pattonfanatic.com

Rupiah Tertekan, Ruang Penurunan Suku Bunga BI Masih Terbuka?

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (14/6/2024).
Lihat Foto

JAKARTA, - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memastikan, peluang penurunan suku bunga acuan BI 7-day Repo Rate masih terbuka ke depan.

Pernyataan itu disampaikan Perry meskipun saat ini nilai tukar rupiah terhadap dollar AS tengah tertekan.

Terbukanya ruang penurunan suku bunga acuan tidak terlepas dari fundamental rupiah yang dinilai terjaga. Hal ini diindikasikan dari inflasi yang kian menyusut, pertumbuhan ekonomi RI yang tetap di kisaran 5 persen, serta terjaganya defisit transaksi berjalan.

Baca juga: BI Pertahankan Suku Bunga Acuan

Ilustrasi Bank Indonesia (BI). SHUTTERSTOCK/HARISMOYO Ilustrasi Bank Indonesia (BI).

"Apakah masih ada ruang suku bunga Bank Indonesia untuk (suku bunga)? Ya masih ada," kata dia, dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, di Gedung BI, Jakarta, Kamis (20/6/2024).

Lebih lanjut Perry bilang, penurunan suku bunga acuan bisa terjadi jika fluktuasi pasar keuangan mereda.

Dengan demikian, bank sentral tidak perlu bergantung pada kebijakan suku bunga untuk menjaga stabilitas rupiah dari sentimen yang sifatnya jangka pendek.

"Kalau tidak ada masalah global, tidak ada ketegangan politik, tidak ada persepsi terhadap sustanilbiltas fiskal, mestinya itu ruang penrunan suku bunga akan terbuka," tutur dia.

Baca juga: Rupiah Tembus Rp 16.400 Per Dollar AS, Waktunya BI Kerek Suku Bunga?

Sebagai informasi, suku bunga acuan BI saat ini berada di posisi 6,25 persen. Tingkat suku bunga itu ditetapkan oleh BI pada Mei 2024 lalu, dengan tujuan utama menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Setelah BI mengerek suku bunga acuan, nilai tukar rupiah bergerak cenderung menguat. Bahkan, kurs rupiah sempat kembali ke level Rp 15.900 per dollar AS.

Namun, selama beberapa waktu terakhir nilai tukar rupiah kembali tertekan. Berdasarkan data BI, nilai tukar rupiah melemah 0,70 persen hingga 19 Juni 2024 point to point (ptp) dari akhir Mei 2024.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat