Pertumbuhan Kredit dan Pendanaan Perbankan 2024 Diproyeksi Masih Baik di Tengah Ketidakpastian Global
JAKARTA, - Tahun 2024 menjadi tahun yang menarik bagi sektor perbankan di Indonesia. Proyeksi pertumbuhan kredit dan pendanaan menunjukkan potensi yang signifikan, namun beberapa faktor risiko tetap menjadi perhatian utama.
Bank Indonesia (BI) menargetkan pertumbuhan kredit perbankan dalam kisaran 10 hingga 20 persen, sedangkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan pertumbuhan kredit antara 9 persen hingga 11 persen.
Hingga Februari 2024, pertumbuhan kredit telah mencapai 11,28 persen, sebagian besar didorong oleh peningkatan permintaan modal kerja.
Namun, di tengah optimisme ini, sektor perbankan menghadapi beberapa tantangan yang harus diperhatikan.
“Salah satu faktor risiko utama adalah suku bunga yang masih cenderung tinggi. Meskipun ekspektasi menunjukkan kemungkinan penurunan suku bunga pada akhir tahun, biaya pendanaan tetap tinggi untuk sebagian besar tahun 2024,” ucap Chief Economist Mandiri, Andry Asmoro pada Market Outlook yang diadakan di Bursa Efek Indonesia, Senin (22/4/2024).
Baca juga: Pasar Modal 2024, Outlook Cerah dengan Sektor Perbankan yang Dominan
Hal ini dapat membatasi pertumbuhan kredit dan meningkatkan cost of fund bagi bank-bank di Indonesia.
"Di sisi lain, risiko perlambatan ekonomi global juga bisa mempengaruhi pertumbuhan kredit. Perlambatan ekonomi di China dan ketidakpastian geopolitik di Timur Tengah dapat berdampak pada rantai pasok global, yang pada akhirnya bisa mempengaruhi ekonomi Indonesia," jelas Andry.
Jika kondisi ini berlanjut, risiko kenaikan inflasi dan peningkatan biaya dana dapat menghambat pertumbuhan kredit.
Selain itu, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang lebih lambat dibandingkan penyaluran kredit menimbulkan kekhawatiran tentang likuiditas perbankan. Kenaikan Loan to Deposit Ratio (LDR) dapat meningkatkan tekanan pada biaya pendanaan dan mengurangi kemampuan perbankan untuk mendukung pertumbuhan kredit yang diinginkan.
Baca juga: Saham Sektor Perbankan Kuasai Kapitalisasi Pasar Modal RI
Untuk menghadapi tantangan ini, perbankan perlu mengadopsi strategi yang efektif. Salah satu strategi utama adalah menjaga likuiditas melalui proyeksi aset dan liabilitas yang baik. Bank-bank perlu memantau dengan cermat kebutuhan pendanaan mereka dan mencari cara untuk menyeimbangkan sumber pendanaan yang terjangkau.
Selain itu, kerja sama dan kolaborasi antarbank dapat menjadi kunci untuk mengatasi tantangan likuiditas. Bank-bank dapat bekerja sama untuk menemukan sumber pendanaan yang stabil dan memitigasi risiko yang terkait dengan persaingan pendanaan antara pemerintah dan perbankan.
Meski tantangan yang dihadapi sektor perbankan cukup signifikan, proyeksi pertumbuhan kredit tetap memberikan harapan untuk tahun 2024. Dengan strategi yang tepat dan kemampuan beradaptasi yang kuat, perbankan Indonesia bisa terus menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Para pemangku kepentingan di sektor perbankan dan otoritas terkait harus bekerja sama untuk menciptakan kondisi yang kondusif, sehingga pertumbuhan kredit dan pendanaan dapat mencapai target yang diinginkan.
Terkini Lainnya
- Prabowo Teken PP Hapus Tagih Utang UMKM, OJK: Berikan Kepastian Hukum bagi Bank BUMN
- Mentan Amran: Penyaluran Pupuk Subsidi Harus Satu Komando
- Tiket Kereta Api Periode Nataru 2024/2025 Sudah Bisa Dibeli
- Kementan-Kemendes PDT Kolaborasi Percepatan Program Pangan Bergizi dan Swasembada, Libatkan TNI-Polri
- Apple Tawarkan Investasi Rp 157 Miliar untuk Bangun Pabrik Aksesori di Indonesia, Kemenperin: Kami Sudah Dengar
- Cara Beli Tiket KA BIAS Solo-Madiun secara Online di Access by KAI
- Pertamina Geothermal Energy Raih Laba Bersih Rp 2,12 Triliun pada Kuartal III 20242024
- Tak Lagi BUMN, Bulog Bakal Langsung di Bawah Presiden Prabowo
- Beredar Terigu Bogasari Palsu, Indofood Imbau Masyarakat Hati-hati
- Tak Ada Passing Grade, Bagaimana Sistem Kelulusan Seleksi PPPK 2024?
- Energy Transition Mechanism (ETM) Jadi Upaya Percepat Transisi Energi dan Mendukung Investasi Hijau
- Prabowo Sahkan PP Piutang Macet, Menteri KKP: Kami Tancap Gas Melakukan Tindak Lanjut...
- Bidik Pasar Domestik dan Ekspor, Midea Bidik Produksi 1 Juta Unit AC di Pabrik Cikarang
- Bos Roatex: Pembayaran Tol Tanpa Sentuh-Tanpa Setop (MLFF) Mulai Diterapkan Kuartal I 2025
- Di KI 2024, Hutama Karya Pamerkan Portfolio dan Inovasi Infrastruktur Berteknologi Canggih
- Dampak Pilpres AS: Wall Street, Dollar AS, hingga Bitcoin Perkasa
- BUMN PalmCo Garap Kebun Sawit Terluas di Dunia, Ini Luasnya
- Pelajaran Kegagalan Peningkatan Produksi Gula dari Kabupaten Dompu
- AirNav Bantah Ada Pesawat Jatuh di Perairan Bengga Nagekeo NTT
- Nilai Ekspor RI Melesat 16,4 Persen jadi 22,43 Miliar Dollar AS
- Kemenperin Rampungkan Regulasi Turunan Permendag