KB Bank Catat Kredit Bermasalah 9,13 Persen, Ini Penyebabnya
JAKARTA, - PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) atau KB Bank mencatat tingkat kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross pada level 9,13 persen per Desember 2023. Angka ini relatif lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu di level 6,72 persen.
Presiden Direktur KB Bank Woo Yeul Lee mengatakan, peningkatan kredit bermasalah terutama disebabkan oleh adanya penyesuaian atas kebijakan relaksasi Covid-19.
Penyesuain yang berlaku sejak April 2023 tersebut membatasi penerapan kebijakan relasasi Covid-19 pada beberapa sektor tertentu saja.
"Hal ini berdampak pada beberapa portofolio terdampak Covid-19 yang sebelumnya tidak dikategorikan sebagai NPL sejak April 2023, berubah menjadi NPL," kata dia dalam keterbukaan informasi BEI, dikutip Senin (10/6/2024).
Baca juga: KB Bank Dapatkan Peringkat Internasional Setara Sovereign Credit Rating Indonesia dari Fitch Rating
Ia menambahkan, pertumbuhan NPL perusahaan juga dipengaruhi oleh kondisi perekonomian yang belum sepenuhnya pulih. Hal itu membuat usaha debitor-debito NPL belum dapat kembali normal.
Namun begitu, Woo Yeul Lee bilang, strategi untuk menekan angka NPL tersebut akan dilakukan dengan penyempurnaan proses kredit dan penurunan kredit bermasalah eksisting.
KB Bank juga akan memperkuat fungsi credit underwriting atau credit analyst serta pembentukan komite kredit yang bertugas untuk memutuskan usulan kredit.
"Sehingga keputusan yang dihasilkan menjadi lebih berkualitas," imbuh dia.
Baca juga: KB Bank Catat Pertumbuhan Kredit 114,3 Persen pada Kuartal I 2024
Lebih lanjut, ia menjelaskan, KB Bank telah melakukan penjualan portofolio kepada pihak ketiga sebanyak Rp 2,86 triliun pada periode Januari hingga April 2024.
Seiring dengan itu, KB Bank juga melakukan penghapusan (write off) senilai Rp 2,27 triliun dan penagihan (collection) senilai Rp 940 miliar.
Selain itu, KB Bank juga akan meningkatkan profit dan kecukupan modal melalui penerapan collection campaign.
Hal tersebut termasuk memberikan diskon terhadap debitor kredit macet dengan mempertimbangkan nilai agunan.
KB Bank juga akan melakukan collection dengan cara lelang secara kolektif. Untuk mempercepat hal tersebut, KB Bank akan melakukan monitoring per akun.
"Memperluas jaringan investor agar segera dapat memperbaiki rasio kredit bermasalah, memperluas kerja sama dengan investor, termasuk perusahan investor Korea," tandas dia.
Terkini Lainnya
- Gappri Khawatir Kenaikan Harga Jual Eceran SKT Berdampak ke Industri Hasil Tembakau
- Strategi DBS Indonesia Jaga Pertumbuhan Kredit Konsumer di Tengah Pelemahan Daya Beli Masyarakat
- Bank Mandiri Mantapkan Komitmen Ekonomi Berkelanjutan pada COP 29 di Azerbaijan
- Targetkan Harga Tiket Pesawat Turun, Wamenhub: Kado Natal dan Tahun Baru
- Bank Mandiri Taspen Luncurkan Program Usaha Toko Frozen Mantap
- DBS Indonesia Manfaatkan Momen Lonjakan Paylater untuk Dongkrak Kredit Konsumsi
- Ini Daftar Barang yang Terdampak dan Tidak Terdampak PPN 12 Persen
- Tingkatkan Keamanan Data BUMN, Erick Thohir Gandeng Amazon Web Services
- Menuju Satu Dekade Memberi Manfaat, Pemerintah Terus Dorong KUR untuk Usaha Produktif
- Pembebasan Bea Masuk Susu Impor Dikeluhkan Peternak, Ini Kata Dirjen Bea Cukai
- Bidik Nasabah Menengah ke Atas, BTN Hadirkan Kartu Debit BTN Prospera
- Soal Kereta Otonom IKN, DJKA Kemenhub: Kita Tunggu Sampai Akhir Tahun
- CEO Nvidia Jensen Huang: Anda Tidak Akan Kehilangan Pekerjaan karena AI, tapi...
- Berapa Biaya Administrasi Bank BCA per Bulan?
- Kementan Ajukan Perpres Wajibkan Industri Serap Produksi Susu Peternak Lokal, Mentan: Mensesneg Setuju
- CEO Nvidia Jensen Huang: Anda Tidak Akan Kehilangan Pekerjaan karena AI, tapi...
- CEO Nvidia ke Jakarta, Prabowo "Video Call" dari Peru
- Kapan LRT Bali Mulai Dibangun?
- Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga
- Ini Solusi Inovatif untuk Membantu Bisnis Tumbuh di Era Digital
- Gen Z Tanpa Pengangguran
- Pasar Saham Asia Dibuka Variatif Jelang Keputusan 2 Bank Sentral