Dampak Penguatan Dollar AS, Menko Airlangga: Harga Barang di Tokyo Lebih Murah dari Singapura
JAKARTA, - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan adanya penguatan dollar AS dalam beberapa hari terakhir ini berdampak pada nilai tukar rupiah yang tertekan.
Airlangga mengatakan, penguatan dollar AS juga mendorong pelemahan mata uang Jepang Yen. Saat ini nilai tukar 1 dollar AS setara dengan sekitar 160 yen.
“Jadi sekarang dollar-nya menguat, bukan rupiahnya yang melemah. Karena, kalau kita bandingkan yen itu lebih lemah lagi, 1 dollar AS 160 yen,” kata Airlangga di Main Hall BEI, Selasa (9/7/2024).
Baca juga: Penguatan Dollar AS Belum Berdampak pada Kenaikan Harga Kedelai Dalam Negeri
“Jadi rasanya harga barang di Tokyo relatif lebih murah dibanding negara lain, bahkan dengan Singapura,” ungkap dia.
Airlangga mengatakan, penguatan nilai dollar AS terhadap mata uang Jepang berdampak pada meningkatnya nilai ekspor Jepang. Ini terjadi karena pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan lebih rendah.
"Ini menjadi tantangan juga, dan menyebabkan ekspor (Jepang) menguat. Itu salah satu yang terjadi walaupun ekonomi global dipredikisi pertumbuhannya relatif lebih rendah atau dibawah 3 persen,” tambah dia.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membeberkan penyebab nilai tukar rupiah tertekan oleh dollar AS selama beberapa bulan terakhir.
Baca juga: Mungkinkah Rupiah Kembali ke Level Rp 15.000 per Dollar AS?
Tekanan ini utamanya disebabkan oleh sentimen global. Bendahara negara menjelaskan, tekanan terhadap rupiah datang dari arah kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed).
Tingkat suku bunga The Fed, yakni Fed Fund Rate, berada di level 5,5 persen diproyeksi belum akan turun dalam waktu dekat.
Terkini Lainnya
- 7 Peran BUMN dalam Perekonomian
- Kondisi Industri Manufaktur Sedang Disorot, Menperin: Tetap Jadi Penggerak Utama Ekonomi Nasional
- Seleksi PPPK 2024 Tak Pakai Passing Grade, Begini Penentuan Kelulusan Pelamar
- Harga Emas Terbaru Hari Ini 2 Oktober 2024 di Pegadaian
- Kadin Kubu Arsjad Akan Tetap Lanjutkan Langkah Hukum jika Kesepakatan Tak Dilaksanakan
- Naik Rp 12.000, Berikut Harga Emas Antam Hari Ini Rabu 2 Oktober 2024
- IHSG dan Rupiah Kompak Melemah di Awal Sesi Perdagangan
- Industri Fintech Lending Cetak Laba Rp 656,80 Miliar per Agustus 2024
- Truk Kelebihan Muatan Masih Langgar Aturan, Menhub: Saya Geregetan
- Harga Bahan Pokok Rabu 2 Oktober 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik, Cabai Rawit Merah Turun
- IHSG Diprediksi Lanjutkan Pertumbuhan, Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Hari Ini
- Kenaikan Harga Kopi Dunia Sumbang Inflasi September 2024
- Seleksi PPPK, Pelamar Diminta Perhatikan 2 Hal Ini Sebelum Mendaftar
- Wall Street Merosot Usai Peningkatan Ketegangan di Timur Tengah
- OJK: Ada Masyarakat Jual Data NIK untuk Buka Rekening Judi "Online"
- Mendag Tolak Usul Menperin soal Revisi Aturan Relaksasi Impor
- Utang Jatuh Tempo Menumpuk, DPR Ingatkan Potensi APBN Tekor di Tahun Pertama Prabowo-Gibran
- Bank DKI Sediakan Fasilitas Kredit untuk Karyawan Transjakarta
- Defisit APBN 2,7 Persen dari PDB, Menko Airlangga Sebut Masih Aman
- Gonjang-ganjing Kebijakan Impor, Menperin Usul Kembali ke Aturan Lama