BI Kerek Suku Bunga Acuan, Ini Respons Bankir
JAKARTA, - Industri perbankan disebut sedang menghadapi era suku bunga mahal dengan adanya kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI rate.
Kebijakan tersebut dikhawatirkan akan merembet pada biaya dana (cost of fund) dan pada akhirnya bermuara pada suku bunga kredit yang ditawarkan ke masyarakat.
Pekan ini, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikkan BI Rate sebesar 25 basis points atau 0,25 persen ke level 6,25 persen.
Executive Vice President (EVP) Corporate Communication and Social Responsibility PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Hera F. Haryn mengatakan, perseroan akan senantiasa mengkaji dampak dari tren kenaikan suku bunga.
Baca juga: Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga
Selain itu, BCA juga akan menyiapkan strategi yang tepat untuk memberikan nilai tambah dan layanan yang optimal bagi segenap nasabah dan masyarakat.
"BCA mencermati perkembangan suku bunga Bank Indonesia serta dinamika makroekonomi dan kondisi likuiditas sektor perbankan dalam menentukan kebijakan suku bunga ke depan baik di sisi kredit maupun deposito," kata dia kepada , Jumat (26/4/2024).
Ia berharap pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap positif di 2024, sehingga mendukung pertumbuhan kredit dan pendanaan perbankan nasional.
Di sisi lain, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sunarso mengungkapkan kebijakan Bank Indonesia (BI) merupakan keputusan logis dan rasional di tengah tantangan ekonomi global.
“Kami akan mengikuti kebijakan BI. Situasi global dan domestik yang menantang pada akhirnya memaksa pelaku industri untuk dapat merespons dengan baik dan bijak,” ungkap dia.
Di sisi lain, Sunarso juga menilai kenaikan BI Rate tidak akan berdampak signifikan terhadap likuiditas BRI secara umum. Sedikit catatan, hingga akhir kuartal I-2024 tercatat Loan to Deposit Ratio (LDR) BRI tercatat sebesar 83,28 persen.
Kemudian dari sisi permodalan, BRI juga mampu menjaga rasio permodalan yang kuat dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 23,97 persen.
“Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,” tambah Sunarso.
Baca juga: BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit
Sedangkan, Corporate Secretary PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Teuku Ali Usman mengatakan, kebijakan Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan BI Rate merupakan langkah antisipasi.
"Kebijakan Bank Indonesia (BI) untuk menaikkan suku bunga acuan BI Rate merupakan langkah pre-emptive dan ahead the curve bank sentral untuk memastikan stabilitas ekonomi dan pasar keuangan tetap terjaga di tengah risiko global yang meningkat," kata dia kepada , Kamis (25/4/2024).
Ia menambahkan, risiko ini termasuk konflik geopolitik di Timur Tengah.
Terkini Lainnya
- Kemenhub Atur Mobilitas di Pelabuhan Penyeberangan Periode Nataru 2024/2025, Ini Rinciannya
- Prabowo Segera Teken Perpres Irigasi, Mentan: Paling Lambat Besok Ditandatangani
- Peringati Hari HAM, APRIL Group Tingkatkan Akses Kesehatan dan Pendidikan Anak-anak di Riau
- ATM Bersama Potongan Berapa?
- Bapanas: Perintah Presiden Prabowo, Petani-Nelayan Jangan Sampai Menderita karena Produk Tak Terserap
- Watsons Tebar Promo 12.12, Ada Diskon hingga 70 Persen dan Voucer Rp 120.000
- Waspada Penipuan dengan Modus Jual Murah Emas Antam
- Asosiasi Logistik Dukung Kenaikan UMP 2025: Bisa Sejahterakan Pekerja
- Mengenal Opsen Pajak Kendaraan Bermotor dan Perhitungannya
- Usai Merger dengan XL Axiata, Saham FREN Akan "Delisting" dari Bursa
- Penuhi Aturan "Free Float", Bank JTrust Bakal Rights Issue Tahun Depan
- Semarakkan Harbolnas 12.12, Telkom Beri Diskon Biaya Berlangganan Indibiz untuk UKM
- Kian Panjangnya Rentetan BPR "Gulung Tikar" pada 2024
- Bandara Dhoho Kediri Siap Layani Penerbangan Umrah pada Kuartal I 2025
- Apakah Tarik Tunai di ATM Bersama Kena Biaya?
- Mengenal Opsen Pajak Kendaraan Bermotor dan Perhitungannya
- Ramai soal Bea Cukai, Sri Mulyani: Kalau Ada Peraturan, Memang Harus Dilakukan...
- Ada Lowongan Kerja Memeluk Kucing, Gaji 10.000 Dollar AS
- BTPN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 264 Miliar pada Kuartal I 2024
- Dirjen Bea Cukai: Kami Hanya Melaksanakan Kebijakan, Tidak Ada Kekakuan..
- Ekonom Sebut Kenaikan Bunga Kredit Baru Terasa Semester II-2024