Memenangkan Ruang di Hati Pelanggan
JENAMA (brand) kedai kopi yang didukung permodalan kuat mencoba peruntungan di tengah persaingan yang begitu keras.
Di tengah pasar yang “berdarah-darah” karena begitu banyak “pemain”, dari yang kawakan hingga pendatang baru memperebutkan pasar yang gemuk dan basah.
Namun dengan percaya diri pemain baru yang didukung investor yang kuat secara finansial meyakini dapat memenangkan persaingan.
Didukung teknologi terkini untuk mencapai efisiensi, harga yang sangat kompetitif ditawarkan kepada pasar. Tidak cuma itu, teknologi tinggi juga diyakini akan menjaga kualitas rasa, siapapun penyaji dan pengelolanya.
Dalam hitungan bulan, ratusan gerai telah dibuka, dan tidak sampai setahun bisa jadi ribuan gerai akan hadir menjangkau pasar.
Penetrasi pasar yang demikian masif dengan iming-iming menggiurkan adalah cara efektif untuk meningkatkan market share (pangsa pasar). Dengan asumsi bahwa produk yang ditawarkan dapat diterima pasar, penjualan akan meningkat dan penguasaan market share hanya masalah waktu.
Jenama lama yang telah hadir lebih dahulu patut waspada. Namun demikian, apakah semudah itu menjungkir balikkan pasar yang sudah sesak kompetitor dan konsumen yang mungkin telah memiliki pilihan jenamanya?
Kotler, Keller, dan Chernev (2022) mengungkapkan tiga variabel yang patut dimonitor ketika menganalisis potensi ancaman dari kompetitor.
Pertama, yang biasa dikenal adalah market share, yaitu perbandingan jumlah unit penjualan suatu jenama dibandingkan dengan keseluruhan perusahaan yang menawarkan jenama pada kategori produk tertentu.
Kedua, mind share, yaitu persentase pelanggan yang menyebut nama jenama ketika merespons pernyataan,”Sebutkan jenama yang muncul dibenak pertama kali.”
Mind share mewakili efek kognitif dari kegiatan promosi, sedangkan market share mewakili hasil perilaku, yaitu pembelian produk dari konsumen.
Ketiga, heart share, yaitu persentase pelanggan yang menyebut jenama ketika merespons pernyataan,”Sebutkan jenama yang dipilih ketika akan membeli produk.”
Heart share digambarkan sebagai kontinum di tengah-tengah antara mind share dan market share (Day, 1989).
Heart share mewakili tingkat komitmen pelanggan dan ikatan emosional yang mendasari hubungan dengan produk atau layanan. Pemasar dapat mengelola hubungan pelanggan untuk membangun hubungan emosional tersebut.
Heart share seolah-olah mengisolasi konsumen dari kegiatan promosi pesaing.
Terkini Lainnya
- Bagaimana Cara Pindah Faskes BPJS Lewat JKN Mobile?
- Gelar BIK 2024, Bos OJK: Perluas Literasi Inklusi di Luar Jawa
- Cara Cek Jumlah Peserta SKD CPNS 2024 untuk Setiap Formasi di SSCASN
- Mengapa Perlu Pajak Minimum Global 15 Persen?
- Gelar Hackathon, Dirut Sucofindo: Teknologi adalah "Problem Solver"
- [POPULER MONEY] Daftar Kantor Cabang BRI yang Buka Sabtu Minggu | Sri Mulyani Bantah Daya Beli Masyarakat Turun
- Apakah KIS Bisa Digunakan Dimana Saja?
- Cara Mudah Transfer Livin’ by Mandiri ke DANA
- Mengenal Apa Itu Short Selling, Proses, dan Risikonya
- Daftar Emiten yang Bakal Bagi-bagi Dividen pada Oktober 2024
- Pelabuhan Patimban Diklaim Bisa Bantu Atasi Macet Jakarta
- BSI Buka Layanan "Weekend Banking" di 470 Outlet Selama Oktober 2024
- Tak Hanya Toko Kelontong, SRC Juga Bina Ribuan Toko Grosir Jadi Mitra
- Persiapan Munas IX, Kadin Ingatkan Semua Proses Harus Sesuai Aturan
- Catat, Ini Tarif Listrik per kWh Selama Oktober 2024
- Mengapa Perlu Pajak Minimum Global 15 Persen?
- Ini Alasan Indonesia Belum Bisa Impor Langsung ke China
- Menaker Resmikan Program K3 untuk Kurangi Kecelakaan Kerja
- BI: Pertumbuhan Kredit Perbankan Terus Meningkat, Per Maret Capai 12,4 Persen
- Harga Bawang Merah Tembus Rp 80.000, Mendag: Tidak Akan Ada Impor!
- Menaker: Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja Belum Merata