Premi Asuransi Kendaraan Tetap Tumbuh di Tengah Tren Penurunan Penjualan, Ini Alasannya
JAKARTA, - Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menjelaskan, pendapatan premi asuransi kendaraan tercatat tetap tumbuh di tengah tren penurunan penjualan di industri mobil baru.
Anggota Departemen Statistik AAUI Sri Purwaningsih menjelaskan, ada beberapa faktor yang memengeruhi pertumbuhan pendapatan premi asuransi kendaraan di tengah penurunan penjualan kendaraan, terutama mobil.
"Kami juga ada faktor pencatatan, proses penurunan premi tidak langsung terlihat dampaknya pada saat sales itu turun. Pencatatan premi kami setelah realisasi (pembelian)," kata dia dalam konferensi pers kinerja asuransi umum kuartal I-2024, Kamis (20/6/2024).
Ia menambahkan, pertumbuhan premi asuransi kendaraan tidak hanya didapatkan dari mobil baru. Asuransi kendaraan juga tetap dibeli oleh pemilik kendaraan bekas.
Baca juga: Ini Kendala Asuransi Rumuskan Aturan Baku Produk Kendaraan Listrik
Dengan begitu, Sri menjelaskan, penurunan premi asuransi kendaraan belum terlihat pada awal 2024.
Meskipun demikian, ia tidak menutup kemungkinan adanya penurunan premi asuransi kendaraan pada kuartal mendatang.
"Kami lihat ada kemungkinan ia (premi asuransi kendaraan) akan melandai, seiring dengan dari sisi faktor penurunan sales sendiri," imbuh dia.
Seiring dengan itu, ia menjelaskan, penurunan penjualan mobil yang dipicu kenaikan dollar AS dan inflasi baru mulai terasa pada April 2024.
Dengan demikian, realisasi angkanya belum dapat dilihat dalam laporan kinerja industri asuransi umum pada kuartal I-2024.
Baca juga: Premi Semester I-2023 Naik, AAUI: Asuransi Umum Catat Kinerja Positif
Sebagai informasi, sampai kuartal I-2024, AAUI mencatat pendapatan premi kendaraan senilai Rp 5,91 triliun per kuartal I-2024. Angka ini tumbuh 13,8 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 5,20 triliun.
Sementara itu, lini bisnis asuransi kendaraan telah membayar klaim senilai Rp 2,02 triliun sepanjang kuartal I-2024.
Angka itu tumbuh 17,5 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 1,72 triliun.
Terkini Lainnya
- Cara Mudah Bayar Tiket Kereta Api via Livin' by Mandiri
- Kemenkeu Buka-bukaan Soal Risiko Kenaikan Utang Jatuh Tempo dan "Susutnya" Kelas Menengah
- 4 Contoh Pendapatan Asli Daerah, Jenis, dan Sumbernya
- Indodax Diduga Kena "Hack", CEO Buka Suara
- Pengertian Pendapatan Asli Daerah, Sumber, dan Contohnya
- Anggaran Kementerian BUMN Tetap tapi Target Dividen Naik, Erick Thohir: Mungkin Ini Cobaan Buat Kami
- Tips Mengatasi Kartu Debit dan Kartu Kredit BCA Hilang di Luar Negeri
- Jangan Asal Klik! Lakukan Hal Ini Biar Tidak Terjebak Link Palsu DANA Kaget
- Bahlil Sebut Devisa Keluar Rp 450 Triliun Tiap Tahun Buat Impor Minyak dan Gas
- Pasar Obligasi RI Diproyeksi Beri Imbal Hasil Positif di 2024-2025
- Apindo Sebut Thomas Djiwandono Cocok Jadi Menteri Ekonomi Prabowo
- Cara Cetak Emas Fisik di Pegadaian serta Syarat dan Biayanya
- Pengertian Daerah Otonom yang Selanjutnya Disebut Daerah Terdapat dalam Pasal Apa?
- Bank Asing Cabut dari RI, OJK: Persaingan Ritel di Indonesia Berat
- PGN Gandeng KSM Bangun 6.000 Lebih Sambungan Jargas di Semarang dan Yogyakarta
- Kemenkeu Buka-bukaan Soal Risiko Kenaikan Utang Jatuh Tempo dan "Susutnya" Kelas Menengah
- Ini Kendala Asuransi Rumuskan Aturan Baku Produk Kendaraan Listrik
- Suku Bunga Tidak Naik, Ini Strategi Bank Indonesia Stabilkan Rupiah
- [POPULER MONEY] Wapres Usul Bansos Dicabut Jika Penerimanya Main Judi Oline | Apakah Pedagang yang Tolak Pembayaran "Cash" Melanggar Aturan?
- Mendag Pastikan HET Minyak Goreng MinyaKita Naik Minggu Depan
- Impor Beras Bulog Kena Denda di Pelabuhan, Kok Bisa?