“Urban Farming” Ala Warga Kelurahan Palmerah, Bertani di Atap Masjid...

JAKARTA, - Siapa sangka dengan menyulap atap masjid menjadi Urban Farming bisa membuat warga Kelurahan Palmerah tak hanya bisa mengonsumsi hasil panen secara gratis namun juga memberikan tambahan pendapatan.
Urban Farming yang merupakan kegiatan bercocok tanam di kawasan perkotaan dengan memanfaatkan lahan yang terbatas, menjadi salah satu pilihan yang bisa dilakukan masyarakat perkotaan untuk mendapatkan berbagai manfaat mulai dari menciptakan lahan hijau, mengurangi panas dan polusi udara, dan bonusnya adalah mendapatkan nilai keekonomian.
Hal inilah yang dirasakan oleh Kelompok Kebun Pertanian Perkotaan At-Taufiq RT 009 RW 017, Kelurahan Palmerah.
Ketua Kelompok Tani Kebun Pertanian Perkotaan At-Taufiq, Ahmat Djazuli menceritakan, awal kelompok kebunnya mengelola Urban Farming pada tahun 2018 silam. Saat itu kelompok pertaniannya mendapatkan undangan dari Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta untuk belajar mengenai Urban Farming.
Baca juga: “Urban Farming” Diharapkan Dorong Ekonomi Masyarakat
Selama kegiatan itu, semua peserta diberi edukasi mengenai cara pengelolaan Urban Farming hingga diberikan beberapa jenis bibit sayur-sayuran untuk dibawa pulang dengan harapan sosialisasi itu bisa langsung diimplementasikan oleh peserta.
Dari sanalah kelompok Kebun Pertanian Perkotaan At-Taufiq mempunyai modal untuk terjun bercocok tanam menggunakan konsep Urban Farming.
Namun lahan yang digunakan pertama kali adalah kawasan yang dekat dengan rumah-rumah warga yang minim dari cahaya matahari. Oleh karena itu produk-produk sayuran hidroponik yang sempat disemai tidak tumbuh optimal, sehingga kelompok kelompok Kebun Pertanian Perkotaan At-Taufiq memindahkan semua tanamannya ke kawasan taman yang tidak jauh dari lokasi sebelumnya.
Di taman itu, semua tanamanan hidroponik tumbuh subur. Kelompok tani itu bisa memanen 3-4 kali dalam waktu sebulan.
“Awalnya bibit yang kami tanami itu sayuran yang ditanam secara hidroponik seperti kangkung, bayam, pakcoy. Dan Alhamdulillahnya sukses tumbuhnya bahkan hasil panen kami pada saat itu bisa kami jual,” ujarnya saat ditemui , Sabtu (13/7/2024).
Namun tak selang berapa lama, kelompok tani itu mendapat teguran dari Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Kecamatan Palmerah karena semua produk sayurnya ditanam di wilayah taman. Alasannya karena lahan yang peruntukkanya untuk taman tidak cocok untuk tanaman produktif sayur-sayuran.
Ahmat Djazuli yang juga merupakan pengurus masjid At-Taufiq, memiliki ide untuk memanfaatkan atap masjid itu. Lokasi masjid itu pun tidak jauh dari kawasan taman sebelumnya.
“Karena untuk tanaman yang produktif yang direkomendasikan adalah harus di kawasan yang jauh dari jangkauan anak-anak, terus yang mendapatkan banyak cahaya. Nah saya berpikir bagaimana kalau dipakai atap masjid saja,” ungkapnya.
Pada 2019, Djazuli bersama anggota kelompok tani lainnya mulai mengubah atap masjid yang awalnya penyimpanan seng hingga barang-barang lain yang tak terpakai, menjadi kawasan Urban Farming.
Di atas lahan yang memiliki panjang 15 meter dan lebar 10 meter itu ditanami tumbuhan sayur-mayur serta buah-buahan. Pihaknya juga mulai mendapatkan banyak jenis bibit baru mulai dari tomat cheery, timun suri, cabai, hingga anggur.
Semua tanamannya tumbuh subur. Dia menyebutkan timur suri hasil produksi kelompok tani itu pernah sampai mencapai bobot 3,8 kilogram beratnya hanya untuk 1 buah saja.
Terkini Lainnya
- [POPULER MONEY] Jadwal dan Cara Cek PenerimaBansos BPNT 2025 | DPR dan Ditjen Pajak Sepakati Gunakan 2 Sistem Perpajakan
- Ketika Lampu Redup dan AC Semakin Hangat di Kementerian BUMN…
- Rahasia Sukses Menurut Steve Jobs: Bukan Soal Bakat, tapi Cara Berpikir
- Muslim LifeFair Bakal Digelar di Revo Mall Bekasi, Tawarkan Diskon hingga 70 Persen
- Dana IPO Bukalapak Parkir di Instrumen Investasi, Benarkah Akan Berubah Haluan?
- PLN Pastikan Sisa Token Listrik Diskon 50 Persen Tidak Hangus Meski Periode Promo Berakhir
- Bahlil Pertimbangkan Aturan Wajibkan Eksportir Batu Bara Gunakan HBA
- Pertamina Produksi 14,5 Juta Barrel BBM Rendah Sulfur untuk Kapal
- Mengapa Orang Kaya Rela Bayar Mahal untuk Terbang dengan Jet Pribadi?
- Tol Terpeka, Tol Terpanjang di Indonesia yang Mendukung Konektivitas Sumatera
- Isu Pengurangan Karyawan Imbas Efisiensi Anggaran, Ini Penjelasan RRI
- KAI Daop 1 Tutup Perlintasan Liar di Lintas Batuceper-Tanah Tinggi
- "Upgrade" Sistem Selesai, BSI Sebut Layanan Aplikasi BYOND Telah Normal
- Menteri Rosan: Insya Allah Danantara Bisa Diluncurkan Dalam Waktu Dekat ...
- Cara Beli Tiket Kereta Api Lebaran 2025 secara Online
- Ketika Lampu Redup dan AC Semakin Hangat di Kementerian BUMN…
- [POPULER MONEY] Menhub Berkantor 3 Hari di IKN | Promo Tiket Kereta
- Watsons Buka Gerai Baru di Icon Bali Mall, Ada Diskon 50 Persen
- Siapa Mukesh Ambani yang Habiskan Rp 10 Triliun buat Nikahkan Anaknya?
- Berapa Gaji yang Didapat Gibran setelah Resmi Jadi Wapres?
- Tingkatkan Layanan, KALOG Express Beroperasi Setiap Hari