Terpukul Pelemahan Rupiah, Bos Garuda Indonesia Dorong Tarif Batas Atas Direvisi
JAKARTA, - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mengakui pelemahan nilai tukar rupiah membuat bisnisnya babak belur. Di sisi lain, pemerintah belum juga merealisasikan revisi tarif batas atas (TBA).
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, industri penerbangan lebih banyak menggunakan komponen impor yang dibayar menggunakan dollar AS sehingga pelemahan rupiah tentu menyebabkan biaya operasional terkerek naik.
"Kita komponen dollarnya kan gede. Ini kalau exchange rate kursnya melemah terus kan babak belur. Kita kan income-nya banyak rupiah," ujarnya saat ditemui di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (20/6/2024).
Baca juga: Libur Panjang Idul Adha, Garuda dan Citilink Angkut 73.434 Penumpang
Irfan menambahkan, secara keseluruhan, kinerja industri penerbangan tahun ini telah membaik dibandingkan saat pandemi Covid-19. Terlebih untuk Garuda Indonesia yang saat ini tengah melayani angkutan haji 2024.
Akan tetapi, pelemahan rupiah ditambah geopolitik di Timur Tengah yang tak kunjung reda tetap menjadi momok bagi industri yang berusaha bangkit kembali setelah sempat terpuruk saat pandemi Covid-19.
Oleh karenanya, dia meminta pemerintah untuk segera merealisasikan revisi tarif batas atas (TBA) yang tidak kunjung naik sejak 2019.
"Ini bukan industri yang marginnya gede sekali. Jadi ya cost kita coba jaga, revenue kita juga minta ada relaksasi," ucapnya.
Baca juga: Tambah Armada Penerbangan Haji, Garuda Indonesia Operasikan Airbus 340-300
Irfan menyebut, revisi TBA perlu segera dilakukan mengingat komponen rumusan TBA yang saat ini berlaku di dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 106 Tahun 2019 masih menggunakan kurs tahun 2019 di mana pada tahun itu nilai tukar rupiah berkisar Rp 13.800-Rp 14.400 per dollar AS.
Sementara nilai tukar rupiah sore hari ini, mengutip data Bloomberg, sudah berada di angka Rp 16.430 per dollar AS.
Terkini Lainnya
- Emisi Gas Rumah Kaca Industri Terus Naik, Menperin: Penggunaan Energi Penyumbang Terbanyak
- Mentan Hentikan Sementara Impor Daging Domba, Ini Alasannya
- Inflasi November 2024 0,30 Persen karena Bawang Merah dan Tomat
- Catat, Ini Harga Pertamax di Pertashop dan SPBU Pertamina Se-Indonesia pada Desember 2024
- Serial TV Termahal di Dunia dengan Anggaran Fantastis, Rp 6,33 Triliun Per Musim
- Turun Rp 5.000 Per Gram, Cek Harga Emas Antam 2 Desember 2024
- KAI Group Siapkan 44,7 Juta Tempat Duduk untuk Libur Nataru 2024/2025
- TransNusa Turunkan Harga Tiket Pesawat untuk Liburan Nataru
- Tips Mengenali Lowongan Kerja Palsu dan Cara Menghindarinya
- 3 Fitur Canggih DANA yang Cocok buat Anak Muda Aktif
- Link dan Cara Daftar Barcode Pertamina untuk Beli Pertalite
- Harga Tiket Pesawat Turun 10 Persen, Pengamat: Perlu Kajian Lebih Dalam Untuk Keselamatan
- Harga Emas Terbaru Hari Ini 2 Desember 2024 di Pegadaian
- Kapan Kartu Ujian SKB CPNS 2024 Bisa Dicetak? Ini Penjelasan BKN
- Harga Bahan Pokok Senin 2 Desember 2024, Harga Daging Sapi Murni Turun
- Sponsori Ajang Lari Maraton, BTN Dukung "Sport Tourism" di Jakarta
- IHSG Ditutup Menguat 1,37 Persen, Rupiah Melemah ke Rp 16.430 Per Dollar AS
- Pelaku UMKM Bisa Jajaki Pasar Internasional lewat BSI International Expo 2024
- Bos Bulog Beri Penjelasan soal Beras Impor Sempat Tertahan di Pelabuhan
- Potensi Gas Melimpah di Jawa Timur, Pembangunan Infrastruktur Buka Pasar Baru