Peritel Minta Relaksasi Harga Gula Diperpanjang

JAKARTA, - Asosiasi Peritel Indonesia (Aprindo) meminta pemerintah untuk memperpanjang relaksasi Harga Acuan Pembelian (HAP) gula.
Sebelumnya pemerintah telah menaikkan HAP gula di tingkat konsumsi semula Rp 15.500 per kilogram menjadi Rp 17.500 per kilogram. Kebijakan ini akan berakhir pada Mei 2024.
Ketua Umum Aprindo Roy Mandey mengatakan, relaksasi harga gula harus dilanjutkan lantaran periode relaksasi akan habis yakni sampai tanggal 31 Mei sementara harga gula di pasaran masih bergejolak.
Baca juga: Relaksasi Harga Gula Akan Berakhir, Pengusaha Ritel Berharap Stok Terjamin
“Harga gula ternyata bergejolak sudah sampai Rp 17.500 sehingga saya rasa perlu (dilanjutkan) relaksasi karena relaksasi merupakan kontrol pemerintah untuk bisa menyediakan ketersediaan pangan,” ujarnya di Jakarta, Rabu (29/5/2024).
Roy menyebutkan, kalau relaksasi tak dilanjutkan dikhawatirkan akan terjadi kelangkaan gula di ritel.
“Kalau misal relaksasi dicabut atau dikembalikan harga gula ke semula Rp 15.500 kita enggak mau beli dari produsen yang ujung-ujungnya langka kan di ritel. Karena yang pasti kita enggak mungkin beli mahal,” katanya.
Roy juga tak menampik bahwa beberapa ritel yang menjadi anggota Aprindo sudah ada yang mulai melakukan pembatasan pembelian gula. Hal itu dilakukan untuk pemerataan dan menjaga agar tidak ada oknum yang melakukan spekulasi harga.
“Kan di ritel jual gula sesuai HET artinya lebih murah dibandingkan di tempat lain, ada yg jual Rp 18.500 per kilogram. Nah itu takutnya dibeli banyak dari ritel karena murah eh malah dijual lagi dengan harga tinggi di pasaran,” jelas Roy.
Sebelumnya, pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) menaikkan harga acuan pembelian gula di tingkat konsumsi semula Rp 15.500 per kilogram menjadi Rp 17.500 per kilogram.
Sementara khusus untuk wilayah Maluku, Papua dan wilayah Tertinggal, Terluar, dan Perbatasan ditetapkan sebesar Rp 18.500 per kilogram.
Kenaikan ini menyusul adanya permintaan dari Asosiasi Peritel Indonesia (Aprindo) untuk merelaksasi gula karena pihaknya sulit menjual gula sesuai HAP yang ditentukan sementara harga belinya sendiri dari pengusaha produsen gula tinggi. Aprindo menilai jika relaksasi tak diberikan kelangkaan gula akan terjadi di ritel.
"Sudah kita berikan relaksasi gula jadi Rp 17.500 per kilogram sampai 31 Mei dengan begitu kita pastikan gula tersedia dan enggak akan hilang karena ada relaksasi,” ujarnya di Jakarta, Kamis (18/4/2024).
Baca juga: Beras dan Gula Penyumbang Impor Barang Konsumsi Terbesar pada November 2023
Terkini Lainnya
- PP 6/2025 Terbit, Korban PHK Kini Dapat 60 Persen Gaji Selama 6 Bulan
- Harga Batu Bara untuk Kebutuhan PLN Dipastikan Tak Akan Naik
- Bulog Diminta Serap 25.000 Ton Gabah per Hari Jelang Lebaran
- Tingkatkan Kualitas Pegawai Lewat Inovasi dan Pelatihan, Bank Mandiri Kantongi 2 Sertifikasi ISO
- Dua Direksi Bank Mandiri Tambah Kepemilikan Saham BMRI di Tengah Koreksi Pasar
- PLTN Indonesia Direncanakan Beroperasi 2032, 29 Lokasi Masuk Pertimbangan
- OIKN Pastikan Efisiensi Anggaran Tak Ganggu Proyek Infrastruktur IKN
- BEI: 20 Perusahaan Antre IPO, Mayoritas Beraset Jumbo
- Spotify Siapkan Layanan Premium Baru, Tarif Bisa Tambah Rp 95.000 per Bulan
- Satgas Hilirisasi Siapkan 35 Proyek Senilai Rp 2.011 Triliun
- Perang Dagang Berlanjut, Trump Targetkan Tarif Impor Mobil
- Jebakan Asmara dan AI, Modus Baru Penipuan Kripto
- Bansos PKH 2025 Tahap 1 Kapan Cair? Ini Jadwal dan Cara Cek Penerima
- Trump Pangkas Birokrasi AS, 9.500 Pegawai Dipecat
- Harga Beras dan Cabai Melonjak, Ini Rinciannya
- PP 6/2025 Terbit, Korban PHK Kini Dapat 60 Persen Gaji Selama 6 Bulan
- Luhut: Indonesia Akan Bangun Industri Minyak Jelantah Pengganti Avtur
- Pembayaran Utang Rafaksi Minyak Goreng Tinggal Menunggu BPDPKS
- Kirim Uang lewat Western Union ke Rekening Bank Beda Negara
- 3 Tahun Lagi Masuk Anggota OECD, RI Ditargetkan Jadi Negara Maju
- Cara Mengambil Uang di Western Union Indomaret dan Persyaratannya