Industri Tekstil Terpukul Produk Impor, Asosiasi: Industri Petrokimia Hulu Ikut Terdampak
JAKARTA, - Sekretaris Jenderal Asosiasi Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas) Fajar Budiono mengatakan, turunnya kinerja industri tekstil dan produk tekstil (TPT) akibat serbuan produk impor ikut menyeret industri petrokimia hulu.
Fajar mencontohkan beberapa industri polyester telah menyatakan tutup, dan lainnya dapat segera menyusul jika kondisi tersebut terus memburuk.
"Permendag 8 serta beberapa kemudahan impor memukul habis-habisan industri TPT. Kemudian utilisasi industri polyester saat ini hanya 50 persen, titik di mana sulit untuk bisa mempertahankan operasional pabrik," kata Fajar dalam diskusi bertajuk "Permendag Nomor 8 Tahun 2024 Wujud Nyata Denormaalisasi Industri Petrokimia Nasiomal" di kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (8/7/2024).
Baca juga: Industri Tekstil Lesu, Menperin Minta Pelaku Usaha Tak Pesimistis
Fajar mengatakan, industri petrokimia saat ini hanya beroperasi 60-70 persen. Hal ini, kata dia, menyebabkan turunnya kebutuhan paraxyelene, Acetic Acid dan MEG secara paralel.
Selain itu, ia mengatakan, kapasitas produksi industri petrokimia sudah mencukupi untuk kebutuhan dalam negeri. Namun, terganggu dengan maraknya arus impor.
"Jadi terpaksa sebagian kita ekspor," ujarnya.
Berdasarkan hal tersebut, Fajar mendorong pemerintah membentuk tim yang bertugas memahami permasalahan di industri TPT dan Petrokimia mengingat industri ini berskala besar.
Ia juga mendorong pemerintah harus membuat kebijakan yang holistik yang dapat membantu tumbuh kembangnya industri hilir (tekstil dan plastik) mulai dari hulu (petrokimia), intermediates (polyester, filamen) hingga ke hulu.
"Kemudian membangun dan memperbaharui secara berkala road map industri yang membumi, dan menyerap aspirasi ekosistem industri secara langsung dan menggalakkan kembali kampanye Cinta Produk Dalam Negeri," ucap dia.
Baca juga: Bidik Pasar Sumatera Selatan, Supertex Tawarkan Ragam Kain bagi Pencinta Tekstil
Terkini Lainnya
- Percepat Produksi Hidrogen Hijau, PGE-Pertamina NRE Gandeng Perusahaan Prancis
- Perlu Dukungan Pemerintah untuk Menyediakan Modal Dasar Perolehan Dana Haji
- IBC Gandeng 2 Perusahaan China untuk Dorong Hilirisasi Tembaga
- Kemenko Perekonomian Dorong Pemerintahan Prabowo Lanjutkan Program Prakerja
- Anindya Bakrie Minta Bocoran ke Airlangga soal Kebijakan Ekonomi Prabowo
- Pemindahan ASN ke IKN, Menpan RB: Aksesnya Masih Berdebu, Presiden Minta Lebih Disempurnakan...
- Pengusaha Cermati Imbas Deflasi 5 Bulan Berturut-turut ke Daya Beli Masyarakat
- Mengenal Inovasi Teknologi yang Mengantarkan MIUBaby Raih 2 Penghargaan Bergengsi
- Cegah Aplikasi Temu Masuk Indonesia, Kemenkop UKM Minta 3 Kementerian Lain Bersinergi
- Tekan Inflasi Medis, Emiten Rumah Sakit BMHS Susun Standar Pelayanan Khusus
- Mengenal 3 Struktur APBD dan Penyusunannya
- Pemda Tak Maksimalkan CPNS "Fresh Graduate", Menpan RB: Pengadaan Jalan-Jembatan Memang Lebih Menarik...
- Inovasi Pengeringan Kopi Pakai Panas Bumi, PGE Raih Penghargaan ASEAN Renewable Energy Project Awards 2024
- Berinovasi lewat Produk dan Teknologi, MIUBaby Raih 2 Rekor Muri
- Gandeng BPDLH, BNI Salurkan Dana Bantuan untuk Program Lingkungan Hidup
- Proyeksi Terbaru Sri Mulyani soal Pertumbuhan Ekonomi Indonesia hingga Rupiah
- 10 Negara dengan Biaya Hidup Paling Terjangkau untuk Eskpatriat, Ada Indonesia
- BTN Batal Akuisisi Bank Muamalat
- Siap-siap, Mulai Besok Tarif Tol Surabaya-Mojokerto Naik
- Efisiensi: Satu-satunya Cara Jadi Negara Maju