IHSG dan Rupiah Kompak Melemah di Akhir Sesi
JAKARTA, - Pada penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah pada Selasa (2/7/2024). Demikian juga dengan rupiah yang melemah pada penutupan perdagangan pasar spot.
IHSG ditutup pada level 7.125,14 atau turun 14,4 poin (0,2 persen) dibandingkan penutupan sebelumnya pada level 7.139,62.
Mengutip RTI, sebanyak 261 saham melaju di zona hijau dan 270 saham di zona merah. Sedangkan 251 saham lainnya stagnan. Adapun jumlah transaksi sore ini mencapai Rp 10,2 triliun dengan volume 13,6 miliar saham.
Baca juga: IHSG Awal Sesi Lanjutkan Kenaikan, Rupiah Koreksi
Top losers yang menekan IHSG yaitu Kalbe Farma (KLBF) yang ambles 4,3 persen ke level Rp 1.440 per saham. Dilanjutkan oleh BFI Finance (BFIN) yang turun 4,3 persen ke posisi Rp 890 per saham. Kemudian, Merdeka Battery Materials (MBMA) yang terkoreksi 3,8 persen ke posisi Rp 625 per saham.
Top gainers yang mendorong laju IHSG yakni, Adaro Minerals (ADMR) yang melonjak 4,1 persen ke level Rp 1.395 per saham. Dilanjutkan oleh Jasa Marga (JSMR) yang naik 4 persen ke level Rp 5.150 per saham. Dilanjutkan oleh Barito Pacific (BRPT) yang bertambah 3,9 persen ke level Rp 1.175 per saham.
Bursa Asia hijau dengan kenaikan Nikkei 1,12 persen (443,5 poin) ke posisi 40.074,69, Hang Seng Hong Kong naik 0,29 persen (50,5 poin) ke level 17.769,14, Shanghai Komposit bertambah 0,08 persen (2,2 poin) ke posisi 2.997,01, dan Strait Times naik 0,8 persen (29,3 poin) ke level 3.367,89.
Baca juga: IHSG Masih Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Hari Ini
Rupiah
Mengutip data Bloomberg, rupiah sore ini ditutup melemah. Pukul 14.55 WIB mata uang garuda ditutup pada level Rp 16.396 per dollar AS atau turun 75 poin atau 0,46 persen dibandingkan dengan sebelumnya pada level Rp 16.321 per saham.
Sementara itu, mengacu kurs tengah Jisdor, nilai tukar rupiah pada Selasa (2/7/2024) pada level Rp 16.384 per dollar AS, atau melemah dibanding Senin (1/7/2024) pada level Rp 16.355 per dollar AS.
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Terkini Lainnya
- Bangun Jalan Desa 366.000 Km, Jokowi: Masih Kurang, Harusnya 2-3 Kalinya...
- Akuisisi NET TV Oleh MD Entertainment Ditargetkan Selesai Akhir Oktober 2024
- Kala Pemerintah Berencana Turunkan PPh Badan dan Naikkan PPN
- Soal Pembangunan IKN, Jokowi: Butuh Waktu dan Proses untuk Membangun Ibu Kota Besar
- Pupuk Kaltim Salurkan Bantuan Infrastruktur hingga Kesehatan untuk Korban Bencana Papua Nugini
- Paxel Kantongi Sertifikasi Halal Logistik
- Dituding AS Ada Kerja Paksa di Industri Nikel Indonesia, Bahlil: Hanya "Black Campaign"
- 5 Penyedia Dompet Digital Kena Tegur karena Fasilitasi Judi "Online", Transaksi Paling Tinggi Rp 5,4 triliun
- BUMN Danareksa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya
- Kawal Penyelesaian 8 Koperasi Bermasalah, Kemenkop-UKM: KSP Indosurya dkk Baru Bayar Rp 3,4 T dari Total Tagihan Rp 26 T
- 360Kredi: Gaya Hidup "FOMO" Membawa Ketergantungan terhadap Utang Tidak Produktif
- Kemenkop-UKM Bubarkan 82.000 Koperasi Bermasalah sejak 2014
- Prepaid Artinya Apa dan Bagaimana Cara Kerjanya?
- Kenali 4 Modus Penipuan Mengatasnamakan Ditjen Pajak
- Mengenal Listrik Prabayar dan Bedanya dengan Pascabayar
- Industri Penerbangan Terdampak Pelemahan Rupiah, INACA Minta Ada Relaksasi
- Marak PHK, Klaim JHT Industri Tekstil, Garmen, dan Alas Kaki Tembus Rp 385 Miliar
- Kulik Chatbot WhatsApp, Platform Penting untuk Tingkatkan Kepuasan Pelanggan
- Utang Pemerintah Naik Lagi, Kini Tembus Rp 8.353 Triliun
- Asuransi Sinar Mas Hadirkan Asuransi Serangan Siber untuk Perusahaan, Apa Manfaatnya?