2 Perusahaan Eropa Batal Investasi di Sonic Bay, Ini Kata Anak Buah Bahlil
JAKARTA, - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memastikan mundurnya dua perusahaan asal Eropa yakni BASF dan Eramet dari proyek Sonic Bay di Maluku Utara tidak menurunkan minat investor asing untuk berinvestasi ke sektor hilirisasi di Indonesia.
Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Nurul Ichwan mengatakan, kedua investor itu batal berinvestasi karena adanya perubahan kondisi pasar nikel global, terutama pada pilihan nikel yang menjadi bahan baku baterai kendaraan listrik.
Perubahan tersebut membuat kedua perusahaan raksasa asal Eropa itu melakukan berbagai evaluasi lalu memutuskan bahwa tidak diperlukan lagi investasi suplai material baterai kendaraan listrik.
Baca juga: BASF dan Eramet Kompak Mundur dari Proyek Sonic Bay Senilai Rp 42 Triliun
"Kami dari awal terus mengawal rencana investasi ini. Namun pada perjalanannya, perusahaan beralih fokus, sehingga pada akhirnya mengeluarkan keputusan bisnis membatalkan rencana investasi proyek Sonic Bay ini," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (26/6/2024).
Menurutnya, minat investor asing di sektor hilirisasi tetap tinggi dan bahkan beberapa proyek investasi di sektor tersebut telah mencapai tahap realisasi.
Misalnya, proyek smelter tembaga terbesar di dunia milik PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur resmi beroperasi mulai 27 Juni 2024.
Ada juga, produksi masal baterai kendaraan listrik pertama di Indonesia akan dimulai oleh PT Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power di Karawang, Jawa Barat pada Juli 2024 dan akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo.
"Kami melihat hilirisasi untuk ekosistem baterai kendaraan listrik masih sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Apalagi, baru-baru saja Indonesia mendapat peringkat 27 pada World Competitiveness Ranking (WCR) 2024. Top 3 terbaik di wilayah ASEAN," ucapnya.
Sebagai informasi, BASF dan Eramet yang telah memiliki legalitas usaha atas nama PT Eramet Halmahera Nikel rencananya akan mengembangkan proyek Sonic Bay senilai 2,6 miliar dollar AS atau setara Rp 42,64 triliun di Kawasan Industri Teluk Weda, Maluku Utara.
Proyek ini merupakan pabrik pemurnian nikel dengan teknologi High Pressure Acid Leach (HPAL) yang menghasilkan Mixed Hydroxide Precipitates (MHP). Nantinya MHP yang diproduksi akan menjadi prekursor baterai listrik.
Fasilitas ini mulanya ditargetkan memiliki kapasitas produksi sebesar 67.000 ton nikel per tahun dan 7.500 ton kobalt per tahun.
Namun pada Senin (24/6/2024), baik BASF maupun Eramet mengumumkan pembatalan investasi protek Sonic Bay melalui website resmi masing-masing perusahaan.
Baca juga: Bahlil: Starlink Investasi Rp 30 Miliar dan Punya 3 Karyawan Terdaftar
Terkini Lainnya
- Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-Kanada Ditargetkan Rampung pada 2025
- Swasembada Pangan, Mentan Ikutkan TNI AD Bangun Irigasi untuk Sawah
- Indonesia Dapat Utang Rp 7,9 Triliun dari ADB untuk Tingkatkan Inklusi Keuangan
- Asosiasi Perusahaan Produsen AC Curhat TKDN ke Menperin dan DPR, Soal Apa?
- BPH Migas Perkuat Pengawasan dan Pendistribusian BBM Subsidi melalui Kerja Sama dengan Pemda
- Bank Mandiri Siapkan Uang Tunai Rp 26 Triliun buat Nataru 2024/2025
- Penyaluran Pinjaman Jenius Tembus Rp 3,3 Triliun sampai September 2024
- Simak, 7 Tips Pilih Asuransi Perjalanan untuk Liburan Akhir Tahun
- Transformasi Digital Topang Kenaikan Pendapatan ASDP
- Dorong Keberlanjutan, KAI Logistik Perkuat Sistem dan Digitalisasi
- Single Stock Futures: Mekanisme Transaksi Mirip Saham, tapi Modalnya Lebih Kecil
- Petrokimia Gresik Gandeng ITS Perbarui Motor Listrik Operasional
- Dengan Kolaborasi dan Teknologi, Bisnis di Indonesia Dapat Capai Potensi Maksimal
- Tiket Kereta Api Nataru 2024/2025 Sudah Terjual 739.418 Kursi, Ini 10 KA Favorit
- Daftar Biaya Admin Mandiri Per Bulan Sesuai Jenis Kartu
- Mengenal Singkatan ATM dalam Bahasa Inggris
- Melalui Program Kesatria, Petani di OKI Berhasil Panen Padi Gogo di Lahan Sawit
- Konsisten Kembangkan UMKM, Sampoerna Gelar Pesta Rakyat untuk UMKM Indonesia
- Sri Mulyani Beberkan Penyebab Rupiah Tertekan
- Komitmen Lestarikan Lingkungan, PLN Sediakan Mesin Daur Ulang Sampah di Lingkungan Kantor