Kian Tertekan, Rupiah Dekati Rp 16.500 Per Dollar AS
JAKARTA, - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot kembali ditutup melemah pada Jumat (21/6/2024). Kurs rupiah terus bergerak di atas Rp 16.400 per dollar AS, dan mendekati level Rp 16.500 per dollar AS.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah terus bergerak melemah sepanjang hari pada rentang Rp 16.440 - Rp 16.481 per dollar AS. Pada akhirnya, rupiah ditutup melemah 0,12 persen ke Rp 16.450 per dollar AS.
Sementara itu, mengacu data Bank Indonesia Jisdor, kurs rupiah berada di posisi Rp 16.458 pada hari ini. Posisi ini lebih tinggi dari Kamis (20/6/2024) kemarin di level Rp 16.420 per dollar AS.
Baca juga: Rupiah Masih Tertekan, Bank Jual Dollar AS Rp 16.600
Depresiasi rupiah selaras dengan indeks dollar AS yang kembali bergerak menguat. Berdasarkan data Investing, greenback menguat ke kisaran 105,42.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, kenaikan indeks dollar AS masih disebabkan ketidakpastian pasar keuangan yang tinggi, imbas dari arah kebijakan bank sentral AS, The Federal Reserve, yang tidak menentu.
"Para pejabat The Fed membiarkan kebijakannya tidak berubah pada pertemuan mereka di bulan Juni, dan memangkas proyeksi sebelumnya untuk pemotongan tiga perempat poin tahun ini menjadi satu, bahkan ketika inflasi telah mereda dan pasar tenaga kerja telah melemah," tutur dia, dalam keterangannya, Jumat.
Baca juga: Suku Bunga Tidak Naik, Ini Strategi Bank Indonesia Stabilkan Rupiah
Dari dalam negeri, para investor disebut masih mencermati arah kebijakan fiskal pemerintahan mendatang. Ibrahim bilang, rencana defisit fiskal anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2025 di kisaran 2,29 - 2,82 persen menjadi sorotan, meskipun sebenarnya masih di bawah batas ketentuan, yakni 3 persen.
"Pemerintah mendatang di bawah Prabowo-Gibran harus secepatnya menyampaikan komitmennya terhadap disiplin fiskal agar naiknya risiko fiskal dapat ditekan dan tidak menciptakan sentimen negatif terhadap rupiah," ujar Ibrahim.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo masih optimis, tren nilai tukar rupiah terhadap dollar AS bakal menguat ke depan. Optimisme ini utamanya didukung oleh kondisi fundamental nilai tukar rupiah yang terjaga.
Baca juga: Bos BI: Kami Masih Meyakini Tren Nilai Tukar Rupiah ke Depan Akan Menguat
Perry menyadari, kurs rupiah tengah tertekan oleh dollar AS. Berdasarkan data BI, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sudah terdepresiasi 5,92 persen sejak awal tahun hingga 19 Juni lalu.
Pelemahan itu menurutnya disebabkan oleh faktor sentimen. Ia menyebutkan, sentimen-sentimen yang menyebabkan rupiah tertekan selama beberapa pekan terakhir ialah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi, meningkatnya kebutuhan valuta asing (valas) dalam negeri, serta persepsi investor terhadap arah kebijakan fiskal Indonesia.
"Tentu saja pergerakan nilai tukar itu dipengaruhi oleh faktor-faktor yang fundamental, dan faktor-faktor yang teknikal, faktor-faktor jangka pendek, dan itu bergerak dari bulan ke bulan, selalu begitu," tutur dia, dalam konferensi pers, di Gedung BI, Jakarta, Kamis (20/6/2024).
Baca juga: Terpukul Pelemahan Rupiah, Bos Garuda Indonesia Dorong Tarif Batas Atas Direvisi
Namun demikian, faktor fundamental nilai tukar rupiah dinilai masih terjaga. Ini tercermin dari laju inflasi RI yang kian melandai, di mana pada Mei mencapai 2,84 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Selain itu, perekonomian Indonesia masih terjaga, ditunjukan produk domestik bruto (PDB) yang tumbuh 5,11 persen pada kuartal I-2024. Terakhir, defisit neraca transaksi berjalan diproyeksi terjaga di kisaran 0,1 - 0,9 persen terhadap produk domestik bruto (PDB), yang menandai ketahanan eksternal Indonesia.
"Sehingga kami masih meyakini tren nilai tukar rupiah ke depan akan menguat. Tren ya. Tren akan menguat," kata Perry.
Baca juga: Gubernur BI Beberkan Pemicu Rupiah Tertekan hingga Tembus Rp 16.400 Per Dollar AS
Terkini Lainnya
- Pimpinan Munaslub Beberkan Alasan Lengserkan Arsjad Rasjid dari Ketum Kadin
- Kinerja Semester I-2024 Elnusa, Selesaikan Survei Seismik hingga Pendapatan Naik
- Dihadiri Bamsoet dan Rosan, Munaslub Kadin Lengserkan Arsjad dan Tunjuk Anindya Jadi Ketum
- Kemendag Sebut Indonesia Ingin Tingkatkan Ekspor ke Kawasan Arab Teluk
- PLN EPI Gandeng Pupuk Indonesia dan ACWA Power Bangun Ekosistem Hidrogen Hijau
- Pendidikan Jadi Kunci Utama Meraih Manfaat Indonesia Emas 2045
- PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Persyaratannya
- Libur Panjang Akhir Pekan, Penumpang Whoosh Meningkat 25 Persen
- Catat, Ini Jadwal KA Priority Periode September 2024 dan Rutenya
- Asa Menjaga Lingkungan Hidup dari Langkah Kecil Daur Ulang Sampah
- Indonesia Harus Persiapkan Bahan Bakar Alternatif untuk Armada Maritim
- 7 Contoh Yang Termasuk Pajak Pusat
- Marine Solutions Summit 2024, Wadah Pelaku Bisnis Maritim Siasati Tantangan Global
- Ini UU Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terbaru dan Penjelasannya
- Ada MotoGP, Penumpang Kapal Penyeberangan Lombok-Bali Diprediksi Naik 3 Kali Lipat
- Hong Kong Jadi Kota Termahal Di Asia, Harga Tanah Capai Rp 74 Juta Per Meter Persegi
- Cara Beli Tiket Konser Bruno Mars lewat Livin' by Mandiri
- Tahun Ini, Sedekah Kurban BPKH Ambil Tema Berkelanjutan dan Sasar Daerah Terpencil
- Mendag Zulhas Bakal Perketat Impor Produk Keramik
- Investor Khawatir APBN Prabowo, Menko Airlangga: Jangan Mendiskreditkan, Indonesia dalam Situasi Bagus