Kecepatan Internet RI Peringkat Bawah di ASEAN, Bisa Hambat Pengembangan Ekonomi Digital
JAKARTA, - Kementerian Koordinator Perekonomian (Kemenko Perekonomian) mengatakan, kecepatan internet Indonesia di Kawasan ASEAN masih di peringkat bawah baik seluler (mobile) dan kabel (fixed broadband) yaitu peringkat ke-9. Sehingga, akses layanan internet menjadi salah satu tantangan pengembangan ekonomi digital di Indonesia.
Plh Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi, Ketenagakerjaan, dan UMKM Kemenko Perekonomian Musdhalifah Machmud mengatakan, penetrasi internet di Indonesia hingga saat ini sudah mencapai 78 persen.
Meski demikian, kecepatan internet Indonesia di Kawasan ASEAN masih di peringkat bawah baik seluler (mobile) dan kabel (fixed broadband) yaitu peringkat ke-9.
"Fixed broadband kecepatan 28,28 Mbps peringkat ke-8 di ASEAN, dan mobile Broadband kecepatan 24,65 Mbps peringkat ke-9 di ASEAN, masih jauh hampir yang terkecil," kata Musdhalifah dalam Media Briefing bertajuk "Perkembangan Kebijakan Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM" di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (12/6/2024).
Baca juga: Menkominfo: Kecepatan Internet RI Peringkat 98 Dunia, Peringkat 9 di Asia Tenggara
Musdhalifah juga mengatakan, ketersediaan akses internet didominasi di Pulau Jawa.
Sementara itu, kata dia, digitalisasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) masih rendah yaitu dari baru 22,68 juta UMKM yang tercatat masuk ekosistem digital dari total 64,2 juta UMKM.
Kemudian literasi digital RI masih dalam kategori sedang dengan skor 3,54. Selain itu, lemahnya cyber security dan keamanan data diri konsumen
Ia mengatakan, berdasarkan National Cyber Security Index (NCSI) tahun 2023, Indonesia berada di peringkat 5 di ASEAN terkait keamanan data.
"Ini semuanya adalah PR yang harus kita kembangkan lebih cepat lagi nanti ke depan," ujarnya.
Baca juga: Internet Satelit Elon Musk Starlink Hadir di Indonesia, Operator Telko Sebut Siap Berkompetisi
Berdasarkan beberapa tantangan tersebut, Musdhalifah mengatakan, pemerintah perlu menciptakan akses internet berkecepatan tinggi, mengembangkan jaringan optik fiber yang memiliki kinerja tinggi, tahan lama, dan efisien melalui kolaborasi industri.
Kemudian menetapkan program pendidikan dan pelatihan digital inklusif untuk menyiapkan tenaga kerja dengan keterampilan masa depan sektor TIK.
"Dan menciptakan masyarakat yang melek digital dengan memanfaatkan perangkat digital untuk penggunaan yang lebih produktif," ucap dia.
Terkini Lainnya
- Soal Kementerian Penerimaan Negara, Kemenko Perekonomian: Itu Domainnya Kemenkeu
- Elnusa Pastikan Pasokan Elpiji Lancar Jelang Natal dan Tahun Baru
- ICA-CEPA dengan Kanada Rampung secara Substantif, Ini Keuntungannya bagi RI
- AirAsia Akan Turunkan Harga Tiket Pesawat 10 Persen
- 3 Pekerjaan "Entry-Level" dengan Potensi Penghasilan 100.000 Dollar AS
- Soal Proyek Gasifikasi Batu Bara Pengganti LPG, PTBA Tunggu Penugasan Pemerintah
- Menteri KP Targetkan Ikan Nila Karawang Jadi Sumber Protein Makan Bergizi Gratis
- Banggar DPR Setujui Tambahan Anggaran Rp 5 Triliun untuk 7 Kemenko
- PMI Manufaktur Kontraksi 5 Bulan Berturut-turut, Kemenperin: Kami Tidak Heran...
- Emisi Gas Rumah Kaca Industri Terus Naik, Menperin: Penggunaan Energi Penyumbang Terbanyak
- Mentan Hentikan Sementara Impor Daging Domba, Ini Alasannya
- Inflasi November 2024 0,30 Persen karena Bawang Merah dan Tomat
- Catat, Ini Harga Pertamax di Pertashop dan SPBU Pertamina Se-Indonesia pada Desember 2024
- Serial TV Termahal di Dunia dengan Anggaran Fantastis, Rp 6,33 Triliun Per Musim
- Turun Rp 5.000 Per Gram, Cek Harga Emas Antam 2 Desember 2024
- IHSG dan Rupiah Melemah di Akhir Sesi Perdagangan
- Mulai Juli, Ini Perubahan Tanggal Tagihan dan Jatuh Tempo Paylater BCA
- Rupiah Kian Tertekan, Ini Pemicunya
- Menko Airlangga Bertemu Dmitry Medvedev, Sepakat Perkuat Hubungan Bilateral Kedua Negara
- Aplikasi Temu Jadi "Ancaman" Baru, Pemerintah "Pede" Antisipasi Pakai Permendag 31/2023