Kian Melebar, Defisit APBN Juni 2024 Capai Rp 73,3 Triliun
JAKARTA, - Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) semakin melebar hingga paruh pertama 2024. Hal ini seiring dengan pendapatan negara yang tertekan, namun belanja negara tumbuh pesat.
Menteri Keuangan Sri Muyani Indrawati mengatakan, hingga akhir Juni lalu, APBN mencatat defisit Rp 77,3 triliun. Nilai ini setara dengan 0,34 terhadap produk domestik bruto (PDB).
Perkembangan kinerja APBN itu berbanding terbalik jika dibandingkan semester I-2023. Tercatat pada paruh pertama tahun lalu, kas negara masih mencatat surplus sebesar Rp 152,3 triliun atau setara 0,71 persen terhadap PDB.
Baca juga: Sri Mulyani Beberkan Penyebab BUMN yang Keuangannya Sekarat
"Total postur dari APBN 2024, semester I adalah defisit Rp 77,3 triliun," ujar Sri Mulyani dalam Rapat Kerja Badan Anggaran DPR, di Gedung DPR, Jakarta, Senin (8/7/2024).
Defisit anggaran selaras dengan realisasi pendapatan negara yang terkontraksi. Tercatat realisasi pendapatan negara mencapai Rp 1.320,7 triliun, turun 6,2 persen dari tahun lalu yang mencapai Rp 1.407,9 triliun.
Penurunan itu terjadi di seluruh pos pendapatan negara. Mulai dari penerimaan pajak yang turun 7,9 persen, kepabeanan dan cukai turun 0,9 persen, serta penerimaan negara bukan pajak (PNBP) turun 4,5 persen.
"Jadi seluruh komponen penerimaan perpajakn dan PNBP semuanya mengalami kontraksi," kata Sri Mulyani.
Di sisi lain, belanja negara tumbuh pesat. Sri Mulyani melaporkan, realisasi belanja negara mencapai Rp 1.398 triliun, melesat 11,3 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1.255,7 triliun.
Dengan perkembangan tersebut, keseimbangan primer atau total pendapatan dikurangi belanja negara tanpa menghitung belanja bunga utang, mencatat surplus Rp 162,7 triliun. Nilai ini ambles 55,8 persen dari tahun lalu mencapai Rp 368,2 triliun.
Meskipun surplus keseimbangan primer semakin menurun dan defisit APBN semakin melebar, Sri Mulyani menyebutkan, hal itu sudah sesuai dengan perhitungan pemerintah. Pasalnya, APBN 2024 memang disiapkan mengalami defisit, yakni sebesar Rp 522,8 triliun atau setara 2,29 persen terhadap PDB.
"Maka realisasi defisit Rp 73,3 triliun masih di dalam range yang ada di APBN kita," ucapnya.
Baca juga: Tambal Defisit Kas Negara, Dana Cadangan Pemerintah Turun
Terkini Lainnya
- Cara Cek Lokasi ATM BRI Terdekat via HP
- Cara Bayar Cicilan KPR BRI, BNI, dan BTN via Mobile Banking
- Cara Mudah Menghitung Zakat Penghasilan
- Japfa Comfeed Tebar Dividen Interim Rp 813,93 Miliar, Cek Jadwalnya
- Mentan Targetkan Merauke Jadi Laboratorium Raksasa Pertanian Modern
- Sido Muncul Gelar Operasi Katarak Gratis untuk 150 Masyarakat di Banjarnegara
- Daftar Kereta Api Paling Laris Sepanjang 2024, Siapa Juaranya?
- Rencana Kemendag: UMKM RI Bisa Jualan ke Filipina Nebeng Amazon
- Kabar Gembira untuk Warga Solo, Simpang Joglo Beroperasi 1 November
- Eks Gubernur BI Soedrajat Dwiwandono Dapat Penghargaan Wirakarya Adhitama FEB UI
- BNI dan Garuda Indonesia Tebar Bonus hingga 25.000 GarudaMiles
- RI Berpeluang Jadi Produsen Elektronik Rumah Tangga Terbesar Kedua Setelah China
- Prodia StemCell Gandeng BRIN Kembangkan Terapi Regeneratif
- Respons Para Menteri Jokowi saat Ditanya Kans Masuk Kabinet Prabowo
- Bus Wisata Monas Explorer 2 Baru Diresmikan, Cek Rute dan Jadwalnya
- Mentan Targetkan Merauke Jadi Laboratorium Raksasa Pertanian Modern
- Strategi Lion Air Group Hadapi Pelemahan Rupiah dan Tarif Batas Atas yang Tak Kunjung Direvisi
- Survei BI: Keyakinan Konsumen di Juni 2024 Menurun, Tapi Tetap Kuat
- BUMN di Bawah Kemenkeu Bantu Pemberdayaan 16 Desa di Dieng
- Emiten Cucu Suharto GOLF Resmi Listing di BEI, Harga Sahamnya Sentuh ARA
- Resmi IPO, Emiten Bata Ringan Terafiliasi Hermanto Tanoko BLES Bidik Potensi Proyek IKN