pattonfanatic.com

Lebih Memahami Konsumen dengan "Face Recognition" dan "Neuro Science"

Ilustrasi teknologi pengenal wajah (Face Recognition)
Lihat Foto

Oleh: Frangky Selamat*

FILOSOFI manajemen pemasaran adalah meraih keuntungan berdasarkan kepuasan pelanggan.

Kepuasan pelanggan dianggap kunci keberlanjutan usaha karena pelanggan yang puas cenderung setia, dan pelanggan yang setia akan memberikan keuntungan bagi perusahaan, dengan sejumlah alasan.

Pelanggan yang setia akan mengonsumsi lebih banyak, lebih sering, lebih murah biayanya bagi perusahaan untuk menjaga relasi ketimbang menarik pelanggan baru.

Selain itu, mereka akan menjadi agen promosi tanpa dibayar karena dengan senang hati merekomendasikan produk kepada konsumen lain.

Begitu pentingnya membuat pelanggan puas, menjadi tantangan tersendiri bagi pemasar. Ini bukan urusan mudah.

Kotler dan Armstrong (2020) menekankan pentingnya memahami konsumen untuk membuat pelanggan puas. Memahami kebutuhan dan kenginan konsumen, itu kuncinya.

Maka, mutlak bagi pemasar untuk memperoleh customer insight, data dan informasi yang diperlukan pemasar sebagai dasar untuk menciptakan value bagi pelanggan.

Bagi organisasi yang sudah mapan, membangun dan mengelola sistem informasi pemasaran menjadi keniscayaan. Data mengenai pelanggan dapat diperoleh dan diolah dari data internal (internal database), intelijen pemasaran dan riset pemasaran.

Persaingan yang makin intens dan masif, membuat cara-cara konvensional tidak cukup. Kompleksitas dan tantangan yang dihadapi pemasar juga makin beragam.

Pengumpulan, pengolahan dan analisis data harus dilakukan secara cepat dan akurat. Pemanfaatan teknologi tinggi tidak dapat ditawar-tawar lagi, jika perusahaan ingin tetap kompetitif, tidak hanya di tingkat nasional, tapi dunia.

Pemanfaatan face recognition

Teknologi face recognition (pengenalan wajah) yang berbasis artificial intelligent (AI/kecerdasan buatan) mulai banyak dimanfaatkan untuk melakukan segmentasi pasar.

Ekspresi wajah, kedipan mata, pelebaran pupil dan gerakan kepala dapat diukur dengan menggunakan mesin model pembelajaran berbasis AI.

Pelanggan cenderung mengingat gambar produk yang memicu respons emosional dan informasi ini kemudian memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan akhir.

Gambar lebih relevan dalam konteks informasi pengenalan wajah. Reaksi emosional memengaruhi emosi, yang pada gilirannya memengaruhi tingkat ingatan informasi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat