Soal Rencana China Buka Pabrik Tekstil di Indonesia, Serikat pekerja: Harapannya Bisa Menyerap Lapangan Kerja
JAKARTA, - Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menyatakan persetujuannya soal rencana perusahaan tekstil asal China dan Singapura yang akan beroperasi di Tanah Air.
Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan, dengan beroperasinya pabrik baru asal luar negeri di Indonesia bisa membuka lowongan kerja di Tanah Air.
“Rencana investasi asing dari negara manapun tentu serikat buruh setuju. Karena itu akan menyerap lapangan kerja,” ujarnya usai melakukan aksi unjuk rasa di Jakarta, Rabu (3/7/2024).
Baca juga: Jubir Kemenperin: Jangan Korbankan Industri Tekstil demi Industri Lain
Namun, Said Iqbal menegaskan, jika perusahaan asing mau membuka usaha bisnisnya di Tanah Air harus patuh pada regulasi yang dibentuk pemerintah. Hal itu agar produk-produk domestik bisa terlindungi.
“Seperti AS mereka punya peraturan untuk melindungi bajanya, di Jepang juga mereka ada aturan agar melindungi industri perairannya di lindungi. Nah di Indonesia juga aturan yang dibuat untuk melindungi industri harus dipatuhi,” tegasnya.
Baca juga: Marak PHK, Klaim JHT Industri Tekstil, Garmen, dan Alas Kaki Tembus Rp 385 Miliar
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, salah satu perusahaan asal China dan Singapura ingin membangun pabrik tekstil di Indonesia.
Luhut mengaku senang dengan rencana itu lantaran akan membuka banyak lapangan kerja.
Namun Luhut masih pelit biacara ihwal nama perusahaan yang dia maksud.
“Kemarin menarik tekstil Tiongkok mau investasi di Indonesia. Mereka datang lagi ke rumah saya, mereka mau buka industri. Pegawainya yang saya sennag, 90.000 orang itu dikasih asrama," ungkap Luhut dalam MINDialogue di Jakarta, Kamis (20/6/2024).
Baca juga: Menkeu: Aturan Anti Dumping Produk Tekstil Menunggu Aturan Mendag dan Menperin Terbit Lebih Dulu
Terkini Lainnya
- Bahlil Mau Lapor Prabowo soal 3 Formulasi Penyaluran Subsidi Energi
- Pemerintah Ajak ATTMI Bersinergi Agar Perjalanan Umrah Tumbuh
- [POPULER MONEY] Apple Tak Lunasi Kekurangan Investasi Rp 300 Miliar Padahal Untung Rp 30 T | Ini Dampak Kebijakan "America First" Trump ke Ekonomi RI
- Cinema XXI Resmi Terima Sertifikat Halal untuk Produk Makanan dan Minuman di Bioskop
- Penerapan Responsible Financing Dipandang Bikin Saham BNI Menarik
- Judi Online: Dampak Negatif yang Merugikan Masyarakat
- 5 Pekerjaan "Hijau" Bergaji Tinggi dan Tingkat Stres Minim
- Elon Musk Peroleh Jabatan Khusus di Pemerintahan Trump, Apa Perannya?
- Ekonomi Kreatif Harus Didukung Sebagai Mesin Pertumbuhan Baru untuk Ekonomi Nasional
- Galon AMDK Terstandarisasi Dinilai Tak Perlu Pelabelan BPA
- BPJS Kesehatan Jamin Pembayaran Rumah Sakit Aman Meski Ada Risiko Defisit
- Kebijakan Bebas Bea Masuk Susu Impor Dikritisi, Wamendag: Kita Lihat Dulu...
- Tanggapi Usul Ikan Kaleng Masuk Program Makan Bergizi, Aprindo: Harus yang Sehat !
- Penyaluran KUR Capai Rp 246,58 Triliun atau 88 Persen dari Target 2024
- Bluebird Maknai Hari Pahlawan dengan Mengapresiasi Pengemudi
- Respons Bahlil soal Gelar Doktornya Ditangguhkan UI
- Pintu Hadirkan Platform untuk "Trader" Kripto Pro
- BPJPH: 4,5 Juta Produk Sudah Bersertikat Halal
- Persiapan HUT RI di IKN, Erick Thohir Pastikan BUMN Siap Pasok Energi
- Serikat Buruh Pertanyakan Urgensi Pemerintah Bentuk Family Office
- Limbah Makanan Sisa Buat Indonesia Rugi Rp 551 Triliun Per Tahun, Kok Bisa?