Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa
CADANGAN devisa Indonesia berpotensi mengalami penurunan seiring situasi geopolitik di Timur Tengah yang masih mengalami eskalasi dan dinilai akan tetap berisiko menekan nilai tukar rupiah.
Tren penurunan cadangan devisa pada periode ini, yaitu April 2024 mencapai kisaran 136 miliar dollar AS hingga 138 miliar dollar AS.
Salah satunya dipengaruhi aliran keluar modal asing atau outflows yang meningkat dari Indonesia di tengah tingginya ketidakpastian global.
Komoditas Indonesia perputarannya luar biasa dan bisa dikatakan sangat berjaya, karena ekonomi Indonesia sejatinya hanya didorong oleh tingginya harga komoditas.
Namun cadangan devisa kita cenderung stagnan. Stagnannya cadangan devisa kita ternyata karena big corporate nonbank pada umumnya bermain dollar currency.
Sedangkan rupiah hanya digunakan untuk biaya operasional. Jika dana itu diparkir di luar negeri, maka hal ini di luar jangkauan Bank Indonesia.
Selain itu, Consumer Price Index (CPI) inti Amerika Serikat melampaui perkiraan. Perekonomian tumbuh lebih cepat dari perkiraan, pasar tenaga kerja masih cukup ketat di tengah kondisi keuangan yang longgar.
Peluang The Fed untuk kembali menaikkan FFR pada Juni mungkin lebih tinggi dibandingkan sebaliknya. Sedangkan Rupiah masih mungkin tertekan enam bulan kedepan.
Setiap negara dihadapkan pada Trilemma atau Impossible Trinity. Jika kita mau nilai tukar stabil, kebijakan moneter tidak boleh independen karena harus menjaga stabilitas nilai tukar dengan suku bunga dan intervensi.
Jika mau kebijakan moneter kita independen, maka tidak bisa free capital flows dan sulit menstatabilkan nilai tukar apalagi harus fixed.
Jika kita mau free capital flows, kita tidak bisa fixed nilai tukar dan kebijakan moneter tidak bisa independen.
Perdebatan ekonomi biasanya meremehkan sifat intervensi valuta asing Bank Sentral yang bersifat smoothing nature, menghubungkannya dengan motif kehati-hatian, dengan tujuan menjaga nilai tukar tetap di bawah nilai ambang atas.
Karena alasan merkantilis, yaitu termasuk kebijakan ekonomi nasional yang bertujuan mengumpulkan cadangan moneter melalui keseimbangan perdagangan positif, terutama barang dan jasa.
Merkantilis adalah teori ekonomi yang menyatakan bahwa kemakmuran suatu negara ditentukan jumlah penanaman modal atau aset yang dimilikinya dan ukuran perdagangan luar negerinya.
Namun terdapat banyak bukti yang menunjukkan bahwa intervensi terutama ditujukan untuk membatasi apa yang dianggap oleh para pembuat kebijakan sebagai penyimpangan yang tidak beralasan (dan mungkin merugikan) dari tingkat keseimbangan.
Terkini Lainnya
- Bahlil: Seluruh Konsesi Gas Diprioritaskan untuk Kebutuhan Dalam Negeri
- Mineral Krusial Seperti Litium dan Nikel Jadi Kunci Keamanan Energi Masa Depan, Bukan Lagi Minyak
- Harga Emas Menguat, Kapan Waktu Tepat untuk Mulai Berinvestasi?
- Harga Bitcoin Sentuh Rekor Tertinggi Jelang Pelantikan Trump
- BNI Beri Pelatihan untuk Pekerja Migran Indonesia di Hong Kong
- Menyusul Sang Suami, Melania Trump Juga Luncurkan Meme Kripto
- Operasional Angkutan Barang Diatur Saat Libur Isra Miraj dan Imlek, Simak Rinciannya
- HUMI Alokasikan Capex 2025 untuk Penguatan Armada dan Sistem Operasional
- Diakuisisi Grup Djarum, Remala Abadi (DATA) Bakal Agresif Ekspansi
- Lowongan Kerja KAI Services untuk Lulusan SMA, Simak Persyaratannya
- Bumi Siak Pusako Bayarkan Kompensasi ke Petani yang Terdampak Survei Seismik di Blok CPP Rokan Hilir
- Cara Cek Saldo dan Mutasi Rekening BRI Lewat WhatsApp
- Turunkan Biaya Logistik Indonesia, Ini Rekomendasi Asosiasi
- Swasta Bakal Dapat Porsi Lebih Besar untuk Bangun Pembangkit Listrik
- Soal Anggaran MBG, Prabowo: Ada Pengamanan Supaya Uang yang Dikirim Tidak Hilang
- Harga Bitcoin Sentuh Rekor Tertinggi Jelang Pelantikan Trump
- Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub
- Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya
- Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang
- Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market
- Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan