Anggaran Negara Catat Defisit Pertama Pada Mei 2024, Sebesar Rp 21,8 Triliun
JAKARTA, - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mulai mencatatkan defisit pada Mei 2024. Hal ini terjadi seiring dengan pendapatan negara yang menurun, sementara belanja negara tumbuh pesat.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, hingga akhir Mei lalu, APBN mencatat defisit sebesar Rp 21,8 triliun. Nilai itu setara dengan 0,10 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
Ini menjadi kali pertama APBN mencatat defisit pada tahun 2024. Pada bulan sebelumnya, April, APBN masih mencatatkan surplus, yakni sebesar Rp 75,7 triliun, setara 0,33 persen terhadap PDB.
"Overall balance kita sudah mengalami defisit Rp 21,8 triliun atau 0,1 persen PDB," ujar dia, dalam konferensi pers, di Kantor Ditjen Pajak Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (24/6/2024).
Baca juga: Sri Mulyani dan Tim Prabowo Tampil Bersama, Bantah Kabar APBN Jebol
Defisit itu dibentuk oleh pendapatan negara yang mencapai Rp 1.123,5 triliun, setara 40,1 persen target APBN. Nilai itu turun 7,1 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Penurunan pendapatan terjadi seluruh pos, mulai dari penerimaan pajak yang turun 8,4 persen, setoran kepabeanan dan cukai yang turun 7,8 persen, serta pendapatan negara bukan pajak (PNBP) turun 3,3 persen.
"Kita lihat pendapatan negara sampai akhir Mei memang mengalami tekanan, yaitu growth-nya negatif 7,1 persen," katanya.
Di sisi lain, realisasi belanja negara mencapai Rp 1.145,3 triliun, setara 34,4 persen target APBN. Nilai ini melonjak 14 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Baca juga: Bahaya Wacana Kenaikan Rasio Utang Pemerintah, Pajak Bisa Tambah Naik
Dengan realisasi tersebut, Sri Mulyani menyebutkan, keseimbangan primer masih mencatatkan surplus, yakni Rp 184,2 triliun. Keseimbangan primer merupakan total pendapatan negara dikurangi pengeluaran negara, di luar pembayaran utang.
Walaupun sudah mencatatkan defisit, Sri Mulyani bilang, pelaksanaan APBN masih sesuai rencana pemerintah. Pasalnya, pada tahun ini pemerintah menyiapkan defisit APBN sebesar Rp 522,8 triliun atau setara 2,29 persen terhadap PDB.
"Jadi kalau sekarang (defisit) masih 0,1 persen, kita masih relative on track dengan total overall balance tahun ini," ucap Sri Mulyani.
Baca juga: Rupiah Tembus Level Rp 16.400 Dipicu Kabar Prabowo Naikkan Rasio Utang hingga 50 Persen
Terkini Lainnya
- Puji Suku Bunga Acuan BI Turun, Menko Airlangga: Baik Sekali...
- Anindya Bakrie Sah Jadi Ketum Kadin 2024-2029, Konflik Kepengurusan Pun Resmi Selesai...
- Wall Street Tergelincir, Saham Teknologi Besar Rontok
- IHSG Diprediksi Menguat di Akhir Pekan, Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Jumat
- ShopeePay Hadirkan Promo Serba Seribu, Bisa Dapat iPhone Setiap Hari
- Hexindo Adiperkasa Perkuat Dukungan untuk Industri Tambang di Indonesia
- KAI Hadirkan KA Ijen Ekspres Rute Malang-Banyuwangi (PP), Ini Harga Tiket dan Jadwalnya
- Pelantikan Trump Dapat Dorong Harga Bitcoin hingga Mencapai Rp 1,67 Miliar
- United Tractors Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca 12.596 Ton dengan 28 Renewable Energy Certificate dari PLN
- Asus Berhasil Produksi PC "All in One" di Batam, TKDN 40 Persen
- KAI Hadirkan KA Banyubiru Ekspres Rute Solo-Semarang (PP), Ini Jadwalnya
- Siapkan Bujet, Simak Diskon Liburan Dwidayatour Carnival 2025 dan Bank Mandiri
- Potensi Reli Pasar Kripto dan Saham AS Jelang Pelantikan Trump
- [POPULER MONEY] Kadin Ungkap Rencana Lawatan Prabowo ke India | Berapa Gaji PPPK Paruh Waktu 2025?
- Program Electrifying Agriculture PLN: Bantu Petani Hemat Biaya dan Tingkatkan Produksi
- Pelantikan Trump Dapat Dorong Harga Bitcoin hingga Mencapai Rp 1,67 Miliar
- BSI International Expo 2024 Cetak Nilai Transaksi Rp 2 Triliun dengan 52.000 Pengunjung
- Pegadaian Buka Lowongan Kerja hingga 30 Juni 2024, Simak Kualifikasinya
- Tim Prabowo Sebut Anggaran Makan Bergizi Gratis Rp 71 Triliun Masih Bisa Berubah
- Staf Presiden: Harga Beras Masih akan Naik di Bulan-bulan Mendatang
- Bank Dunia Proyeksi Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,1 Persen pada 2024-2026