Wakaf Produktif Perlu Ditingkatkan untuk Bangun Ekonomi Masyarakat
JAKARTA, - Wakaf telah menjadi salah satu sedekah yang paling digemari karena sifat jariahnya. Wakaf menjadi ibadah yang istimewa karena karakternya yang multidimensi dan multinilai.
Multidimensi artinya wakaf mampu menjangkau urusan dunia dan akhirat, sedangkan multinilai memiliki arti wakaf bukan hanya bernilai ibadah, tapi juga nilai sosial.
Dari sisi ibadah, wakaf menjadi amal jariah bernilai pahala yang tidak akan terputus. Sedangkan dari sisi sosial, wakaf juga memiliki peran penting membangun ekonomi masyarakat.
Baca juga: Menteri ATR Pastikan Buat Sertifikat Tanah Wakaf Gratis, Tanpa Ada Pungutan
Dompet Dhuafa dalam keterangannya, Minggu (7/4/2024), menyatakan Badan Wakaf Indonesia (BWI) telah memproyeksikan nilai penerimaan wakaf dapat mencapai hingga Rp 180 triliun per tahun. Nilai sebesar itu tentu memerlukan pengelolaan yang tepat agar dapat menjadi wakaf yang produktif.
Secara umum, wakaf produktif dapat menjadi kontribusi penting dalam membangun kualitas hidup masyarakat, baik secara sosial maupun ekonomi bangsa.
Hal tersebut dapat dicapai dengan melakukan pengelolaan dana maupun aset wakaf menggunakan skema bisnis dan investasi, agar mampu menghasilkan surplus yang memiliki manfaat keberlanjutan.
Secara tidak langsung, skema ini juga bertujuan untuk memperluas manfaat dan merawat aset wakaf tersebut.
Baca juga: Manfaat dan Peran Wakaf Produktif untuk Perekonomian
Meski begitu, persepsi wakaf di tengah masyarakat Indonesia masih berkutat dalam bentuk tanah ataupun dana dengan nominal besar.
Berdasarkan data dari Sistem Informasi Wakaf Kementerian Agama, tanah wakaf di Indonesia hingga tahun 2022 telah mencapai luas total 57,2 hektar yang tersebar di 440.000 titik.
Terkini Lainnya
- Maksimalkan Penjualan Online Bersama Diginesia, Spesialis Layanan Marketplace Indonesia
- Jadwal KA BIAS Solo-Madiun (PP)
- Sekilas Mengenal Danantara, "Superholding" BUMN Baru yang Bakal Kelola Aset "Jumbo" Rp 9.480 Triliun
- Jurus Lo Kheng Hong Berburu "Cuan" dari Pasar Modal
- Jika Suku Cadang Pesawat Bebas Bea Impor, Apakah Harga Tiket Bisa Turun?
- Profil Djoko Siswanto, Kepala SKK Migas Pengganti Dwi Soetjipto
- Apindo Khawatir Kemenangan Trump di Pilpres AS Berdampak Pada Dunia Usaha Indonesia
- Trump Menang Pilpres AS 2024, Rupiah Berpotensi Tembus Rp 16.000
- Pertamina Bidik Perluasan Bisnis Energi Hijau ke Timur Tengah
- Rusdi Kirana Dikabarkan Bakal Jadi Dirut Garuda? Ini Respons Erick Thohir
- [POPULER MONEY] Danantara Bakal Kelola Aset Rp 9.480 T | Imbas Trump Menang, Kekayaan Elon Musk Naik Rp 328,4 T
- Erick Thohir Sebut Divestasi Saham Freeport Harus Ekstra Hati-hati
- Erick Thohir Setuju Bulog Tak Lagi BUMN, Sudah Dibicarakan dengan Prabowo
- Tiket Kereta Api Natal dan Tahun Baru 2025 Sudah Dijual, Cek Sekarang!
- Cara Tutup Akun Lazada PayLater dan Syaratnya
- Mekari Hadirkan Solusi Pengelolaan SDM Selama Ramadhan dan Libur Lebaran
- Arus Mudik, Menhub Minta KAI Pastikan Kesiapan Kereta dan Prasarana
- Cara Menjelaskan Alasan Dipecat atau Terdampak PHK Saat Wawancara Kerja
- Akses Stasiun Whoosh Halim Semakin Mudah, Bisa lewat Tol Cikampek
- Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 7 April 2024