pattonfanatic.com

Industri Kecil Menengah Bisa "Kecipratan" Program Makan Siang Gratis Prabowo

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka Reni Yanita dalam Gebyar IKMA 2022 di Jakarta, Jumat (9/12/2022)
Lihat Foto

JAKARTA, - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengatakan, industri kecil dan menengah (IKM) makanan dan minuman berpotensi besar untuk diserap dalam program Makan Siang Gratis yang diinisiasi Presiden Terpilih Prabowo Subianto.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka Kemenperin Reni Yanita mengatakan, program "Makan Siang untuk Anak Sekolah dan Pencegahan Stunting" memerlukan dukungan berbagai pihak dan sumber daya.

"Komoditas agribinis lokal yang dihasilkan daerah memiliki potensi besar untuk dapat dimanfaatkan. Bahan pangan lokal dapat menjadi pemasok kebutuhan melalui proses hilirisasi pangan yang dilakukan oleh stakeholder seperti IKM, Bumdesa, dan koperasi," kata Reni dalam acara "Kick Off Indonesia Food Innovation (IFI) 2024" secara virtual, dikutip Jumat (7/6/2024).

Baca juga: Siapkan Anggaran Negara 2025, Sri Mulyani: Semua Menanyakan Makan Siang Gratis Bagaimana...

Reni mengatakan, produk inovatif yang efisien dalam penanganan logistik dan umur simpan seperti produk pangan siap saji atau ready to eat dapat menjadi pilihan untuk mendukung pelaksanaan program tersebut.

Terlebih, kata dia, pemanfaatan produk pangan ready to eat bisa menjadi peluang dalam penyerapan produk IKM dalam negeri terkait pengadaan barang dan jasa oleh pemerintah.

"Dengan kebijakan belanja pengadaan pemerintah terbukti memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional, penyerapan tenaga kerja, dan penggunaan produk dalam negeri," ujarnya.

Baca juga: Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Di samping itu, Reni mengatakan, masih terdapat permasalahan yang menjadi hambatan bagi kemajuan IKM, di antaranya keterbatasan modal, manajemen yang belum profesional, belum terpenuhinya standar serta legalitas usaha, serta terbatasnya inovasi.

Sementara itu, dari sisi eksternal, IKM juga dihadapkan dengan berbagai tantangan dalam menjalankan usahanya seperti ketidakpastian pasokan bahan baku, kehadiran pesaing dan produk baru, serta permintaan pasar yang sangat fluktuatif.

"Para IKM juga perlu mempersiapkan diri melakukan adaptasi dan berinovasi dengan membaca trend dan kebutuhan pasar, baik pasar dalam negeri maupun ekspor," tuturnya.

Baca juga: JK Soal Makan Siang Gratis Bebani APBN: Siapa yang Bayar? Kita Semua


Sebagai informasi, IKM makanan dan minuman merupakan industri padat karya yang berjumlah sekitar 1,7 juta unit usaha dengan menyerap sekitar 3,6 juta tenaga kerja.

Pada triwulan I tahun 2024, struktur PDB industri pengolahan non migas didominasi oleh industri makanan dan minuman yang berperan sebesar 39,91 persen atau 6,47 persen dari total PDB Nasional.

Hal ini didukung pula oleh nilai ekspor industri makanan dan minuman pada April 2024 yang mencapai 2,71 miliar dollar AS atau 19,4 persen dari ekspor industri pengolahan non migas dan merupakan ekspor terbesar kedua setelah sektor industri logam dasar.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat