Strategi Pupuk Indonesia Tingkatkan Penyerapan Pupuk Bersubsidi
JAKARTA, - PT Pupuk Indonesia (Persero) menyiapkan strategi guna meningkatkan penyerapan atau penebusan pupuk bersubsidi tahun anggaran 2024.
Hal ini menyusul adanya keputusan pemerintah yang resmi meningkatkan alokasi subsidi pupuk menjadi 9,55 juta ton dari yang sebelumnya ditetapkan sebesar 4,7 juta ton.
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi mengatakan bahwa setidaknya ada lima program yang akan dilaksanakan guna meningkatkan akselerasi penyerapan atau penebusan pupuk bersubsidi tahun anggaran 2024.
Baca juga: Bos Pupuk: 56 Persen Petani yang Terdaftar di e-RDKK Belum Menebus Pupuk Subsidi
“Beberapa hal yang sudah kita lakukan dan akan kita lakukan, kita memiliki 5 program intinya untuk akselerasi serapan pupuk, dengan program ini kita nanti pada saat akhir tahun serapan sudah bisa mendekati 9,55 juta ton,” kata Rahmad saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IV DPR dengan Pejabat Eselon I Kementerian Pertanian, Rabu (19/6/2024).
Berdasarkan data Pupuk Indonesia, kelima program tersebut adalah pertama, program publikasi yang menjadi sarana informasi bagi para petani.
Adapun publikasi yang dimaksud berupa banner, flyer, dan poster yang akan diimplementasikan di seluruh mitra kios, dibagikan kepada kelompok tani maupun petani.
Kedua, program sosialisasi dan audiensi petugas lapangan dengan seluruh perangkat daerah tingkat kecamatan, adapun peserta yang dimaksud adalah penyuluh, mitra kios, kelompok tani, dan petani.
Baca juga: Bos Pupuk Indonesia: Produksi Padi akan Turun 5,1 Juta Ton jika Program HGBT Tak Dilanjutkan
Ketiga, program tebus bersama, kegiatan tebus pupuk bersubsidi secara bersama di masing-masing kios. Program ini akan diimplementasikan di level kecamatan dengan mengidentifikasi NIK petani dengan serapan yang masih rendah.
Keempat, program PI menyapa yang menjadi forum komunikasi dan koordinasi dengan stakeholder di lapangan dengan tujuan meminimalisir koreksi tagihan pupuk bersubsidi.
Terkini Lainnya
- Panduan Gadai BPKB Motor dan Mobil di Pegadaian
- Pertamina Siapkan Ekosistem Bioetanol untuk Transisi Energi
- Apa Itu Stock Split: Pengertian dan Manfaatnya Bagi Investor
- Ekosistem Digital Makin Canggih, Bank Mandiri dan KAI Hadirkan Pembayaran Nontunai
- Kemendag Catat Mayoritas Harga Komoditas Produk Pertambangan Naik Per Oktober 2024
- LRT Buka Suara Soal Gangguan Perjalanan di Stasiun Dukuh Atas
- Cara Sampoerna Membangun Ekonomi Berkelanjutan lewat Program Pendampingan UMKM
- Harga Beras di Tingkat Eceran Maupun Grosir Naik Ketika Harga Gabah Turun
- DesktopIP dan Maju Maritim Indonesia Luncurkan MDI, Dorong Digitalisasi Maritim Nasional
- Bos OJK Sebut Sektor Keuangan Stabil di Tengah Tren Pelonggaran Kebijakan Moneter
- PMI Kembali Alami Kontraksi, Menperin Singgung Kebijakan Pemerintah yang Belum Pro Industri Dalam Negeri
- Masuk Tahap Akhir, OJK Tetap Minta Jiwasraya Tangani Nasabah Penolak Restrukturisasi
- Perusahaan Gas Samator Resmikan Pabrik di KIT Batang
- GoTo Impact Foundation Gelar “GIF Innovation Day” untuk Dorong Lahirnya Inovasi Lokal
- Tumbuhkan Investasi, PGN Dukung Akselerasi Pemanfaatan Pipa Cisem Tahap II
- Gandeng Baznas, Mitratel Salurkan Hewan Kurban ke Wilayah Terluar Indonesia
- Rupiah Melemah Lagi di Atas 16.400, Simak Kurs Dollar AS di 5 Bank Besar Indonesia
- Bea Cukai Tahan Ribuan Kontainer, ERP Jadi Solusi Tepat bagi Importir
- Pemerintah Bangun Pipa Gas Bumi Cirebon-Semarang II Senilai Rp 3 Triliun
- Waspada, Ini 15 Ciri-ciri Atasan Pelaku "Micromanagement"