pattonfanatic.com

BTN Siapkan Dana hingga Rp 6 Triliun buat Modal BTN Syariah

Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Nixon LP Napitupulu pada acara relokasi kantor cabang BTN Cirebon, Rabu (8/5/2024).
Lihat Foto

JAKARTA, - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk tengah bersiap melakukan pemisahan atau spin off terhadap Unit Usaha Syariah (UUS) perseroan. BTN pun menyiapkan dana untuk mendukung aksi korporasi tersebut.

Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu mengatakan, perseroan menyiapkan dana sebesar Rp 1,5 triliun - Rp 6 triliun untuk mendukung ekuitas UUS BTN atau BTN Syariah. Penyertaan modal itu masuk ke dalam daftar aksi korporasi perseroan yang bakal dilaksanakan pada semester I-2025.

"Kami juga sedang menyiapkan spin off UUS Rp 1,5 triliun sampai Rp 6 triliun total capitalnya," kata dia, dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR RI, Senin (8/7/2024).

Baca juga: BTN Manfaatkan AI hingga Komputasi Awan untuk Tingkatkan Layanan

Aksi korporasi itu dilakukan untuk mendukung modal inti BTN Syariah. Dengan demikian, Nixon bilang, BTN Syariah dapat tetap tergolong ke dalam Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) II, yakni bank dengan modal inti antara Rp 1 triliun - Rp 5 triliun.

"Supaya (UUS) enggak turun ke BUKU I, supaya dia tetap di BUKU II," ujar Nixon.

Lebih lanjut Nixon menjelaskan, kinerja bisnis BTN Syariah sejauh ini tergolong positif. Ini terefleksikan dari laba bersih perusahaan yang melesat 56,1 persen secara tahunan menjadi Rp 164 miliar.

Baca juga: Merger BTN Syariah dan Bank Muamalat Diduga Terkendala Kesepakatan Valuasi


Pertumbuhan itu selaras dengan pembiayaan yang tumbuh 20 persen menjadi Rp 39 miliar. Pertumbuhan pembiayaan disertai membaiknya kualitas pembiayaan menjadi 2,8 persen.

Menurut Nixon, terjaganya kinerja BTN Syariah disebabkan semakin minimnya pemain besar bank syariah di Indonesia. Pada saat bersamaan, BTN Syariah berhasil mencapai kinerja positif karena perbankan tersebut menyasar segmen perumahan dan konsumer.

"Kalau kita lihat UUS kinerjanya jauh lebih baik. Bisa dibilang sekarang player syariahnya udah nggak banyak. Tinggal BSI, punya kita dan nggak ada lagi yang di market hadir," ucapnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat