Australia Hadapi Krisis Perumahan, Ini Penyebabnya
JAKARTA, - Australia sedang menghadapi krisis perumahan yang semakin meruncing, dengan harga rumah yang terus melambung tinggi dan pasokan perumahan yang terbatas.
Dalam upaya untuk menanggapi masalah ini, pemerintah Australia akan mengumumkan langkah-langkah yang diharapkan akan diambil dalam anggaran nasional yang akan datang.
Dikutip dari CNBC, Senin (13/5/2024), menurut data terbaru dari konsultan properti CoreLogic, harga rumah di Australia telah naik selama 15 bulan berturut-turut pada April 2024.
Baca juga: Mengenal Mata Uang Australia dan Nilai Tukarnya ke Rupiah
Adapun rata-rata harga rumah di Australia adalah 779.817 dollar Australia atau setara sekitar Rp 8,27 miliar (kurs 1 dollar Australia setara Rp 10.607).
Sementara itu, biaya sewa rumah juga meningkat secara signifikan, menandai lonjakan terbesar sejak lebih dari satu dekade yang lalu.
Kepala riset CoreLogic Australia, Eliza Owen menyatakan bahwa keterjangkauan rumah saat ini berada pada tingkat terburuk dalam sejarah Australia, terutama dari sudut pandang pelayanan hipotek.
Owen juga memperkirakan bahwa harga rumah akan terus naik meskipun dalam laju yang lebih lambat dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca juga: 50 Tahun ASEAN-Australia: Menakar Hubungan Ekonomi
Salah satu faktor yang memperparah krisis perumahan adalah pasokan yang terbatas. Kenaikan tajam dalam biaya konstruksi, kekurangan tenaga kerja, dan bahan telah memperlambat pembangunan perumahan baru, menyebabkan kesenjangan antara permintaan dan pasokan semakin membesar.
Tantangan lainnya adalah lonjakan migrasi neto, yang mencapai rekor tertinggi.
Data menunjukkan bahwa sekitar 75 persen imigran tiba dengan visa sementara, dengan lebih dari setengahnya adalah mahasiswa internasional.
Dalam menghadapi situasi ini, pemerintah Australia berencana untuk mengambil langkah-langkah tegas.
Terkini Lainnya
- Hari Ini Naik Rp 5.000 Per Gram, Cek Harga Emas Antam 3 Desember 2024
- Pendaftaran Rekrutmen OJK Resmi Dibuka, Ini Link dan Jadwal Seleksinya
- Bahlil Targetkan Konsumsi Listrik Per Kapita hingga 6.300 kWh
- Kala Prabowo Sampaikan Terima Kasih untuk Menteri-menteri Ekonomi karena Bikin Kebijakan Pro Rakyat ...
- IHSG Hari Ini Diproyeksikan Masih Melemah, Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Selasa
- Wall Street Variatif, Indeks S&P 500 dan Nasdaq Cetak Rekor Lagi
- [POPULER MONEY] Respons Budi Arie Masuk Pengurus Kadin | Istana soal Kementerian Penerimaan Negara
- PMI Manufaktur Masih Kontraksi, S&P Global: Bikin Perusahaan Tetap Berhati-hati...
- Prabowo: Keyakinan saya, Tahun 2025 Kita Tidak Akan Impor Beras Lagi
- Zulhas Serahkan Rincian Anggaran Makan Bergizi Gratis Rp 10.000 ke Kemenkeu dan BGN
- Bansos Beras dan Operasi Pasar pada Awal 2025, Pemerintah Siapkan Rp 6 Triliun
- Kemenkop Data Koperasi yang Dilibatkan dalam Program Makan Bergizi Gratis
- Prabowo Minta Seluruh Proyek Strategis Nasional Selesai pada 2025
- Waspada Fintech Ilegal: CLIK dan AFPI Ungkap Modus Baru Penipuan Pinjaman Online
- Kementerian BUMN Dukung Penurunan Harga Tiket Pesawat Saat Libur Nataru
- Kala Prabowo Sampaikan Terima Kasih untuk Menteri-menteri Ekonomi karena Bikin Kebijakan Pro Rakyat ...
- Bapanas Soroti 4 Bahan Pokok yang Masih Mahal
- IHSG Merah di Awal Sesi, Rupiah Melemah
- BSI Berangkatkan 83 Persen Jamaah Haji Indonesia 2024
- Bisa Picu Inflasi, Pemerintah Wanti-wanti Kenaikan Tarif Tiket Kereta Api dan Bis
- Kasus Korupsi Syahrul Yasin Limpo dan Nasib Petani Gurem