Kebutuhan Uang Tunai Meningkat, Minat Lelang SUN Turun
JAKARTA, - Minat lelang Surat Utang Negara (SUN) pada tanggal 26 Maret 2024 menurun. Hal ini terefleksikan dari jumlah penawaran yang lebih rendah dari sesi lelang sebelumnya, yakni pada 13 Maret lalu.
Direktur Surat Utang Negara Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengatakan, total penawaran yang diterima atas 7 seri SUN yang ditawarkan kali ini ialah Rp 32,34 triliun. Nilai itu lebih rendah dari penawaran sesi sebelumnya yang mencapai Rp 58,49 triliun.
"Walaupun lebih rendah dari lelang sebelumnya, namun angka tersebut masih 1,35 kali lebih tinggi dari target indikatif yang telah diumumkan," kata dia, dalam keterangannya, dikutip Rabu (27/3/2024).
Baca juga: Aprindo Minta Kemendag Terbuka soal Kepastian Nilai Utang Rafaksi Minyak Goreng
Menurutnya, penurunan itu utamanya disebabkan oleh potensi tingginya kebutuhan uang tunai pada jelang hari raya Lebaran. Perbankan memilih untuk menyiapkan uang tunai untuk mengantisipasi potensi tersebut.
"Pada lelang kali ini, incoming bids dari perbankan menurun, sebagai antisipasi peningkatan kebutuhan dana tunai oleh masyarakat," ujarnya.
Selain itu, volatilitas pasar keuangan dalam dua pekan terakhir telah memberikan tekanan kepada tingkat imbal hasil (yield) SBN. Deni menyebutkan, Weighted Average Yield (WAY) obligasi negara pada lelang SUN hari ini bergerak naik antara 2 - 8 bps dibandingkan WAY pada lelang SUN sebelumnya.
Baca juga: Pemerintah Utang Rafaksi Minyak Goreng Rp 474,8 Miliar, Luhut: Tidak Boleh Terulang Lagi
Pasar disebut masih mencermati arah kebijakan bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed). Sampai saat ini, pelaku pasar pasar masih menunggu timing penurunan suku bunga acuan The Fed pada tahun ini yang berpotensi mendukung pasar SBN dan emerging markets assets lainnya.
Adapun seri SUN tenor 5 dan 10 tahun masih menjadi favorit investor dengan jumlah incoming bids dan awarded bids masing-masing sebesar 43,34 persen dari total incoming bids dan 53,54 persen dari total awarded bids. Tercatat incoming bids terbesar adalah pada tenor 5 tahun yaitu Rp 8,34 triliun dimenangkan sebesar Rp 7,45 triliun.
Deni menyebutkan, pemerintah memutuskan untuk memenangkan penawaran sebesar Rp 22,6 triliun pada lelang SUN hari ini dengan mempertimbangkan yield SBN yang wajar di pasar sekunder, rencana kebutuhan pembiayaan tahun 2024, dan kondisi kas negara terkini.
"Sesuai dengan kalender penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) tahun 2024, lelang penerbitan SUN selanjutnya akan dilaksanakan pada tanggal 30 April 2024," ucapnya.
Baca juga: Soal Utang Rafaksi Minyak Goreng, Luhut: Kita Harus Segera Menyelesaikan Ini
Terkini Lainnya
- Banggar DPR Setujui Tambahan Anggaran Rp 5 Triliun untuk 7 Kemenko
- PMI Manufaktur Kontraksi 5 Bulan Berturut-turut, Kemenperin: Kami Tidak Heran...
- Emisi Gas Rumah Kaca Industri Terus Naik, Menperin: Penggunaan Energi Penyumbang Terbanyak
- Mentan Hentikan Sementara Impor Daging Domba, Ini Alasannya
- Inflasi November 2024 0,30 Persen karena Bawang Merah dan Tomat
- Catat, Ini Harga Pertamax di Pertashop dan SPBU Pertamina Se-Indonesia pada Desember 2024
- Serial TV Termahal di Dunia dengan Anggaran Fantastis, Rp 6,33 Triliun Per Musim
- Turun Rp 5.000 Per Gram, Cek Harga Emas Antam 2 Desember 2024
- KAI Group Siapkan 44,7 Juta Tempat Duduk untuk Libur Nataru 2024/2025
- TransNusa Turunkan Harga Tiket Pesawat untuk Liburan Nataru
- Tips Mengenali Lowongan Kerja Palsu dan Cara Menghindarinya
- 3 Fitur Canggih DANA yang Cocok buat Anak Muda Aktif
- Link dan Cara Daftar Barcode Pertamina untuk Beli Pertalite
- Harga Tiket Pesawat Turun 10 Persen, Pengamat: Perlu Kajian Lebih Dalam Untuk Keselamatan
- Harga Emas Terbaru Hari Ini 2 Desember 2024 di Pegadaian
- Cara Bayar Zakat Fitrah secara Online melalui BAZNAS
- OJK Sebut Penyelenggara Aset Kripto Baru Bakal Masuk "Regulatory Sandbox"
- Astra Life Luncurkan Produk ASYA Group Berkah Proteksi, Apa Manfaatnya?
- Fitch Ratings Tetapkan Peringkat BBB dan "Outlook Stable" untuk Kilang Pertamina Internasional
- Kasus SPBU Nakal Kurangi Takaran Jadi Pembelajaran, Alat Takar Timbang Produk Lain Juga Harus Diawasi