terkendali," katanya.
Selain itu, rasio utang pemerintah terhadap PDB Indonesia juga lebih rendah dibandingkan dengan negara tetangga. Misal saja Malaysia dengan rasio 66,9 persen, Thailand 61,4 persen, dan Filipina 57,6 persen.
Rasio utang Indonesia pun lebih rendah dari sejumlah negara dengan perekonomian besar yang tergabung dalam G20. Deni mencontohkan Brazil memiliki rasio utang 88,1 persen, India 81,9 persen, China 83 persen, Amerika Serikat 123,3 persen, Inggris 104,1 persen, dan Jepang 255,2 persen.
"Posisi Indonesia masih di level aman, atau bahkan lebih rendah dibandingkan mayoritas negara peers dan negara maju," tutur Deni.
Baca juga: Melihat Komposisi Utang Pemerintah yang Tembus Rp 8.250 Triliun
Sebelumnya, Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla menyebutkan, utang akan menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi pemerintahan ke depan. Pasalnya, posisi utang pemerintah terus meningkat, sehingga menekan kemampuan belanja APBN.
"Kita menghadapi tantangan, kita banyak utang lebih Rp 8.000 triliun, utang BUMN kurang lebih Rp 3.000-4.000 triliun, jadi Rp 11.000-12.000 triliun. Belum bunganya, cicilannya," kata JK dalam acara Election Talks #4 Universitas Indonesia, Kamis (7/3/2024).
Terkini Lainnya
- Cara Investasi ORI026, Modal Mulai Rp 1 Juta
- BSI Catat Nasabah Wealth Management Capai Lebih dari 65.000 Orang
- ASII Bakal Tebar Dividen Interim Rp 3,96 Triliun, Catat Jadwalnya
- Spesial HUT Ke-79 TNI, Naik Transjakarta, MRT, dan LRT Hanya Rp1
- Sebut Dirinya Akan Jadi Ketua Wantim dan Anindya Ketum Kadin, Arsjad: Tapi yang Punya Suara Kadin Daerah
- Klarifikasi BI dan Awal Mula Kegaduhan Uang Rp 10.000 Lama Tak Berlaku
- Weekend Banking, Ini Daftar Kantor Cabang BCA Buka Sabtu dan Minggu
- Dukung Pertumbuhan Ekonomi, Bank Mandiri Groundbreaking Mandiri Financial Centre di PIK 2
- Bagaimana Cara Transfer BTN ke DANA dari BTN Mobile? Ini Panduannya
- Sri Mulyani Anggap Deflasi 5 Bulan Berturut-turut Berdampak Positif
- Dukung Ekonomi Digital ASEAN, CVC dan Startup Teknologi Perlu Dipertemukan
- Berapa Biaya Admin BCA? Ini Daftarnya sesuai Jenis Tabungan
- Kisah Ayu Catur, Anak Petani yang Sukses Ubah Nasib Keluarga berkat Shopee Affiliate
- Zulhas Ungkap Dampak Mengerikan Deflasi: Petani-Peternak Bisa Bangkrut
- Tak Perlu ke Bank, Ini Cara Aktifkan Kembali M-Banking BCA Terblokir secara Online
- Sri Mulyani Anggap Deflasi 5 Bulan Berturut-turut Berdampak Positif
- Pengusaha Sebut Relaksasi HET Bikin Harga Beras Turun Sementara
- Perbaikan Eskalator Stasiun Manggarai Selesai, Pengoperasian Tunggu Operator
- SMF Indonesia Buka Lowongan Kerja Bagi Lulusan S1, Ini Persyaratannya
- Pembatasan Barang Bawaan dari Luar Negeri, Tas dan Ponsel Hanya Boleh 2 "Pieces" Per Penumpang
- BRI Prediksi Pengiriman Uang dari Luar Negeri Bakal Melonjak selama Ramadhan