Pertamina EP dan Reethau Group Sepakati Kerja Sama Pemanfaatan Gas Alam
JAKARTA, - Pemaksimalan potensi gas alam di Indonesia hingga kini terus dilakukan demi mendukung visi pemerintah untuk kemandirian energi.
Guna memaksimalkan hal tersebut, Reethau Group melalui PT Pertiwi Nusantara Resources menyepakati perjanjian jual beli gas (PJBG) dengan Pertamina EP.
Sebagai perusahaan yang memiliki fokus pada industri energi, khususnya pada Gas Alam, Reethau berawal dari trader Compressed Natural Gas (CNG) yang kemudian berkembang sebagai pengembangan dalam menghasilkan gas terkompresi pada Mother Station.
Baca juga: PGN Salurkan Gas Alam Cair ke Smelter di Sulawesi Tenggara
Penandatanganan PJBG dengan Pertamina EP ini menegaskan komitmen Reethau Group untuk terus mendukung pengembangan industri energi nasional, khususnya di sektor gas alam terkompresi (CNG).
Direktur Utama PT Pertiwi Nusantara Resources Arry Pasya mengatakan, Reethau Group
berkembang pesat sejak tahun 2012, dimulai dengan PT Reethau Cipta Energi yang mengirim CNG di Jawa Barat dan Jawa Tengah.
"Kini berhasil membangun Mother Station PT Reethau Dharma Andalan melalui kerja sama dengan Transporter Gas BUMN. Guna mengukuhkan posisi Reethau Group di dunia CNG, Kali ini Reethau Group melalui PT Pertiwi Nusantara Resources mengikat kerja sama dengan KKKS," kata Arry dalam keterangan tertulis, Senin (8/7/2024).
Ke depannya, imbuh Arry, Reethau Group siap untuk berkembang mendukung kegiatan CNG dalam negeri dengan menargetkan potensi kerja sama dalam sektor gas alam lainnya.
Baca juga: Pakai Gas Alam, PLTGU Priok Diklaim Lebih Ramah Lingkungan
Sebagai fasilitas yang memiliki tanggung jawab utama menerima, memproses, dan mengkompresi gas alam sebelum didistribusikan ke berbagai titik distribusi, kehadiran Mother Station milik Reethau Group adalah bentuk komitmen dalam mendukung pemerintah mengurangi impor gas LPG dengan memanfaatkan potensi gas alam Indonesia.
Terkini Lainnya
- Aset Industri Keuangan Syariah Capai Rp 2.742 Triliun, Naik 12,9 Persen
- Ketika Jokowi Bercerita Kepuasan Publik Terhadap Kinerjanya Anjlok Karena Harga BBM Naik
- Bangun Jalan Desa 366.000 Km, Jokowi: Masih Kurang, Harusnya 2-3 Kalinya...
- Akuisisi NET TV Oleh MD Entertainment Ditargetkan Selesai Akhir Oktober 2024
- Kala Pemerintah Berencana Turunkan PPh Badan dan Naikkan PPN
- Soal Pembangunan IKN, Jokowi: Butuh Waktu dan Proses untuk Membangun Ibu Kota Besar
- Pupuk Kaltim Salurkan Bantuan Infrastruktur hingga Kesehatan untuk Korban Bencana Papua Nugini
- Paxel Kantongi Sertifikasi Halal Logistik
- Dituding AS Ada Kerja Paksa di Industri Nikel Indonesia, Bahlil: Hanya "Black Campaign"
- 5 Penyedia Dompet Digital Kena Tegur karena Fasilitasi Judi "Online", Transaksi Paling Tinggi Rp 5,4 triliun
- BUMN Danareksa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya
- Kawal Penyelesaian 8 Koperasi Bermasalah, Kemenkop-UKM: KSP Indosurya dkk Baru Bayar Rp 3,4 T dari Total Tagihan Rp 26 T
- 360Kredi: Gaya Hidup "FOMO" Membawa Ketergantungan terhadap Utang Tidak Produktif
- Kemenkop-UKM Bubarkan 82.000 Koperasi Bermasalah sejak 2014
- Prepaid Artinya Apa dan Bagaimana Cara Kerjanya?
- 5 Penyedia Dompet Digital Kena Tegur karena Fasilitasi Judi "Online", Transaksi Paling Tinggi Rp 5,4 triliun
- Suku Bunga Bank Indonesia Buat Bank Bersaing "Pasang" Bunga Tinggi
- Masuk Musim Panen, Kementan Waspadai Anjloknya Harga Bawang Merah
- Kementan Sebut Stok Cabai Merah Besar Kritis hingga September 2024
- Melantai di BEI, Eksportir Udang ISEA Bidik Ekspansi ke China dan Eropa Tahun Ini
- Industri Tekstil Lesu, Menperin Minta Pelaku Usaha Tak Pesimistis