Imbas Konflik Iran-Israel, Harga Pangan Bisa Meroket
JAKARTA, - Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bustanul Arifin mengatakan, harga pangan impor di dalam negeri berpotensi naik tajam seiring pecahnya konflik Iran-Israel beberapa hari lalu.
Bustanul mengatakan, harga pangan impor akan naik menyusul dengan terganggunya sistem logistik di Timur Tengah.
"Karena perang ini (Iran-Israel) menyebabkan logistik terganggu sistem logistik terganggu, dan kita sudah paham dolar sudah mencapai Rp 16.200 itu akan mendorong menaikan harga pangan dan inflasi," kata Bustanul dalam diskusi bertajuk "Dampak Kebijakan Ekonomi Politik di tengah Perang Iran-Israel secara virtual, Senin (22/4/2024).
Baca juga: Jaga Ketahanan Pangan, Erick Thohir Minta BUMN Amankan Bahan Baku Pupuk
Bustanul mengatakan, saat ini kondisi ekonomi Indonesia masih baik dengan tumbuh 5 persen pada 2023 lalu.
Meski demikian, ia mengatakan, sektor pertanian hanya tumbuh 1,3 persen. Hal ini, kata dia, harus diwaspadai.
"Jadi tumbuh rendah seperti itu pasti ada persoalan diproduksi paham kita bahwa di 2023 kemarin El Nino, tapi ketika melihat angka kemiskinan dan turunnya 1 digit, jeleknya angka miskin ada di pedesaan dan pertanian, dan ketimpangan memburuk itu yang perlu kita waspadai," ujarnya.
Bustanul juga menyoroti harga beras global yang sensitif dengan kebijakan masing-masing negara. Ia mencontohkan, pemerintah yang melarang ekspor beras yang ikut berdampak terhadap kenaikan harga beras.
"Betapa sensitif harga beras global tingkah laku anomali," tuturnya.
Berdasarkan hal tersebut, Bustanul mendorong penguatan basis produksi pangan dalam negeri dan pengelolaan stok pangan domestik.
"Perlu kolaborasi antar daerah dalam pemanfaatan teknologi pertanian, dinamika surplus dan defisit pangan, ekosistem inovasi dan strategi riset dan pengembangan, serta fasilitasi pertanian dengan digitalisasi rantai nilai pertanian," ucap dia.
Baca juga: Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres
Terkini Lainnya
- Pimpinan Munaslub Beberkan Alasan Lengserkan Arsjad Rasjid dari Ketum Kadin
- Kinerja Semester I-2024 Elnusa, Selesaikan Survei Seismik hingga Pendapatan Naik
- Dihadiri Bamsoet dan Rosan, Munaslub Kadin Lengserkan Arsjad dan Tunjuk Anindya Jadi Ketum
- Kemendag Sebut Indonesia Ingin Tingkatkan Ekspor ke Kawasan Arab Teluk
- PLN EPI Gandeng Pupuk Indonesia dan ACWA Power Bangun Ekosistem Hidrogen Hijau
- Pendidikan Jadi Kunci Utama Meraih Manfaat Indonesia Emas 2045
- PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Persyaratannya
- Libur Panjang Akhir Pekan, Penumpang Whoosh Meningkat 25 Persen
- Catat, Ini Jadwal KA Priority Periode September 2024 dan Rutenya
- Asa Menjaga Lingkungan Hidup dari Langkah Kecil Daur Ulang Sampah
- Indonesia Harus Persiapkan Bahan Bakar Alternatif untuk Armada Maritim
- 7 Contoh Yang Termasuk Pajak Pusat
- Marine Solutions Summit 2024, Wadah Pelaku Bisnis Maritim Siasati Tantangan Global
- Ini UU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terbaru dan Penjelasannya
- Ada MotoGP, Penumpang Kapal Penyeberangan Lombok-Bali Diprediksi Naik 3 Kali Lipat
- Diskon Tiket Kereta Keberangkatan 22-30 April, Ini Cara Belinya
- ID Food: Peran Perempuan dalam Ekosistem Pertanian dan Pangan Penting, Akses Modal dan Pasar Jadi Tantangan
- Pasar Modal 2024, "Outlook" Cerah dengan Sektor Perbankan yang Dominan
- BUMN PalmCo Garap Kebun Sawit Terluas di Dunia, Ini Luasnya
- Pelajaran Kegagalan Peningkatan Produksi Gula dari Kabupaten Dompu