Pengeluaran Masyarakat untuk Bayar Utang Kembali Meningkat
JAKARTA, - Pos pengeluaran masyarakat untuk membayar cicilan pinjaman atau utang kembali meningkat. Hal ini sebagaimana ditunjukan oleh data Survei Konsumen Bank Indonesia periode April 2024.
Berdasarkan data Survei Konsumen, proporsi pendapatan masyarakat yang dipakai untuk membayar cicilan mencapai 9,7 persen pada April 2024. Angka ini meningkat dari bulan sebelumnya yang mencapai 9,4 persen.
Di sisi pengeluaran , pengeluaran warga untuk tabungan tercatat menurun. Bank sentral mencatat, porsi pengeluaran masyarakat untuk tabungan sebesar 16,7 persen, lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 17 persen.
Baca juga: Saat Pengeluaran Masyarakat untuk Bayar Utang Kian Meningkat...
Sementara itu, pengeluaran masyarakat untuk konsumsi tercatat stagnan. Adapun rata-rata porsi konsumsi terhadap pendapatan sebesar 73,6 persen.
"Pada April 2024 rata-rata proporsi pendapatan konsumen untuk konsumsi, proporsi pembayaran cicilan/utang, dan proporsi pendapatan konsumen yang disimpan tercatat relatif stabil," tulis BI, dalam Survei Konsumen, dikutip Senin (13/5/2024).
Jika dilihat berdasarkan kelompok pengeluaran, pergerakan proporsi konsumsi terhadap pendapatan terpantau variatif. Tercatat, kelompok pengeluaran Rp 1 juta - Rp 2 juta dan kelompok Rp 4,1 juta - Rp 5 juta mengalami penurunan, masing-masing menjadi 74,7 persen dan 69,2 persen.
Baca juga: Pengeluaran Lebih Besar dari Penghasilan? Ini 4 Solusinya
Sementara itu, tingkat konsumsi kelompok pengeluaran Rp 3,1 juta - Rp 4 juta dan lebih dari Rp 5 juta tercatat meningkat, masing-masing menjadi 73,3 persen dan 66,2 persen. Adapun kelompok pengeluaran Rp 2,1 juta - Rp 3 juta stagnan di kisaran 75 persen.
Di sisi lain, proposi tabungan terhadap pendapatan sebagian besar kelompok menurun. Tercatat kelompok pengeluaran Rp 2,1 juta - Rp 3 juta, Rp 3,1 juta - Rp 4 juta, dan lebih dari Rp 5 juta kemampuan menabungnya menurun, masing-masing menjadi 15,8 persen, 16,4 persen, serta 19 persen.
Adapun untuk kemampuan menabung kelompok pengeluaran Rp 1 juta - Rp 2 juta serta kelompok pengeluaran Rp 4,1 juta - Rp 5 juta meningkat, masing-masing menjadi 18,3 persen dan 18,5 persen.
Terkini Lainnya
- Area Pagar Laut di Tangerang Punya HGB, Menteri KKP: Di Dasar Laut Tidak Boleh Ada Sertifikat!
- [POPULER MONEY] Bandara I Gusti Ngurah Rai Cetak Sejarah | Menteri ATR Akui Area Pagar Laut Tangerang Punya HGB
- Menteri KKP Sebut Pagar Laut di Tangerang untuk Reklamasi Alami
- Cara Update Alamat Pengiriman Kartu Kredit BCA via Aplikasi
- 3 Tahun Berdiri, Ini Layanan yang Dihadirkan Bank Aladin Syariah
- Trump Ingin Kuasai Greenland, Terungkap Potensi Cadangan Mineral yang Tersembunyi
- Mengenal Investasi Emas: Jenis, Kelebihan, dan Tips Membeli
- 5 Tips Investasi untuk Mahasiswa: Mulai Bangun Masa Depan Sejak Dini
- Asosiasi Apresiasi Pembangunan Tol Serang-Panimbang, Bisa Turunkan Biaya Logistik
- Bahlil: Seluruh Konsesi Gas Diprioritaskan untuk Kebutuhan Dalam Negeri
- Mineral Krusial Seperti Litium dan Nikel Jadi Kunci Keamanan Energi Masa Depan, Bukan Lagi Minyak
- Harga Emas Menguat, Kapan Waktu Tepat untuk Mulai Berinvestasi?
- Harga Bitcoin Sentuh Rekor Tertinggi Jelang Pelantikan Trump
- BNI Beri Pelatihan untuk Pekerja Migran Indonesia di Hong Kong
- Menyusul Sang Suami, Melania Trump Juga Luncurkan Meme Kripto
- Fortress Pintu Baja Dukung Synergy Golf Party 2024
- Kelas 1, 2, 3 BPJS Kesehatan Dihapus, Pemerintah Ganti Jadi KRIS
- Bank Sampoerna Cetak Laba Bersih Rp 26,3 Miliar pada Kuartal I 2024
- Simak 10 Jenis Pekerjaan "Work From Anywhere" Paling Dicari Perusahaan pada 2024
- Cegah Kecelakaan Bus Tak Berizin Terulang, Ini Sederet Catatan untuk Pemerintah