Tim Prabowo Bantah Kabar Kerek Rasio Utang jadi 50 Persen PDB

JAKARTA, - Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Presiden Terpilih, Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka, membantah kabar yang menyebutkan adanya rencana pemerintah untuk mengerek rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) menjadi 50 persen.
Anggota Bidang Keuangan Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Thomas Djiwandono mengatakan, pihaknya yang mewakili pembahasan rencana anggaran Prabowo - Gibran, belum menentukan target rasio utang terhadap PDB.
Selain itu, Prabowo juga disebut bakal mematuhi ketentuan mengenai batasan rasio utang sebagaimana diatur dalam aturan berlaku.
"Kami sama sekali tidak berbicara mengenai target utang terhadap PDB. Ini bukan rencana kebijakan formal," kata dia, dalam keterangannya, dikutip Selasa (18/6/2024).
Baca juga: Rupiah Tembus Level Rp 16.400 Dipicu Kabar Prabowo Naikkan Rasio Utang hingga 50 Persen
Lebih lanjut Thomas bilang, dalam pembahasan perumusan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) pertama Prabowo - Gibran, pihaknya justru berfokus pada upaya untuk mengerek pendapatan, peninjauan belanja, sehingga dapat mengakomodir program-program yang dijanjikan, seperti makan siang gratis atau makan bergizi.
Pada saat bersamaan, pemerintah juga masih akan menetapkan target defisit APBN di bawah 3 persen.
"Penting untuk dicatat bahwa itu lah mengapa Prabowo dan tim formalnya berbicara tentang kehati-hatian fiskal, karena hal itu sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut," tuturnya.
Sebagai informasi, dilansir dari Bloomberg, Presiden terpilih Prabowo Subianto dikabarkan berencana mengerek rasio utang terhadap PDB untuk mendandai program-program yang dijanjikan.
Berdasarkan sumber informasi yang namanya enggan disebutkan, Prabowo disebut berencana meningkatkan rasio utang sebesar 2 persen setiap tahunnya, hingga mendekati 50 persen.
Sebelumnya, Prabowo sempat mengatakan, dalam rangka menjalankan program-program yang dijanjikan, utamanya makan siang gratis, pemerintah harus "berani" dalam melakukan penganggaran.
Adapun pemerintah selama ini disebut telah berhati-hati dalam menjalankan kebijakan fiskal, dengan menjaga defisit APBN di bawah 3 persen.
"Jadi saya pikir ini waktunya lebih berani, dengan tetap menjalankan good governance," katanya, di Qatar Economic Forum.
Baca juga: Target Rasio Utang Tahun Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran
Terkini Lainnya
- Rahasia Sukses Menurut Steve Jobs: Bukan Soal Bakat, tapi Cara Berpikir
- Muslim LifeFair Bakal Digelar di Revo Mall Bekasi, Tawarkan Diskon hingga 70 Persen
- Dana IPO Bukalapak Parkir di Instrumen Investasi, Benarkah Akan Berubah Haluan?
- PLN Pastikan Sisa Token Listrik Diskon 50 Persen Tidak Hangus Meski Periode Promo Berakhir
- Bahlil Pertimbangkan Aturan Wajibkan Eksportir Batu Bara Gunakan HBA
- Pertamina Produksi 14,5 Juta Barrel BBM Rendah Sulfur untuk Kapal
- Mengapa Orang Kaya Rela Bayar Mahal untuk Terbang dengan Jet Pribadi?
- Tol Terpeka, Tol Terpanjang di Indonesia yang Mendukung Konektivitas Sumatera
- Isu Pengurangan Karyawan Imbas Efisiensi Anggaran, Ini Penjelasan RRI
- KAI Daop 1 Tutup Perlintasan Liar di Lintas Batuceper-Tanah Tinggi
- "Upgrade" Sistem Selesai, BSI Sebut Layanan Aplikasi BYOND Telah Normal
- Menteri Rosan: Insya Allah Danantara Bisa Diluncurkan Dalam Waktu Dekat ...
- Cara Beli Tiket Kereta Api Lebaran 2025 secara Online
- Update BBM BP-AKR Terbaru, Harga BP 92 Turun
- Program 3 Juta Rumah, Pemerintah Siapkan 5 Lokasi Lahan Milik BUMN
- Mengapa Orang Kaya Rela Bayar Mahal untuk Terbang dengan Jet Pribadi?
- Isu Pengurangan Karyawan Imbas Efisiensi Anggaran, Ini Penjelasan RRI
- Aplikasi BYOND Error Berhari-hari, Manajemen BSI: Sedang "Upgrade" Sistem
- Ini 6 Tantangan Perkembangan Reksa Dana Saham di Indonesia
- Rupiah Tembus Level Rp 16.400 Dipicu Kabar Prabowo Naikkan Rasio Utang hingga 50 Persen
- Mengapa Produksi Beras RI Konsisten Turun Selama 6 Tahun Terakhir? Ini Alasannya
- Ajinomoto Indonesia Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 dan S2, Ini Syaratnya
- Momen Idul Adha, Kantor Pusat dan Cabang ASDP Salurkan Kurban 20 Ekor Sapi dan 100 Kambing