Luhut Dorong Kerja Sama Transisi Energi dengan China

JAKARTA, - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mendorong kerja sama transisi energi dengan China. Hal ini disampaikan dalam kunjungannya ke Beijing, China.
Luhut berharap, pemerintah China melalui Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional (NDRC) dapat memberikan dukungan terhadap proyek-proyek transisi energi yang tengah digarap di Indonesia, melalui perusahaan CBL, yakni joint venture CATL, Brunp, dan Lygend, serta Indonesia Battery Corporation (IBC).
NDRC China, yang diketuai oleh Zheng Shanjie, diharapkan dapat mendukung proyek pengembangan baterai di kawasan industri Buli, Maluku Utara.
Baca juga: Kunjungi China, Luhut Tawarkan Proyek Baterai hingga Durian
"Saya harap NDRC dapat mendukung kerja sama antara CBL dan IBC untuk produksi proyek battery materials dan proyek battery recycling di kawasan industri Buli, Maluku Utara," kata dia, dalam keterangannya, dikutip Jumat (14/6/2024).
Adapun proyek garapan yang digarap CBL ialah proyek yang berfokus pada pengembangan industri baterai kendaraan listrik dengan investasi sebesar 5,9 miliar dollar AS.
Investasi tersebut mencakup pengembangan teknologi baterai, integrasi sumber daya dari tambang nikel hingga produksi dan daur ulang baterai.
Baca juga: Luhut Yakin IKN dan Makan Siang Gratis Bisa Terealisasi
Proyek CBL di kawasan industri Buli, yang mencakup 2.000 hektar, akan menjadi pusat produksi dan layanan sumber daya baterai kendaraan listrik.
Proyek tersebut mencakup bijih nikel laterit, produk turunan nikel, bahan baku baterai energi baru, serta daur ulang baterai.
Adapun CBL, atau Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co., Ltd. sendiri merupakan perusahaan yang didirikan pada Oktober 2020, yang merupakan kolaborasi antara Ningbo Brunp Contemporary Amperex Co., Ltd., Ningbo Lygend New Energy Co., Ltd., dan Ningbo Meishan Free Trade Port Ruiting Investment Co., Ltd.
CATL sebagai pemegang saham utama Ningbo Brunp, merupakan pemimpin global dalam teknologi baterai dengan kapasitas produksi 170,39 GWh pada akhir 2021.
Baca juga: Vale Indonesia Umumkan Manajemen Baru, Anak Buah Luhut Jadi Presiden Komisaris
Terkini Lainnya
- Nusron Wahid Sebut Pembatalan Sertifikat di Area Tanah Pagar Laut Tak Mudah
- United Tractors Buka Lowongan Kerja hingga 20 Februari 2025, Simak Persyaratannya
- Info Gaji UMR Tanjungpinang 2025 dan Daerah Lain di Kepri
- Soal Satgas Impor Ilegal, Mendag Sebut Masih Koordinasi dengan Kemenko Polkam
- Merger Nissan dan Honda Dikabarkan Batal?
- Airlangga Hartarto: Persiapan Gaji Ke-13 dan Ke-14 ASN Sedang Dilakukan
- Inisiator Buka-bukaan Alasan Pembentukan Danantara
- Menhub Ingin Diskon Tiket Pesawat Dilanjutkan Saat Lebaran 2025
- Penghapusan Gaji ke-13 dan 14 ASN Belum Pasti, Masih Dibahas Pemerintah
- BNI Bakal "Buyback" Saham Senilai Rp 905 Miliar, Mengapa?
- Kenapa Pemerintah Ingin Naikkan Iuran BPJS Kesehatan pada 2026?
- Kemenko Perekonomian Pangkas Anggaran, Penerangan Gedung Jadi Remang-remang
- Lippo General Insurance Rilis Aplikasi untuk Kurangi Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas
- Konsumsi Tumbuh tapi Pertumbuhan Ekonomi 2024 Melambat, Ini Penyebabnya
- Kenapa Penyaluran Bansos Beras Ditunda?
- Airlangga Hartarto: Persiapan Gaji Ke-13 dan Ke-14 ASN Sedang Dilakukan
- Jelang Long Weekend, KCIC Perkirakan Penumpang Whoosh Melonjak 20 Persen
- BPK: Negara Berpotensi Kehilangan PNBP Rp 3 Triliun dari Kebijakan Bebas Visa Kunjungan
- Nilai Tukar Rupiah Tembus Rp 16.400 per Dollar AS di Pasar Spot
- IHSG Ambles 1,42 Persen, Rupiah Anjlok ke Level Rp 16.412
- Tingkatkan Akurasi dan Percepat Proses Akuntansi hingga 83 Persen, Software ERP Jadi Kunci Pertumbuhan Bisnis pada 2024