Inflasi Tinggi Dorong Pensiunan untuk Kembali ke Dunia Kerja
JAKARTA, - Kehidupan pensiun yang tenang kini sedang dibayangi oleh tingkat inflasi yang tinggi. Dikutip dari Nasdaq, Selasa (4/6/2024), hampir sepertiga dari para pensiunan di Amerika Serikat (AS), kini mempertimbangkan untuk kembali ke dunia pekerjaan.
Hal itu demi mengatasi biaya hidup yang semakin meroket dan telah menggerus tabungan para pensiunan.
Menurut laporan terbaru dari aplikasi pencarian kerja Indeed Flex, sekitar 30 persen pensiunan sedang mempertimbangkan untuk bekerja lagi. Setidaknya dengan menjalani satu hingga tiga shift per minggu.
Baca juga: Lonjakan Inflasi dan Siasat Masyarakat Penuhi Pangan Bergizi untuk Anak
Alasan utama di balik keputusan ini adalah meningkatnya biaya hidup, dengan 71,6 persen pensiunan mennyebutkan bahwa inflasi sebagai penyebab utama kekhawatiran mereka.
Meskipun angka inflasi telah turun dari puncaknya di atas 9 persen pada Juni 2022 menjadi 3,4 persen saat ini, dampaknya tetap terasa kuat.
Banyak warga lanjut usia yang sebelumnya merasa aman secara finansial sekarang terpaksa merenungkan kembali keputusan pensiun mereka.
Harga-harga yang meroket telah menguras tabungan mereka lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.
Baca juga: Pengendalian Inflasi
Selain itu, data dari perusahaan manajemen investasi Schroders menunjukkan bahwa hanya 44 persen pensiunan yang merasa telah menyimpan cukup untuk pensiun, sementara 24 persen lainnya tidak yakin.
Khawatir tentang inflasi juga menambah beban keuangan mereka. Sebanyak 89 persen pensiunan merasa cemas akan dampak inflasi pada nilai aset mereka.
Pensiunan juga merasa tekanan finansial melalui penurunan nilai aset mereka.
Menurut para ekonom di Center for Retirement Research di Boston College, lebih dari 20 persen pensiunan di AS meningkatkan penarikan dari akun pensiun mereka antara 2021 dan 2023 karena inflasi.
Inflasi yang terus meningkat telah menjadi beban berat bagi para pensiunan di AS. Mereka terpaksa menghadapi kenyataan bahwa biaya hidup yang meroket dan nilai aset yang terkikis memaksa mereka untuk kembali bekerja, meskipun dalam kapasitas sementara.
Baca juga: Inflasi Bikin 1 dari 6 Orang Dewasa AS Tak Bisa Bayar Tagihan
Terkini Lainnya
- Buru Para Pengemplang BLBI, Di Era Prabowo Bakal Ada Komite Khusus
- Nasib UMP 2025 Akan Diputuskan di Pemerintahan Prabowo
- Menelusuri Jalur Karier Wirausaha
- Dukung Ekosistem Industri EV, Bank DBS Indonesia Jadi Bank Pertama yang Bergabung dengan AEML
- Imbas Pemangkasan Bandara Internasional, Angkasa Pura Bikin Konsep Regionalisasi
- Kelas Menengah Rentan Turun Kelas, Pembatasan Pertalite Perlu Dipertimbangkan
- Sudah Ada Puluhan Perusahaan Siap Impor Jutaan Ekor Sapi untuk Makan Bergizi Gratis
- Kelola WK Coastal Plain, Bumi Siak Pusako Mulai Survei Seismik
- 6 Fungsi APBD Berdasarkan UU Nomor 17 Tahun 2003
- Golden Westindo Artajaya Bidik Dana Segar Rp 82,28 Miliar dari IPO
- 6 Jenis Pengeluaran Pemerintah Daerah dan Penjabarannya
- Wapres: Jaminan Sosial Penting Diberikan untuk Pekerja Rentan
- AI Jadi Senjata Industri Fintech "Lawan Balik" Judi Online
- Indonesia Emas, Wapres Targetkan 99,5 Persen Pekerja Terlindungi Jaminan Sosial
- Simak Daftar Kurs Rupiah Hari Ini di 5 Bank Besar
- Asosiasi Pengusaha: PR Besar Pemerintahan Prabowo Banyak...
- Perusahaan Penambang Bitcoin Perluas Bisnis ke Sektor AI
- Pertumbuhan Ekonomi 2025 Hanya Dipatok di Kisaran 5 Persen, Sri Mulyani: Ini Ambisius, tapi Realistis..
- Waspada Modus Kejahatan Jelang Idul Adha, BSI Imbau Masyarakat Cek Saldo dan Ganti Password
- Tugas Berat Destry Damayanti sebagai Deputi Gubernur Senior Periode Kedua
- Sri Mulyani Sebut Program Makan Bergizi Penting buat Perbaikan SDM