pattonfanatic.com

Perusahaan Penambang Bitcoin Perluas Bisnis ke Sektor AI

Ilustrasi aset kripto, kripto.
Lihat Foto

JAKARTA, - Perusahaan penambangan Bitcoin, Core Scientific, telah mengumumkan kemitraan selama 12 tahun dengan penyedia cloud CoreWeave untuk memperluas bisnis mereka ke sektor kecerdasan buatan (AI).

Dikutip dari CNBC, Selasa (4/6/2024), peralihan ini terjadi di tengah menurunnya pendapatan dari penambangan kripto, yang mendorong para penambang bitcoin untuk memodifikasi fasilitas mereka agar dapat memenuhi kebutuhan pasar AI.

Baca juga: Bitget Ajak Komunitas Kripto di Asia Tenggara Rayakan Hari Pizza Bitcoin

Core Scientific, yang keluar dari kebangkrutan pada Januari, telah melakukan diversifikasi ke bidang AI sejak 2019.

Perusahaan ini akan menyediakan sekitar 200 megawatt infrastruktur kepada CoreWeave, yang menyewakan GPU yang diperlukan untuk melatih dan menjalankan model AI.

CoreWeave, yang didukung oleh Nvidia, dinilai sebesar Rp 308.381 triliun dalam putaran pendanaan bulan lalu.

Baca juga: BLK 2024 Sukses Digelar, Upaya Indonesia Bangun Pemahaman soal Aset Kripto

CEO Core Scientific, Adam Sullivan, menjelaskan bahwa fasilitas penambangan bitcoin pada dasarnya adalah cangkang daya untuk industri pusat data.

Meskipun mereka tetap menjadi salah satu penambang bitcoin terbesar, mereka berharap memiliki model bisnis yang terdiversifikasi dengan arus kas yang lebih dapat diprediksi.

Peralihan ini tidak mudah karena persyaratan pusat data komputasi kinerja tinggi (HPC) sangat berbeda dengan penambangan bitcoin.

Baca juga: Dulu Anggap Bencana, Donald Trump Kini Dukung Kripto

Langkah ini menunjukkan perubahan strategi yang signifikan bagi para penambang bitcoin lainnya seperti Bit Digital, Hive, Hut 8, dan TeraWulf, yang juga mulai memperkuat aliran pendapatan mereka melalui AI.

Misalnya, Hut 8 telah membeli 1.000 GPU Nvidia dan mengamankan kesepakatan pelanggan dengan platform cloud AI. Bit Digital dan Iris Energy juga melaporkan pendapatan yang meningkat dari layanan cloud AI mereka.

Dengan permintaan yang meningkat untuk komputasi dan infrastruktur AI, perusahaan-perusahaan ini memperkirakan akan lebih dari dua kali lipat kapasitas daya mereka dalam beberapa tahun mendatang.

Baca juga: Tantangan Industri Kripto di Indonesia, dari Edukasi hingga Regulasi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat