IHSG Diperkirakan Masih Lesu, Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Hari Ini

JAKARTA, – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan akan melemah pada Jumat (14/6/2024). Sebelumnya, IHSG pada penutupan Kamis (13/6/2024) berakhir di zona merah pada level 6.831,56 atau turun 0,27 persen
Analis BinaArtha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan, IHSG cenderung akan mengawali tren naik jangka pendek menuju 7.032 apabila mampu menguat di atas 6.932 sebagai resisten terdekat. Level support IHSG berada di 6.794 - 6.693, sementara level resistennya di 6.932 - 7.149.
“Meski demikian, IHSG bisa saja melanjutkan pelemahannya menuju 6.753 – 6.794 karena masih berada di bawah garis SMA-10. Berdasarkan indikator MACD menandakan momentum bearish,” ungkap Ivan dalam analisisnya.
Baca juga: Data Inflasi Topang Saham-saham di Wall Street, S&P 500 dan Nasdaq Cetak Rekor Lagi
Founder WH Project William Hartanto mengatakan, hari ini IHSG berpotensi mengalami pelemahan. Dia bilang, tekanan masih berlanjut, apabila IHSG melemah lebih jauh di bawah 6.800, sehingga demand zone berikutnya perlu diperhatikan.
“Ada potensi jenuh jual yang terlihat dari penurunan nilai transaksi belakangan ini, dan mulai besarnya transaksi investor asing namun dilakukan di pasar negosiasi,” ujar William.
Sejauh ini, belum ada indikasi yang bagus ataupun pola yang menarik pada saham-saham big caps di pasar reguler, hal ini bisa diartikan bahwa pelemahan IHSG masih bisa berlanjut di akhir pekan ini.
“IHSG memiliki demand zone berikutnya yang dapat diperhatikan sebagai titik balik yaitu pada 6.762 – 6.785. Hari ini kami memproyeksikan IHSG berpotensi bergerak dalam kecenderungan melemah range 6.762 – 6.887,” jelad William.
Lalu bagaimana dengan saham- saham yang bisa dicermati pada perdagangan hari ini? Simak rekomendasi teknikal dari dua perusahaan sekuritas ini:
1. WH Project
CYBR rekomendasi buy, support 382, resistance 432.
JPFA rekomendasi buy on weakness, support 1.290, resistance 1.410.
ACES rekomendasi sell on strength, support 815, resistance 880.
2. BinaArta Sekuritas
AMRT rekomendasi buy on weakness, support 2.560, resistance 2.910 - 3.150.
AKRA rekomendasi buy, support 1.500, resistance 1.650 - 1.785.
ARTO rekomendasi speculative buy support 1.870, resistance 2.300 - 2.730.
Baca juga: IHSG Ditutup Melemah, Rupiah Akhirnya Menguat
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Terkini Lainnya
- Bos Bapanas Sebut Pengusaha Akan “Rebound” jika Makan Bergizi Gratis Tembus 82 Juta Penerima
- Tak Diawasi Puluhan Tahun, KKI Sebut 75 Persen Distribusi Galon Guna Ulang Tak Taat Aturan
- Ada Efisiensi Anggaran, Wamenaker Ajak Pengusaha "Sharing Cost" Pelatihan Kerja
- Sudah Februari, Kenapa Harga MinyaKita Masih Mahal? Ini Temuan DMSI
- Kepala BPJPH: Hentikan Praktik-praktik Pungli dalam Urusan Halal
- Vietnam Naikkan Target Pertumbuhan Ekonomi Jadi 8 Persen Tahun Ini
- Budi Arie: Ada 22 Regulasi yang Hambat Perkembangan Koperasi di Indonesia
- Trump Gaungkan Energi Fosil, Pertamina Mau Agresif Eksplorasi Migas
- Pengangkatan Stafsus Menteri Saat Efisiensi Anggaran, Ini Kata Menpan RB
- Pemerintah Impor 117.000 Ton Daging Sapi dan Daging Kerbau Jelang Lebaran
- IHSG Ditutup Naik 113 Poin, Rupiah Menguat Tipis
- Aturan Gaji ke-13 dan 14 ASN Ditarget Selesai Sebelum Bulan Puasa
- Ekonom Yakin Coretax Bisa Jadi Andalan, tapi Bukan untuk Tahun Ini
- KRL Impor dari China Ditargetkan Bisa Beroperasi pada Semester II 2025
- Lippo Karawaci LPKR Catat Prapenjualan Rp 6,01 Triliun Pada 2024
- Pengangkatan Stafsus Menteri Saat Efisiensi Anggaran, Ini Kata Menpan RB
- Data Inflasi Topang Saham-saham di Wall Street, S&P 500 dan Nasdaq Cetak Rekor Lagi
- Kekhawatiran Lembaga Keuangan Dunia akan APBN Indonesia Era Prabowo
- OJK: Premi Asuransi "Unitlink" Masih Alami Kontraksi
- Apa Kabar Rencana Merger BTN Syariah dan Bank Muamalat?
- Kekhawatiran Pemerintah Indonesia Gagal Jadi Negara Maju