Erick Thohir "Warning" Direksi BUMN, Ini Sebabnya
JAKARTA, - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta direksi BUMN tidak terlena dengan kinerja positif yang dicapai mayoritas perusahaan pelat merah saat ini.
"Kalau enggak di-warning dari bulan Maret-April ini, takutnya kita terlena karena performa kita bagus. Nah, kalau dividen tahun depan enggak tercapai, inilah yang saya warning," ujar Erick di Jakarta, Sabtu (20/4/2024).
Erick mengingatkan perusahaan pelat merah untuk mewaspadai gejolak global seiring memanasnya konflik di Timur Tengah antara Iran dan Israel.
Baca juga: Bakal Pindah ke IKN, Erick Thohir Tawarkan Investor Kelola Aset BUMN di Jakarta
Ia mengaku telah menghubungi langsung para direksi BUMN untuk menyusun strategi dalam menghadapi gejolak global yang membuat kenaikan harga minyak mentah dan penguatan dollar AS.
"Kemarin saya langsung call (telepon) ke banyak direksi harus benar-benar mengantisipasinya. Saya enggak hanya bicara utang jatuh tempo, opex, capex tapi juga aksi korporasi karena persaingan di Asia Tenggara juga memanas," ujarnya.
Erick menuturkan, dampak konflik yang memanas di Timur Tengah serta menguatnya persaingan ekonomi antar negara Asia Tenggara perlu disikapi BUMN yang merupakan tulang punggung perekonomian nasional.
Terlebih bagi BUMN yang bahan bakunya impor dan memliki utang luar negeri dalam bentuk dollar AS. Di antaranya, ada Pertamina, PLN, MIND ID, serta BUMN di sektor farmasi.
Ia meminta BUMN untuk melakukan peninjauan ulang biaya operasional (operational expenditure), belanja modal (capital expenditure), utang yang akan jatuh tempo, serta rencana aksi korporasi (corporate action).
Erick juga meminta untuk dilakukan uji stres atau stress test guna mengetahui kondisi BUMN dalam situasi terkini.
"Saya warning bagaimana optimalisasi, perusahaan-perusahaan BUMN ini harus benar-benar buka mata dengan situasi ini. Kemarin saya telepon itu dirut-dirut-nya, bahkan saya WA, supaya mengantisipasi ini," paparnya.
Ia menambahkan, selama enam bulan ke depan atau di sisa masa jabatannya, BUMN tentu akan menghadapi berbagai tantangan seiring bergejolaknya kondisi global. Maka dengan memiliki strategi yang tepat diharapkan bisa menjaga kinerja perusahaan pelat merah.
Terlebih, BUMN ditargetkan bisa menyetorkan dividen ke negara sebesar Rp 85 triliun pada tahun ini, naik dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 81 triliun. (Yohana Artha Uly, Sakina Rakhma Diah Setiawan)
Baca juga: Erick Thohir Bantah Minta BUMN Borong Dollar AS
Terkini Lainnya
- Cara Beli Tiket Kereta Bandara via Access by KAI
- Cara Mengisi Saldo DANA dari BCA, Mudah dan Praktis
- Pemerintahan Jokowi Bangun 1.731 KM Jalur Kereta Selama 2015-2024
- Ada 53.000 Orang Jadi Korban PHK Januari-September 2024, Jateng Terbanyak
- Setoran Dividen BUMN Capai Rp 70,29 Triliun Hingga Agustus 2024
- 7 Tahapan Proses Penyusunan APBD Kabupaten atau Kota
- Penawaran ORI026 Dibuka Besok, Cek Besaran Kupon dan Mitra Distribusinya
- Entrepreneur Startup Staffinc Terpilih Jadi Endeavor Entrepreneur Ke-100 di International Selection Panel
- Mengenal 7 Dasar Hukum APBD
- Wamendag Optimistis Perundingan Kesepakatan Dagang IEU-CEPA Segera Selesai
- Dalam 2 Tahun, Pemprov Jatim Sudah Gelontorkan BTT Rp 52 Miliar untuk Perbaiki Infrastruktur Rusak Imbas Erupsi Semeru
- Mentan Amran Sebut Prabowo Akan Bangun Sektor Pertanian Besar-besaran, Ingin Swasembada Pangan 3 Tahun ke Depan
- Cara Cetak Kartu Ujian CPNS 2024 untuk Tes SKD
- Permudah Transaksi Pecinta Otomotif, Bank Mandiri "Relaunching" Mandiri MyPertamina Card
- Pembukaan Program S2 King’s College London di KEK Singhasari Tandai Peluncuran Human Development Zone dan Laboratorium Pariwisata Nusantara
- Mentan Amran Sebut Prabowo Akan Bangun Sektor Pertanian Besar-besaran, Ingin Swasembada Pangan 3 Tahun ke Depan
- Angan-angan Swasembada Daging Sapi
- Naik 3,1 Persen, Laba Bersih Telkom Kuartal I 2024 Capai Rp 6,3 Triliun
- [POPULER MONEY] Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK | Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan
- Asosiasi: Usaha Angkutan Penyeberangan Bisa Terpengaruh Kenaikan Dollar AS
- Perusahaan Asal Singapura Jadi Investor Pertama KIT Batang Tahun Ini