pattonfanatic.com

Luhut: RI Butuh 800 Juta Bibit Kakao, Saat Ini Baru Tersedia 2 Juta

Ilustrasi kakao, buah kakao, pohon kakao.
Lihat Foto

JAKARTA, - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Indonesia membutuhkan 800 juta bibit kakao guna meningkatkan produksi kakao yang berkualitas dengan teknologi genomik.

Luhut mengatakan, saat ini Indonesia hanya memiliki 2 juta bibit kakao. Ia mengatakan, Taman Sains dan Teknologi Herbal dan Hortikultura (TSTH), Humbang Hasundutan di Sumatera Utara mampu mengejar target pemerintah tersebut.

Ia mengatakan, peningkatan bibit kakao ini bahkan telah dibahas dalam Rapat Terbatas (ratas) mengenai penambahan bibit-bibit pertanian.

Baca juga: Pengelolaan Kakao dan Kelapa Ada di Tangan BPDPKS

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (5/6/2024). /ADHYASTA DIRGANTARA Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (5/6/2024).

"Kakao itu butuh 800 juta bibit, kita hanya punya 2 juta bibit. Nah, itu bisa diprogram genomik di sini," kata Luhut dalam keterangan tertulis, Jumat (12/7/2024).

Luhut mengatakan, fasilitas TSHT ini tengah disiapkan untuk tahap kedua. Ia menargetkan pembangunan fasilitas TSHT ini rampung pada Maret 2025 dan diresmikan oleh Presiden Terpilih Prabowo Subianto.

Ia menjelaskan,  Prabowo juga akan mengetahui laporan tim terkait penambahan bibit kakao.

"Jadi nanti mungkin Presiden terpilih bisa meresmikan tempat ini pada bulan Maret, dan di situ juga ada hasil genomiknya yang bisa dilaporkan ke presiden terpilih," ujarnya.

Baca juga: Pecah Rekor, Harga Kakao Naik Dua Kali Lipat sejak Awal Tahun

Lebih lanjut, Luhut mengatakan, akan melaporkan kepada Presiden Jokowi terkait perkembangan pembangunan tahap kedua TSHT tersebut sehingga Presiden Jokowi dapat melihat langsung penambahan bibit pertanian.

"Pembangunan TSTH2 ini berjalan dan saya berterima kasih kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Ditjen Cipta Karya, BPPW Sumut, PT Nindya Karya, dan PT Vitrama Karya yang telah berupaya keras untuk melakukan percepatan pembangunan TSTH2 Tahap 2 ini,” ucap dia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat