Kementerian ESDM Uji Coba B40 untuk Kereta dan Kapal
JAKARTA, - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mulai melakukan uji coba penerapan biodiesel 40 persen atau B40 untuk kereta, kapal, hingga alat berat pada tahun ini.
B40 merupakan bahan bakar hasil campuran minyak kelapa sawit (CPO) 40 persen dan solar 60 persen.
"Uji coba kali ini akan dilakukan kepada sektor non-otomotif tepatnya untuk kereta, kapal laut hingga alat berat industri dengan rentang waktu uji coba hingga 8 bulan," tulis Kementerian ESDM pada instagram Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) dikutip Jumat (26/4/2024).
Baca juga: Kementerian ESDM Lakukan Uji Cold Startability B40 di Dataran Tinggi, Bagaimana Hasilnya?
Setelah dilakukan uji coba maka akan dilakukan evaluasi oleh Ditjen EBTKE dari uji terap tersebut.
Uji coba B40 untuk sektor non-otomotif ini merupakan lanjutan dari keberhasilan uji coba B40 yang telah dilakukan pada kendaraan darat.
"Sebelumnya uji coba B40 telah dilakukan pada kendaraan darat dan berjalan lancar," tulis Ditjen EBTKE.
Untuk diketahui, penerapan bahan bakar biodiesel merupakan mandatori yang ditetapkan pemerintah sejak 2018 lalu. Mandatori dimulai dengan B20 dan terus berkembang hingga kini dilakukan uji coba B40.
Tahun lalu, dari penerapan B35, pemanfaatan biodiesel untuk pasar domestik mencapai 12,2 juta kilo liter (KL). Jumlah tersebut melebihi target yang dipatok pada 2023 sebesar 10,65 juta KL, atau secara persentase mencapai 114,5 persen.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, mandatori biodiesel telah memberi efek ekonomi yang besar bagi Indonesia pad 2023. Terjadi penghematan devisa negara mencapai 7,9 miliar dollar AS atau sekitar Rp 120,54 triliun.
"Devisa kita bisa hemat, karena kita bisa mengurangi importasi solar, termasuk crude, karena kita bisa campur dengan kita punya fame," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (15/4/2024).
Efek ekonomi lain dari program mandatori biodiesel adalah terjadi peningkatan nilai tambah dari Crude Palm Oil (CPO) menjadi biodiesel sebesar Rp 15,82 triliun.
Selain itu, terjadi penyerapan tenaga kerja yang sangat besar, yaitu lebih dari 11.000 partisipasi tenaga kerja off-farm, dan juga mencapai 1,5 juta pekerja on-farm.
Baca juga: Penerapan B35 untuk Industri Pertambangan Butuh Edukasi Lebih Lanjut
Terkini Lainnya
- Adopsi Teknologi Blockchain UMKM
- Pertamina International Shipping Buka Peluang Bisnis Muatan "Green Cargo" Pada 2025
- Saham DGWG Naik 15,65 Persen pada Hari Pertama Melantai di Bursa
- BRI Raup Rp 1,6 Triliun dari Transaksi AgenBRILink Sepanjang 2024
- Pelindo Layani 1,9 Juta Penumpang dan 130.000 Kendaraan Selama Libur Nataru
- Saham OBAT Melonjak di Hari Pertama IPO, Raup Rp 59,5 Miliar
- Bakal Berlaku Semester II, Kenapa Cukai Minuman Berpemanis Diterapkan?
- 3 Manfaat Asuransi Jiwa yang Jarang Diketahui Orang
- Mayoritas Harga Pangan Dilaporkan Turun, Cabai Rawit Merah Rp 72.690 per Kg
- Emiten Milik Aguan CBDK Resmi IPO, Saham Langsung ARA
- Simak Daftar Kurs Rupiah di 5 Bank Besar di Indonesia
- Peserta Lolos CPNS 2024 Wajib Isi Daftar Riwayat Hidup, Ini Caranya
- IHSG dan Rupiah Lesu di Pembukaan Awal Pekan
- Cek Harga Emas Antam 13 Januari 2025
- Harga Emas Terbaru Hari Ini 13 Januari 2025 di Pegadaian
- BTPN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 264 Miliar pada Kuartal I 2024
- Akhiri Pekan, IHSG Merosot ke Level 7.036, Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS
- Bos Bea Cukai Buka Suara soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta
- KCIC: Stasiun Karawang Beroperasi 2025
- Schneider Electric Tampilkan Ragam Teknologi di Hannover Messe 2024